 |
| Adi Wiryatama paling kanan - Berdasarkan hasil pleno KPU Provinsi yang digelar di Hotel Goodway, Desa Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan,Badung, Rabu (23/4) hingga Kamis (24/4), angka Bilangan Pembagi Pemilih (BPP) kursi DPRD Bali untuk Dapil Tabanan tertinggi di antara 9 daerah pemilihan. Angka BPP (harga kursi) DPRD Bali Dapil Tabanan mencapai 48.129. Nyoman Adi Wiryatama merupakan caleg jawara di Dapil Tabanan, dengan memperoleh 51.574 suara. |
DENPASAR - Kendati KPU Provinsi belum menetapkan calon legislatif (caleg) terpilih DPRD Bali hasil Pileg 2014, namun sudah ketahuan peraih 55 kursi dari 9 Dapil. Harga kursi di masing-masing Kabupaten/Kota se-Bali pun sudah bisa dihitung. Harga kursi di Dapil Tabanan tercatat paling mahal, tembus 48.129 suara.
Berdasarkan hasil pleno KPU Provinsi yang digelar di Hotel Goodway, Desa Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan,Badung, Rabu (23/4) hingga Kamis (24/4), angka Bilangan Pembagi Pemilih (BPP) kursi DPRD Bali untuk Dapil Tabanan tertinggi di antara 9 daerah pemilihan. Angka BPP (harga kursi) DPRD Bali Dapil Tabanan mencapai 48.129. Nyoman Adi Wiryatama merupakan caleg jawara di Dapil Tabanan, dengan memperoleh 51.574 suara.
Mantan Bupati Tabanan dua kali periode yang kini Sekretaris DPD PDIP Bali ini pun melampau angka BPP. Adi Wiryatama sekaligus tampil sebagai caleg peraih suara terbanyak se-Bali untuk kursi DPRD Provinsi dalam Pileg 2014---lanjutkan dominasi Made Arimbawa (PDIP Dapil Tabanan di Pileg 2004) dan Wayan Sukaja (PDIP Dapil Tabanan di pileg 2009).
Sedangkan harga kursi termahal kedua berada di Dapil Gianyar, dengan akumulasi BPP 47.028 suara. Di Dapil Gianyar, sebenarnya hanya diperebutkan 6 kursi DPRD Bali. Namun, harga kursi menjadi mahal, karena jumlah suara sah hasil coblosan Pileg, 9 April 2014, juga lumayan tinggi. Caleg yang keluar sebagai jawara di Dapil Tabanan adalah Nyoman Parta. Caleg incumbent PDIP yang kini Ketua Komisi IV DPRD Bali 2009-2014 lolos dengan raihan 44.348 suara.
Harga kursi termahal ketiga untuk kursi DPRD Bali hasil Pileg 2014 berada di Dapil Bangli. Di daerah basis PDIP ini, harga kursi tembus 46.758 suara. Ada tiga caleg dengan raihanh suara tinggi yang tembus kursi DPRD Bali Dapil Bangli. Mereka masing-masing Nyoman Budi Utama (PDIP/29.933 suara), Wayan Gunawan (Golkar/22.472 suara), dan Nyoman Adnyana (PDIP/18.012 suara).
Sementara harga kursi termahal keempat untuk DPRD Bali hasil Pileg 2014 berada di Badung, dengan akumulasi BPP mencapai 43.710 suara. Di Dapil Badung ini, PDIP lagi-lagi menguasai perolehan suara dengan menempatkan caleg incumbent Wayan Disel Astawa sebagai jawara (raih 32.721 suara). PDIP sendiri hanya kebagian 2 kursi dari Dapil Badung, termasuk Ketut Tama Tenaya (incumbent yang meraih 16.609 suara).
