Menyingkap Berita Tanpa Ditutup Tutupi
Home » , » 34 Korban Keracunan Masih di RS

34 Korban Keracunan Masih di RS

Written By Dre@ming Post on Senin, 10 Februari 2014 | 7:29:00 AM

Korban keracunan massal usai santap nasi bungkus di lokasi upacara pembakaran jenazah Makinsan ring Gni keluarga Putu Rai Joni di Banjar Pamaruan, Desa Pakraman Patemon, Kecamatan Seririt, Buleleng, Sabtu (8/2) mencapai 75 orang. Dari 75 korban keracunan tersebut, sebanyak 34 orang di antaranya masih dirawat inap. Gbr Ist
SINGARAJA - Korban keracunan massal usai santap nasi bungkus di lokasi upacara pembakaran jenazah Makinsan ring Gni keluarga Putu Rai Joni di Banjar Pamaruan, Desa Pakraman Patemon, Kecamatan Seririt, Buleleng, Sabtu (8/2) mencapai 75 orang. Dari 75 korban keracunan tersebut, sebanyak 34 orang di antaranya masih dirawat inap di sejumlah rumah sakit di Buleleng, Minggu (9/2).

Data terakhir yang dihimpun, Minggu kemarin, dari total 75 korban keracunan yang dilarikan ke rumah sakit ini, sebanyak 55 orang di antaranya dirawat di RS Santi Graha Seririt. Sedangkan 20 korban keracunan lainnya disebar ke tiga rumah sakit berbeda, masing-masing RS Kerta Husadha Singaraja (9 korban), RS Parama Sidhi Singaraja (6 korban), dan RSUD Buleleng di Singaraja (5 korban). Sebagian besar dari 75 korban keracunan massal ini sudah dibolehkan pulang dari rumah sakit pasca mendapat penanganan, Sabtu malam. Hingga Minggu kemarin, tercatat tinggal 34 pasien korban keracunan yang dirawat di di rumah sakit. Terbanyak dirawat di RS Santi Graha Seririt (20 pasien korban keracunan), disusul 6 pasien di RS Parama Sidhi Singaraja, 4 pasien di RS Kerta Husadha Singaraja, dan 4 pasien di RSUD Buleleng.

Sedangkan 41 pasien korban keracunan yang telah diizinkan pulang dari rumah sakit, dengan alasan kondisi mereka sudah membaik. Sementara yang masih menjalani rawat inap, karena kondisi badannya masih lemas. “Sekarang tinggal 20 pasien (korban keracunan) yang masih rawat inap di RS Santi Graha ini. Sisanya sudah pulang, ada yang memang hanya rawat jalan. Kalau yang masih rawat inap itu, mungkin karena diare,” ungkap Humas RS Santi Graha, Sri Wahyuni, Minggu pagi. Pasien korban keracunan yang masih dirawat di RS Santi Graha kemarin, bukan hanya orang dewasa, namun beberapa di antaranya anak-anak. Salah satunya, Ni Komang Indah, 3,5. Bocah peremnpuan berusia 3,5 tahun ini jadi korban keracunan, karena ikut menikmati nasi bungkus yang dibuat pihak keluarga yang melaksanakan upacara pemkabaran jenazah, hari Sabtu.

“Kemarin itu (Sabtu) Komang Indah diajak sama neneknya ke setra saat pembagian nasi bungkus. Dia pun ikut dikasi makan sama neneknya. Bukan hanya dia yang keracunan, neneknya juga ikut keracunan,” cerita kakak kandung Komang Indah, I Putu Arjana, saat menunggui adiknya di RS Santi Graha, Minggu kemarin. Sementara itu, penyebab pasti keracunan massal pasca santap nasi bungkus di Setra Desa Pakraman Patemin ini belum diketahui. Jajaran Polsek Seririt telah meminta keterangan 7 saksi terkait musibah ini. Dari hasil penyelidikan sementara, polisi belum menemukan ada faktor kesengajaan dalam perisitwa ini. “Kita belum bisa simpulkan, ini harus menunggu hasil uji lab forensik. Kalau faktor kesengajaan, saya rasa tidak ada. Karena, nasi bungkus ini dibuat untuk mereka (keluarga yang punya upacara) juga. Buktinya, mereka yang memasak nasi bungkus tersebut juga ikut keracunan,” terang Kanit Reskrim Polsek Seririt, AKP Made Dwi Wirawan, saat dikonfirmasi kemarin.

