Bali - Pada hari Minggu tanggal 19 Juni 2011 diadakan Jambore PNF - PAUDNI tingkat propinsi, dilaksanakan di Gedung BPG dekat lapangan Pegok Sesetan. Sedianya lomba yang diselenggarakan dengan mempertandingkan 15 jenis perlombaan diikuti oleh kabupaten di Bali yaitu : Badung, Denpasar, Gianyar, Karangasem, Buleleng, Tabanan, Jembrana, Klungkung. Namun ada saja kabupaten yang mengirimkan hanya 4 peserta, tahu kabupaten apa itu?. Gianyar. Kepala Disdikpora Bali yang akrab dipanggil pak Anom menanyakan : "Apa nggak salah itu?". Kepada ketua UPT SKB Propinsi Bali. Dijawab oleh peserta Gianyar tapi kami mengirim wakil Buta Aksara.
Kejadian yang tergolong langka ini akan di follow up ke Bupati kenapa sampai seperti ini, begitu tegas
Mantan Kepala Sekolah SMA 1 Denpasar ini.
Mantan Kepala Sekolah SMA 1 Denpasar ini.
Dibandingkan dengan peserta dari kabupaten lain seperti Badung mengirimkan 13 Peserta, Denpasar paling lengkap mengirimkan 15 peserta dan seterusnya.
Yang "menggelikan" Gianyar mengirimkan juri untuk pengelola kursus yang notabene dari kalangan swasta pemilik Bayu Komputer. Pak Ketut Rahayu namanya. Pertanyaan yang kemudian muncul kenapa yang bersangkutan ini dikirim sebagai juri kenapa nggak sebagai peserta?.
Salah satu peserta yang merupakan Bos Dre@ming Media sampai mengajak berkali-kali Pak Rahayu ini untuk menuju tempat perlombaan, "Saya kira dia peserta, eh ternyata Juri apa nggak salah tu..."
Berikut wawancara eksklusif Dre@ming Post dengan I Wayan Arjawa, ST. bos Dre@ming Media:
Dre@ming Post : Bapak ikut dalam perlombaan ini ya?.
I Wayan Arjawa, ST. : Ya, saya ikut untuk mewakili Badung, karena Dre@ming Media menjadi Juara di Badung kategori pengelola kursus.
Dre@ming Post : Bapak kecewa ya?
I Wayan Arjawa, ST. : Ya, saya kecewa karena saya peserta, coba kalo pelawak pasti kecawa.....
Dre@ming Post : Ha..ha.. bisa saja. Bagaimana perasaan bapak waktu mengikuti lomba?
I Wayan Arjawa, ST. : Biasa saja, santai cuma saya sedih karena PowerPoint yang saya buat semalaman tidak jadi bisa di tunjukkan dan dipresentasikan karena peralatan Laptop yang disediakan panitia ternyata rusak dan tidak Bisa dipakai.
Dre@ming Post : Kenapa bapak tidak memakai Laptop Bapak?
I Wayan Arjawa, ST. : Nah, itu dia yang semakin membikin saya kecewa, sudah bawa berat-berat dari Rumah eh... ternyata colokan VGA yang disediakan panitia tidak mau masuk kedalam VGA laptop saya.
Dre@ming Post : Lho ... kok bisa begitu berarti itu kesalahan panitia donk?
I Wayan Arjawa, ST. : Ya... ya.. lah masak yaa... yaa.. donk... Itu kesalahan panitia tapi juri kan tidak mau tahu, padahal powerpint yang saya buat mengkombinasikan 3 software yaitu: Microsoft Powerpoint, Adobe Photoshop dan Flash dengan sajian animasi yang sangat memukau. Jadi saya pastikan peserta yang lain tidak akan membuat prosentasi sebagus dan serumit ini. Tapi ya gimana lagi ternyata teknis yang menentukan.
Dre@ming Post : Secara materi bapak siap?
I Wayan Arjawa, ST. : Seribu persen saya siap, bahkan isi buku itu sudah di godok di Kabupaten tentang sistematika penulisan, tata bahasa, dan lain-lain.
Dre@ming Post : Lalu Bagaimana dengan juri?