Sebaliknya, Dapil Karangasem mencatat harga kursi termahal kelima untuk DPRD Bali hasil Pileg 2014, dengan akumulasi BPP tembus 38.291 suara. Di Dapil Karangasem ini, Golkar berjaya menempatkan caleg Srikandi Ni Putu Yuli Artini sebagai jawara dengan raihan 24.458 suara. Namun, PDIP uyngguli Golkar dengan menyabet 2 kursi DPRD Bali Dapil Karangasem, masing-masing melalui duo Srikandi: Ni Made Sumiati (incumbent) dan Ni Kadek Darmini (new comer). Harga kursi termurah berada di Dapil Buleleng, yang meloloskan 12 wakilnya ke DPRD Bali hasil Pileg 2014. Harga kursi di Dapil Buleleng hanya kisaran 29.456 suara. Caleg incumbent PDIP, Ketut Kariyasa Adnyana, keluar sebagai jawara Dapil Buleleng dengan raihan 21.997 suara. Di Dapil Buleleng, bahkan ada caleg yang lolos DPRD Bali dengan hanya 3.684 suara, yakni Nyoman Tirtawan (NasDem).
Dalam Pileg 2014, jatah kursi DPRD Bali untuk Dapil Buleleng bertambah 2 kursi menjadi 12 kursi dari semula hanya 10 kursi pada Pileg 2009. PDIP berjaya tambah 1 kursi dari semula 4 kursi menjadi 5 kursi. Demikian pula Golkar yang nambah 1 kursi Dapil Buleleng dari semula 1 kursi menjadi 2 kursi.
Di atas Dapil Buleleng, harga kusri lebih mahal untuk kursi DPRD Bali masing-masing diduduki Dapil Jembrana (angka BPP 37.144 suara), Dapil Klungkung (angka BPP 35.787 suara), dan Dapil Denpasar (angka BPP 34.761 suara). Jawara di Dapil Jembrana adalah Ida Bagus Ketut Birawa (PDIP/raih 34.856 suara), sementara jawara Dapil Klungkung adalah Ketut Mandia (PDIP/16.904 suara. Sedangkan Ketut Suwandhi (Golkar) keluar sebagai jawara di Dapil Denpasar dengan raihan 21.558 suara.
Ketua KPU Bali, Dewa Kade Wiarsa Raka Sandhi, menyatakan pihaknya hanya melakukan rekap suara dari Kabupaten/Kota se-Bali, kemudian diplenokan. KPU Bali tidak ada menghitung angka BPP masing-masing Dapil dan kursi yang diraih partai maupun para caleg.
“Kami nanti akan mengumumkan partai pemenang dan caleg yang lolos kursi DPRD Bali, paling tidak 29 April 2014 bakal diputuskan. Namun, masyarakat luas pun sudah bisa menghitung, siapa-siapa yang lolos. Ibaratnya, 55 caleg terpilih DPRD Bali 2014-2019 tinggal menunggu dilantik,” jelas Raka Sandhi, Kamis (24/4).
Dalam Pileg 2014 ini, PDIP berhasil pertahankan 24 dari total 55 kursi DPRD Bali 2014-2019, sama seperti hasil Pileg 2009. PDIP dibayangi Golkar yang kebagian 11 kursi DPRD Bali (turun 1 kursi dari Pileg 2009), disusul Demokrat (dapat 8 kursi), Gerindra (7 kursi), NasDem (2 kursi), PKPI (1 kursi), Hanura (1 kursi), dan PAN (1 kursi).
Kursi terbanyak PDIP disumbang dari Dapil Buleleng (5 kursi), disusul Dapil Denpasar (4 kursi), Dapil Tabanan (3 kursi), Dapil Gianyar (3 kursi), Dapil Badung (2 kursi), Dapil Bangli (2 kursi), Dapil Jembrana (2 kursi), dan Dapil Klungkung (1 kursi).
Sedangkan kekuatan Golkar di DPRD Bali hasil Pileg 2014 hanya 11 kursi atau berkurang 1 kursi dari hasil Pileg 2009 lalu. Kekuatan Demokrat bahkan berkurang 2 kursi dari semula 10 kursi DPRD Bali hasil Pileg 2009 menjadi hanya 8 kursi DPRD Bali 2014-2019. Sebaliknya, Gerindra melonjak drastis dari semula hanya 2 kursi hasil Pileg 2009 menjadi 7 kursi hasil Pileg 2014.
sumber : NusaBali