Menurut Dwi Wirawan, petugas Lab Forensik Mabes Polri Cabang Denpasar sudah turun ke Desa Patemon mengambil beberapa sampel untuk diteliti. Sampel yang diambil, antara lain, urine korban keracunan dan sisa muntahan mereka. Sisa nasi bukungus dan air yang diminum para korban juga diambil sampelnya. Demikian pula air yang sebelumnya dipakai untuk memasak nasi bungkus. “Sampel tersebut sudah dibawa ke Denpasar untuk diuji Labfor. Mungkin paling cepat seminggu baru ketahuan hasilnya. Ya, kita tunggu saja hasilnya. Tapi, kita di lapangan sudah minta keterangan tujuh saksi,” jelas Dwi Wirawan. Upaya yang sama juga dilakukan pihak Dinas Kesehatan Buleleng dan Dinas Kesehatan Provinsi Bali. Tim yang dikoordinasukan Kabid Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr Gede Wira Sunetra, Minggu kemarin terjun ke RS Santi Graha Seririt.

Kepada kami, dr Gede Wira Suinetra mengatakan pihaknya sedang mengumpulkan sampel-sampel yang dibutuhkan dalam penelitian nanti. Selain diteliti di laboratorium milik Pemprov Bali, kata Wira Sunetra, sampel yang diambil juga bakal diserahkan kepada BPOM untuk diteliti. “Kalau (keracunan massal) dibilang akibat virus atau bakteri, belum tentu juga. Sebab, para korbannya sampai mengeluarkan darah saat diare. Kemungkinan ada Amuba yang berasal dari daging ayam. Tapi, ini juga belum pasti, makanya kita sekarang ambil sampel dulu untuk diteli,” papar Wira Sunetra. Disinggung dugaan penyebab keracunan karena bahan mie yang kadaluarsa, menurut Wira Sunetra, pihaknya sudah mengambil sampel mie yang digunakan sebagai lauk nasi bungkus. Dari sampel itu diketahui, mie kriting yang dipakai masa kadaluarsanya masih panjang sampai 2015. “Dugaa mie sebagai penyebab keracunan, saya kira tidak.

Sebab, masa kadaluarsanya sampai tahun 2015, masih panjang itu. Makanya, kecurigaan kita mengarah ke daging ayam yang diduga ada Amuba-nya itu,” tandas Wira Sunetra. Puluhan korban keracunan sendiri, sebagaimana diberitakan, santap nasib bungkus di Setra Desa Pakraman Patemon, Sabtu lalu. Beberapa jam kemudian, mereka bertumbangan hingga dilarikan ke sejumlah rumah sakit berbeda. Para korban yang santap nasi bungkus berisi lauk sayur, mie goreng, dan ayam sisit tersebut mengalami gejala yang sama: pusing, mual, muntah, hingga diare. Prosesi pengutangan jenazah almarhum Gede Candra ke Setra Desa Pakraman Patemon pagi itu dimulai sekitar pukul 9.30 Wita. Sesuai tradisi, pihak keluarga yang punya upacara harus menyediakan makan bagi krama yang mebantu dalam prosesi pengutangan. Demikian juga bagi Sekaa Angklung yang dilibatkan selama prosesi pengutangan. Kala itu, pihak keluarga duka menyiapkan sekitar 250 bungkus nasi. Sekitar pukul 10.00 Wita, pihak keluarga duka membagi-bagikan ratuan nasi bungkus yang disiapkan tersebut di setra.

Awalnya, tidak terjadi apa-apa. Namun, sekitar pukul 11.00 Wita, gejala keracunan mulai dirasakan kalangan anak-anak yang ikut santap nasi bungkus. Para orangtua semula mengira anak mereka muntah akibat makanan yang dibeli di warung. Namun, mereka kemudian yakin petaka itu akibat nasi bungkus. Pasalnya, semakin sore jumlah korban keracunan terus bertambah. Aparat desa pun turun tanga bantu melarikan warganya yang jadi korban keracunan ke rumah sakit.


sumber : NusaBali
Share this article :

Dunia Bintang School

Visitors Today

Recent Post

Popular Posts

Hot Post

Dua Pemancing Tergulung Ombak Di Tanah Lot Masih Misteri

Dua Orang Hilang di Lautan Tanah Lot, Terungkap Fakta: Istri Melarang dan Pesan Perhatikan Ombak TABANAN - Sekitar sembilan jam lamany...

 
Support : Dre@ming Post | Dre@aming Group | I Wayan Arjawa, ST
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Bali - All Rights Reserved
Template Design by Dre@ming Post Published by Hot News Seventeen