I Wayan Arjawa, ST. : Para juri kelihatannya hanya memberikan penilaian saat presentasi saja, dan cendrung tidak meguasai materi dari peserta. Mestinya 80% nilai sudah masuk saat buku disetorkan sedangkan 20%nya dari presentasi sehingga, tidak terkesan buku yang telah teruji lama hanya sirna oleh presentasi yang 20 menit itupun dimatikan dengan kesalahan teknis dan ketidak siapan panitia.
Dre@ming Post : Dari ketiga juri bapak ada yang kenal?
I Wayan Arjawa, ST. : Ha.. ha... ha.. ada Pak Ketut Rahayu namanya itu dulu saya yang mengeksplore perusahaannya Bayu Computer, saya kira dia itu peserta tadi saya sempat berkali-kali ajak ke ruang lomba. Ehhh.. ternyata dia Juri, apa nggak salah itu?. Saya lama kenal dia, saya tahu kemampuannya. Seandainya saya juri dia peserta mungkin itu lebih masuk akal. Saya betul-betul geli melihat kejadiaan ini memang sih kita sama-sama dari dunia Profesional siapapun bisa jadi juri, dan siapapun bisa jadi peserta. Namun yang pasti satu keinginan kita harus sama yaitu sama-sama ingin mengharumkan nama Bali. Juri berperan memilih peserta yang mampu mewakili bali di tingkat nasional serta menjadi juara, dan peserta bekerja estra keras untuk membawakan dan membuat materi terbaik.
Dre@ming Post : Ada pesan mungkin untuk teman bapak itu?
I Wayan Arjawa, ST. : Saya berpesan dan berharap agar dia (Pak Rahayu) jadi peserta dulu ikut lomba bareng saya jangan jadi juri dulu. Jadi juri itu jauh lebih gampang dari pada peserta. Juri hanya berperan ketika penilaian sedangkan peserta bekerja exstra keras menyusun buku, pembinaan, belum lagi terkendala teknis peralatan rusak dan lain-lain. Jadi sekali lagi saya berpesan kita sama-sama dari dunia profesional, ingin mengharumkan nama Bali, memajukan pendidikan non formal, membantu pemerintah mengentaskan kemiskinan lewat usaha yang kita bikin. Jadi janganlah jadi pengecut, seolah pintar atau sok pintar. Saya ingin melihat anda (Pak Ketut Rahayu) untuk jadi peserta melawan saya di tahun 2012 bukan sebagai juri. Agar nggak jauh panggang dari api. Mohon maaf kata saya agak keras, ini saya lakukan demi majunya pendidikan di Bali khususnya dan di Indonesia Umumnya.
Dre@ming Post : Bapak mempunyai pesan untuk juri lain dan panitia?
I Wayan Arjawa, ST. :Ya pesan saya kepada Juri, pelajari naskah dari peserta apa yang dinilai harus betul-betul anda kuasai. Jangan hanya memberikan penilaian saat presentasi saja. Minimal 80% nilai sudah masuk dari buku yang disetorkan sedangkan 20% anda ambil dari presentasi agar kalau ada kendala teknis seperti laptop rusak, proyektor nggak cocok tidak terlalu signifikan dalam penilaian. Sehingga menghasilkan juara yang qualified bukan juara kebetulan atau aji mumpung. Karena saya melihat bahwa juri sama sekali tidak menguasai materi peserta, bagaimana bisa memberikan penilaian yang obyektif. Sedangkan untuk panitia saya berharap teknis adalah tanggung jawab anda jadi jangan sampai teknis menjadi malapetaka bagi peserta, sebagai contoh laptop harus sudah nyala dan terhubung dengan proyektor serta beroperasi secara baik sebelum peserta masuk ruang penjurian. Mungkin itu saran dari saya mohon maaf jika ada kata yang kasar dan tidak berkenan saya lakukan ini demi majunya pendidikan di Bali khususnya dan di Indonesia pada umumnya.
Dre@ming Post : Terima kasih pak atas waktunya. Tahun depan ikut lomba lagi Pak?
I Wayan Arjawa, ST. :Pasti
Dre@ming Post______
Yan Andie