Menyingkap Berita Tanpa Ditutup Tutupi
Home » » Diamuk Ombak, 50 KK Ngungsi

Diamuk Ombak, 50 KK Ngungsi

Written By Dre@ming Post on Sabtu, 07 April 2012 | 6:01:00 AM

Sabtu, 7 April 2012, 05:49

NEGARA - Sedikitnya 50 kepala keluarga (KK) dari dua pesisir pantai berbeda di Jembrana, yakni Desa Candikusuma (Kecamatan Melaya) dan Desa Pengambengan (Kecamatan Negara), terpaksa mengungsi ke tempat aman setelah rumah mereka diamuk gelombang pasang pada Purnamaning Kadasa, Jumat (6/4) pagi. Bahkan, seorang bocah sempat terseret ombak ke laut, namun berhasil diselamatkan ibunya.

Bencana gelombang pasang di Desa Candikusuma mengamuk di wilayah pantai Dusun Tirtakusuma. Di tempat ini, setidaknya ada 30 rumah yang diamuk ombak besar hingga penghuninya harus mengungsi. Sedangkan di wilayah Desa Pengambengan, gelombang pasang mengamuk di dua dusun yakni Dusun Ketapang Lampu dan Dusun Ketapang Muara, hingga sekitar 20 rumah remuk.

Informasi di lapangan, gelombang pasang menerjang hampir semua rumah yang berada di sebelah barat bekas Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di Dusun Tirtakusuma, Desa Candikusuma Menurut catatan Kepala Dusun (Kadus) Tirtakusuma, Sutikno, setidaknya ada 30 unit rumah yang dihantam gelombang pasang, Jumat pagi
sekitar pukul 08.00 Wita. Bahkan, 10 rumah di antaranya sudah hancur.

Secara keseluruhan, kata Sutikno, di kawasan ini ada total 42 unit rumah. Hingga saat ini, yang masih selamat dari amuk kelombang pasang hanya sekitar 12 unit rumah. Bagi puluhan warga dari 30 KK yang rumahnya diamuk gelombang pasang kemarin, telah diungsikan ke tempat aman. Tempat yang dijadikan lokasi pengungsian, antara lain, Pasar Desa Candikusuma dan Kantor Dusun Tirtakusuma. “Kita arahkan warga korban gelombang pasang mengungsi dulu ke tempat-tempat yang memang sudah disediakan. Masalah kemanan barang-barang milik mereka, kita minta bantuan kepada petugas kepolisian untuk mengamankannya,” ungkap Sutikno kepada NusaBali.

Selain menghantam puluhan rumah warga, bencana gelombang pasang di pantai Dusun Tirtakusuma, Desa Candikusuma, kemarin pagi, juga nyaris menelan korban nyawa. Dia adalah Rahmat Rizki Saputra, 4, bocah yang sempat terseret gelombang ke tengah laut.

Beruntung, bocah berusia 4 tahun ini berhasil diselamatkan ibunya, Siti Hasanah, yang memberanikan diri terjun melawan gulungan ombak. Menurut kesaksian Siti Hasanah, ombak yang menerjang rumahnya pagi itu setinggi 3 meter. Dalam sekejap, putra balitanya terseret beberapa meter ke laut.

“Saya sudah teriak minta tolong, tapi tidak ada yang mau turun. Terpaksa saya lompat sendiri menyelamatkan anak saya. Beruntung, kami selamat dari maut,” tutur Siti Hasanah di pengungsian, Jumat kemarin.

Pasca diamuk gelombang pasang, warga pesisir pantai Dusun Tirtakusuma yang rumahnya remuk berupaya mengevakuasi barang-barangnya yang masih bisa diselamatkan. Proses evakuasi warga dan menyelamatkan barang-barang ini juga dibantu aparat kepolisian dan prajurit TNI dari Koramil Melaya. Salah satu korban bencana gelombang pasang, Muhamad Agus, 64, kemarin juga sibuk menyelamatkan puing-puing bangunan rumahnya yang masih bias dimanfaatkan. Menurut Muhamad Agus, gelombang pasang sejatinya sudah mulai mengamuk sejak Kamis (5/8) malam. Namun, saat itu gelobang belum sampai menerjang pemukiman warga.

“Tiba-tiba, gelombang kembali mengganas tadi pagi pukul 08.00 Wita (kemarin). Warga di sini langsung panik dan lari kocar-kacir menyelatkan diri, sebagian lagi berupaya menyelamatkan barang-barangnya,” kenang Agus. “Sekarang kami pasrah saja, karena sudah tidak punya tempat tinggal lagi. Saya dan keluarga pilih mengungsi dulu di Pasar Desa,” lanjut Agus.

Pada saat bersamaan, Jumat pagi, bencana gelombang pasang juga menerjang pemukiman penduduk di pesisir pantai Dusun Ketapang Lampu dan Dusun Ketapang Muara, Desa Pengambengan, Kecamatan Negara. Setidaknya, ada 20 unit rumah yang diterjang gelombang pasang di dua dusun bertetangga ini.

Meski tak ada korban jiwa, bencana di Desa Pengambengan ini membuat warga setempat panik dan berupaya menyelamatkan diri. Warga dari 20 KK yang rumahnya diterjang gelombang pasang pun telah diungsikan ke tempat aman. Mereka mengungsi dengan membawa barang-barang berharga yang masih tersisa. “Ombak besar mengamuk sejak malam hari, tapi baru masuk ke rumah-rumah tadi pagi sekitar pukul 08.00 Wita,” ungkap Muhamad Dewasa, 42, seorang korban bencana gelombang pasang di Dusung Ketapang Lampu.

Warga korban bencana di dua dusun bertetangga di Desa Pengambengan ini pilih mengungsi dengan membangun tenda di tempat aman, sebagian lagi tinggal nebeng di rumah kerabat atau tetangga yang masih aman. Sebetulnya, pihak desa mengimbau mereka agar tinggal sementara di Kantor Dusun. Namun, para korban tidak menggubrisnya, dengan dalih barang-barang mereka tak mungkin dibawa semua ke Kantor Dusun.

Dikonfirmasi NusaBali terpisah, Jumat kemarin, Bupati Jembrana Putu Artha belum bisa bicara banyak soal bantuan kepada warga korban bencana gelombang pasang. Dirinya juga belum sempat terjun ke lokasi bencana, karena kemarin masih berada di Denpasar.

Kendati demikian, menurut Bupati Artha, pihaknya udah memerintahkan jajaran untuk membuka posko di kawasan yang dianggap rawan bencana. “Sedangkan untuk bantuan korban, kami masih berkoordinasi dengan instansi terkait. Minimal, warga korban bencana dapat bantuan berupa sembako dulu,” katanya.


sumber : Nusa Bali
Share this article :

Dunia Bintang School

Visitors Today

Recent Post

Popular Posts

Hot Post

Dua Pemancing Tergulung Ombak Di Tanah Lot Masih Misteri

Dua Orang Hilang di Lautan Tanah Lot, Terungkap Fakta: Istri Melarang dan Pesan Perhatikan Ombak TABANAN - Sekitar sembilan jam lamany...

 
Support : Dre@ming Post | Dre@aming Group | I Wayan Arjawa, ST
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Bali - All Rights Reserved
Template Design by Dre@ming Post Published by Hot News Seventeen