Headlines News :
Home » » Menyantap Nasi Bungkus, Ratusan Bocah Keracunan di Tabanan

Menyantap Nasi Bungkus, Ratusan Bocah Keracunan di Tabanan

Written By Dre@ming Post on Senin, 13 Juni 2011 | 9:53:00 AM

Senin, 13 Juni 2011, 09:19

TABANAN - Musibah keracunan massal anak sekolah bukan hanya menimpa 79 siswa di SDN 2 Pendem, Desa Pendem, Kecamatan Jembrana, Sabtu (11/6). Pada hari yang sama, ratusan siswa TK, SD, guru pengajar, plus prajuru desa juga keracunan setelah menyantap nasi bungkus pasca acara perpisahan kelas VI SDN 4 Angseri, Desa Angseri, Kecamatan Baturiti, Tabanan. Sebanyak 18 korban keracunan di antaranya harus dirawat inap di puskesmas dan rumah sakit.

Data yang dihimpun di RSUD Tabanan, Minggu (13/6), total korban keracunan
pasca menyantap nasi bungkus dalam acara perpisahan di SDN 4 Angseri mencapai 124 orang. Mereka terdiri dari 6 siswa TK, 89 siswa SD, 8 guru, 4 istri kepala dusun, 4 orang perwakilan adat, dan 3 prajuru adat. Dari jumlah itu, 4 korban harus menjalani rawat inap di RSUD Tabanan, 14 korban rawat inap di Puskesmas Tabanan III, dan 106 korban lainnya dibolehkan pulang alias hanya rawat jalan.

Seluruh korban sebelumnya mendapatkan nasi bungkus yang berisi daging ayam, mie, dan sayur kul yang dibuat warga setempat. Selesai acara perpisahan kelas VI SDN 4 Angseri hari itu, nasi bungkus dibagikan kepada para siswa dan dibawa pulang ke rumah masing-masing. Setibanya di rumah masing-masing, nasi bungkus tersebut ada yang dimakan sendiri oleh para siswa, ada pula yang disantap keluarganya.

Berselang 2 jam setelah menyantap nasi bungkus yang dibagikan usai acara perpisahan di sekolah itu, para korban mulai mengalami gejala keracunan. Gejalanya pun hampir sama: pusing, mual-mual, muntah, hingga tubuhnya jadi lemas. Para korban yang keracunan di rumahnya masing-masing itu pun dilarikan ke RSUD Tabanan secara bergelombang untuk mendapatkan perawatan medis. Dari total 123 korban keracnunan, sebanyak 14 orang di antaranya harus menjalani rawat inap di Puskesmas Tabanan III, sementara 4 korban lainnya dirawat inap di RSUD Tabanan. Sedangkan 106 korban keracunan lainnya sudah dibolehkan pulang ke rumahnya masing-masing, Sabtu malam.

Komang Krisna Antajaya Saputra, 9, termasuk bocah SDN 4 Angseri yang harus menjalani rawat inap di RSUD Tabanan. Krisna Antajaya mengisahkan, berselang 2 jam setelah menyantap nasi bungkus, dirinya merasakan kepala pusing, disertai mual-mual. “Bahkan, saya sampai muntah-muntah,” tutur bocah kelas IV SDN 4 Angseri ini kepada di RSUD Tabanan, Minggu kemarin.

Bukan hanya bocah Krisna Antajaya yang pusing, mual, disertai muntah-muntah. Hampir semua korban keracunan nasi bungkus hari itu juga mengalami gejala yang sama, hingga mereka dilarikan keluarganya masing-masing ke RSUD Tabanan. Menurut Humas RSUD Tabanan, I Made Suarjaya, pihaknya semula menerima 123 pasien keracunan dari acara perpisahan SDN 4 Angseri. Mereka tiba di RSUD Tabanan, Sabtu siang sekitar pukul 14.30 Wita dan menjalani perawatan hingga pukul 20.00 Wita. Sebanyak 106 pasien di antaranya telah dibolehkan pulang malam itu, sedangkan 17 korban lainnya harus menjalani rawat inap.

Karena kamar perawatan di RSUD Tabanan sudah penuh, kata Made Suarjaya, sebanyak 13 korban keracunan di antaranya dialihkan rawat inap di Puskesmas Tabanan III. Sedangkan 4 pasien keracunan yang dirawat inap di RSUD Tabanan masing-masing Ni Made Widiari, 11, I Komang Krisna Antajaya Saputra, 9, Ni Wayan Suandewi, 11, dan I Ketut Karisma, 8. “Ada 106 pasien keracunan yang sudah dibolehkan pulang tadi malam (Sabtu), sementara sisanya harus rawat inap,” terang Suarjaya.

Minggu kemarin, seluruh 4 pasien keracunan yang sempat rawat inap di RSUD Tabanan telah dibolehkan pulang. Sedangkan dari 13 korban keracunan yang sempat rawat inap di Puskesman Tabanan III, sebanyak 9 pasien di antaranya sudah dibolehkan pulang kemarin, karena kondisinya telah pulih.

