Menyingkap Berita Tanpa Ditutup Tutupi
Home » , » Nyepi, Emisi Gas di Bali Turun 33 Persen

Nyepi, Emisi Gas di Bali Turun 33 Persen

Written By Dre@ming Post on Jumat, 12 April 2013 | 7:51:00 AM

Gbr Ist - Menurut Edvin, penelitian ini dilakukan dengan dua metoda. Pertama, penelitian langsung di Denpasar dengan menggunakan alat digital Wolf Pack Area Monitor dan Continous Analyzer IRIS 4600. Alat ini mengukur konsentrasi gas rumah kaca per jam, dengan parameter untuk karbondioksida (CO2) dan nitrogendioksida (NO2)
JAKARTA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan pada saat perayaan Hari Raya Nyepi di Pulau Bali, terjadi penurunan emisi gas rumah kaca sebanyak 33 persen. Hal ini disebabkan tidak adanya aktivitas apapun di Pulau Dewata tersebut pada perayaan Nyepi.

"Kesimpulannya, terjadi penurunan CO2 dan N2O pada saat perayaan Nyepi, yang mencapai 33 persen. Ini bukti bahwa aktivitas manusia bisa meningkatkan emisi gas rumah kaca," kata Edvin Aldrian, Kepala Pusat Perubahan Iklim dan Kualitas Udara BMKG, di Gedung BMKG, Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (11/4/2013).

BMKG meneliti lima daerah di Pulau Bali, yaitu Denpasar, Bedugul, Karangasem, Singaraja, dan Negara. Dari kelima daerah tersebut, kawasan Negara merupakan daerah yang memiliki tingkat penurunan emisi gas rumah kaca tertinggi pada perayaan Nyepi, dibandingkan pada hari biasa. "Penurunan terbesar berasal di daerah Negara, mencapai 80 persen," ujar Edvin.

Edvin mengatakan Bali dipilih menjadi lokasi penelitian terkait dampak aktivitas manusia pada emisi gas rumah kaca, karena daerah ini merupakan sebuah pulau yang memiliki satu hari penuh manusia berhenti beraktivitas. "Bila dipilih Jakarta, seandainya pun masyarakat Jakarta bisa berhenti aktvitias, tapi hasil emisi bisa dipengaruhi dari masyarakat di Bogor ataupun Tanggerang. Sedangkan Bali itu sebuah Pulau, cukup terisolasi," tuturnya.

Menurut Edvin, penelitian ini dilakukan dengan dua metoda. Pertama, penelitian langsung di Denpasar dengan menggunakan alat digital Wolf Pack Area Monitor dan Continous Analyzer IRIS 4600. Alat ini mengukur konsentrasi gas rumah kaca per jam, dengan parameter untuk karbondioksida (CO2) dan nitrogendioksida (NO2).

Sedangkan metoda kedua diterapkan di empat daerah penelitian lainnya. "(Yaitu) menggunakan teknik sampling flask sampler pada pukul 14.00 WITA saat pada hari raya Nyepi , dan analisis laboraturium untuk sampel menggunakan metode Gas Chormatography," ujar Edvin.

sumber : KOMPAS
Share this article :

Dunia Bintang School

Visitors Today

Recent Post

Popular Posts

Hot Post

Dua Pemancing Tergulung Ombak Di Tanah Lot Masih Misteri

Dua Orang Hilang di Lautan Tanah Lot, Terungkap Fakta: Istri Melarang dan Pesan Perhatikan Ombak TABANAN - Sekitar sembilan jam lamany...

 
Support : Dre@ming Post | Dre@aming Group | I Wayan Arjawa, ST
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Bali - All Rights Reserved
Template Design by Dre@ming Post Published by Hot News Seventeen