Namun, ada tambahan satu pasien keracunan lagi yang baru masuk ke Puskesmas Tabanan III, kemarin pagi. Dia adalah I Komang Dimas, 7, siswa kelas II SDN 4 Angseri. Sebetulnya, pasien Komang Dimas sebelumnya sempat masuk RSUD Tabanan, namun dibolehkan pulang Sabtu malam setelah mendapatkan perawatan hingga pukul 20.00 Wita. Hanya saja, setibanya di rumah, bocah ini kembali merasakan pusing, muntah-muntah, disertai diare. Orangtuanya pun kembali mengajak Komang Dimas ke Puskesmas Tabanan III hingga harus menjalani rawat inap hingga tadi malam. Menyusul kasus keracunan massal pasca perpisahan siswa kelas VI SDN 4 Angseri ini, Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti langsung menginstruksikan jajarannya untuk bergerak. Wakil Bupati Komang Gede Sanjaya dan Sekkab Tabanan Nengah Judiana secara khsusus diperintahkan untuk meninjau korban keracunan massal. Sedangkan Tim Medis juga sudah mengambil sampel nasi bungkus dan sisa muntahan para korban keracunan untuk diteliti. Bahkan, usap dubur pasien keracunan juga diambil sampelnya guna mengetahui penyebab pasti musibah keracunan massal yang tergolong kejadian luar biasa ini.

Sementara, Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Tabanan, dr Nyoman Sumiarta, mengatakan pihaknya masih meneliti penyebab keracunan massal ini. Hasil uji sampel, kata dia, baru bisa diketahui 4-5 hari ke depan. “Keracunan bisa disebabkan banyak hal. Mungkin nasinya terkontaminasi bakteri, atau bisa juga karena pengolahan makanan yang kurang sehat. Kita msih lakukan penelitian,” ujar dr Sumiarta saat ditemui di Puskesmas Tabanan III, Minggu kemarin.

Dijelaskan dr Sumiarta, dari 14 pasien yang dirawat inap di Puskesmas Tabanan III, sebanyak 9 orang di antaranya sudah dipulangkan. Bagi pasien yang masih muntah-muntah dan diare, mereka belum dibolehkan pulang sebelum kondisi kesehatan mereka membaik. “Peristiwa keracunan ini termasuk kejadian luar biasa, semua perawatan pasien gratis,” tandas dr Sumiarta.

Ini merupakan kasus keracunan massal kedua yang menimpa anak sekolah di Bali sejak Sabtu pagi. Pada hari yang sama, sebanyak 79 siswa SDN 2 Pendem, Desa Pendem, Kecamatan Jembrana, juga dilarikan ke RSUD Negara setelah keracunan dengan gejala pusing, mual, muntah-muntah hingga tubuhnya lemas, pasca menyantap nasi bungkus saat acara perpisahan di sekolahnya.

Sejatinya, siswa yang menyantap nasi bungkus saat acara perpisahan di SDN 2 Pendem pagi itu mencapai 208 orang, dari kelas I hingga kelas IV. Hanya saja, hingga Sabtu sore, baru 79 korban keracunan yang dilarikan ke RSUD Negara. Menurut Kepala Sekolah (Kepsek) SDN 2 Pendem, Wayan Suarka, nasi bungkus dengan lauk ayam yang dibungkus kertas minyak yang kemudian diduga sebagai penyebab keracunan massal itu dipesan dari penjual di sekitar sekolah. Sementara itu, 29 orang dari total 79 siswa korban keracunan pasca acara perpisahan di SDN 2 Pendem, Jembrana, hingga Minggu kemarin masih dirawat di RSUD Negara. Sedangkan 50 bocah SD korban keracunan lainnya, sudah dibolehkan pulang ke rumah masing-masing.

Kasat Reskrim Polres Jembrana, AKP I Ketut Suparta, mengatakan pihaknya hingga Minggu kemarin belum mendapat laporan dari korban terkait kasus keracunan massal 79 siswa SDN 2 Pendem. Namun demikian, mengingat peristiwa ini termasuk kasus menonjol, kepolisian langsung memintai keterangan berbagai pihak terkait. “Penjual nasi bungkus yang dikonsumsi para murid saat acara perpisahan di SDN 2 Pendem juga kita mintai keterangannya,” jelas Ketut Suparta secara terpisah di Negara, Minggu kemarin.

Sedangkan Kepsek SDN 2 Pendem, Wayan Suarka, mengakui pihaknya masih menunggu hasil uji laboratorium atas sampel sisa makanan yang dikonsumsi para korban keracunan, serta sampel muntahan dari korban. “Saat ini, kami juga masih koordinasi dengan dokter dan menunggu hasil pemeriksaan laboratorium,” terang Wayan Suparta kepada di sela-sela menjenguk 29 siswa korban keracunan di RSUD Negara kemarin.

sumber : NusaBali
Share this article :

Total Kunjungan


Visitors Today

Recent Post

Foto Display

Loading...

Popular Posts

Berita Terkini

 
Support : Dre@ming Post | Dre@aming Group | I Wayan Arjawa, ST
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Bali - All Rights Reserved
Template Design by Dre@ming Post Published by Hot News Seventeen