Menyingkap Berita Tanpa Ditutup Tutupi
Home » » Puting Beliung "Luluh-Lantahkan" Buleleng?

Puting Beliung "Luluh-Lantahkan" Buleleng?

Written By Dre@ming Post on Rabu, 30 Maret 2011 | 4:58:00 AM

Rabu 30 Maret 2011

SINGARAJA - Sehari menjelang perayaan HUT ke-407 Kota Singaraja, 30 Maret 2011 ini, ibukota Buleleng diterjang bencana puting beliung. Belasan rumah perkampungan nelayan di Lingkungan Tambak Sari, Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Buleleng porakporanda oleh angin berpusar, Selasa (29/3) petang pukul 18.28 Wita. Akibatnya, 17 kepala keluarga (KK) beranggotakan 98 jiwa terpaksa diungsikan ke wantilan .

Bencana puting beliung kemarin petang menerjang sebagian Kota Singaraja, dengan kerusakan terparah terjadi di kawasan Pantai Kelurahan Kampung Baru. Amuk bencana muncul sesaat setelah krama setempat, terutama umat Hindu, baru usai sembahyang Tri Sandya. Untungnya, tidak ada korban nyawa maupun terluka dalam bencana ini.

Kendati demikian, sedikitnya 17 rumah penduduk di Lingkungan Tambak Sari, Kelurahan Kampung Baru, yang porakporanda diterjang angin berpusar. Pantauan di lokasi kejadian, tadi malam, rumah-rumah warga yang sebagian besar bekerja semabai nelayan itu rata-rata remuk di bagian atap.

Selain menghancurkan belasan rumah penduduk, bencana puting beliung juga merusak tiga jukung milik nelayan setempat yang sandar di pantai. Bahkan, aliran listrik sempat padam hampir 2 jam. Barulah tadi malam sekitar pukul 20.00 Wita, listrik menyala lagi di lokasi bencana, setelah petugas PLN turun memperbaiki instalasi yang rusak.

Terjangan puting beliung di Lingkungan Tambak Sari bukan hanya terjadi kemarin petang pukul 18.28 Wita. Sore harinya kemarin, juga sempat terjadi angin berpusar yang muncul dari arah barat laut. Menurut kesaksian I Wayan Sura, 60, seorang warga setempat, puting beliung pertama muncul sekitar pukul 16.15 Wita. Setelah sempat reda, selang 2 jam kemudian malah kembali muncul angin berpusar dengan kekuatan lebih besar. Puting beliung yang terjadi petang pukul 18.30 Wita inilah yang meluluhlantakkan rumah-rumah warga. “Gulungan angin cukup besar. Sempat terputus bagian atasnya, tapi kembali muncul dan bergerak sangat cepat, hingga langsung menghantam belasan rumah di sini,” tutur Wayan Sura. Menyusul terjangan puting beliung kedua dengan kekuatan lebih besar ini, warga di Lingkungan Tambak Sari pun panik. Mereka berhamburan keluar rumah untuk menyelamatkan diri, sehingga tak sampai ada korban terluka. Salah seorang warga yang rumahnya remuk, I Made Arka, 39, mengaku dirinya sedang duduk di depan rumah saat bencana menerjang.

“Saya kaget karena saat menoleh ke arah barat, terlihat ada gulungan angin sangat besar dan cemat menuju ke pantai (arah utara). Saya langsung perintahkan istri dan anak untuk lari menyelamatkan diri. Demikian juga warga tetangga lainnya, semua berhamburan keluar rumah untuk menyelamatkan diri,” jelas Made Arka. Hingga tadi malam, tercatat sedikitnya 17 KK yang rumahnya remuk, sehingga tak ada lagi tempat untuk berteduh. Dari 17 KK ini terdiri dari total 98 jiwa, di mana tiap KK yang korban bencana beranggotakan kisaran 2-7 anggota keluarga. Para korban bencana yang mencapai hampir 100 jiwa ini tadi malam langsung diungsikan ke Wantilan Kampung Baru, yang selamat dari ambuk puting beliung. “Untuk sementara, warga yang rumahnya rusak kami ungsikan di wantilan, sesuai dengan perintah Pak Camat dan Pak Lurah,” ungkap Kepala Lingkungan Tambak Sari, I Putu Wijana.

Para korban bencana di pengungsian ini semalam langsung mendapat jatah nasi bungkus. Bahkan, Putu Wijana sendiri ikut membagi-bagikan nasi bungkus bersama jajarannya.

Camat Buleleng, Made Suyasa, dan Lurah Kampung Baru I Gusti Ketut Astawa tadi malam juga turun ke lokasi bencana. Kedua pejabat ini tampak sibuk mendata kerusakan akibat puting beling. “Ibu-ibu untuk sementara di sini dulu mengungsi. Kalau belum makan, bilang ya, nanti akan kita datangkan lagi nasi bungkus,” pinta Camat Made Suyasa kepada ibu-ibu di pengungsian yang kelihatan pucat dan trauma akibat bencana puting beliung tadi malam.

Dari pantauan, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng, Ketut Asta Semadi, dan Kepala Dinas Sosial Buleleng I Made Sukawirya semalam juga terjun ke lokasi bencana. Mereka turun bersama sejumlah stafnya untuk mendata warga yang terkena musibah.

Bahkan, Danramil Kota Singaraja Kapten Inf Suyono bersama beberapa anak buahnya juga turun ke lokasi bencana, seraya sibuk menenangkan warga setempat yang masih trauma. “Tenang Bu, semuanya sudah ditangani. Ibu yang sabar ya,” ujar Kapten Inf Suyono kepada salah seorang ibu muda yang kelihatan masih ketakutan pasca bencana.

Sementara itu, warga sekitar yang rumahnya selamat dari amuk bencana puting beliung, ikut turun tangan memberikan bantuan kepada para korban. Hingga tadi malam pukul 21.00 Wita, sejumlah warga yang tidak terkena musibah terlihat sibuk membawa dipan ke wantilan untuk digunakan para pengungsi. “Kasihan mereka (korban puting beliung) harus tidur di lantai wantilan, meskipun masih beralaskan terpal. Dengan bale ini (dipan), mereka bisa tidur, terutama anak-anak,” jelas beberapa warga sambil ramai-ramai mengangkat dipan ukuran besar ke wantilan.

Sedangkan warga lainnya terlihat sibuk memasang terpal untuk dinding bagi para pengungsi di wantilan. Maklum, lokasi pengusian berhadapan langsung dengan pantai, yang tiupan anginnya cukup kenvang. “Biar mereka tidak kedinginan, karena ini kan ruang terbuka,” kata seorang warga.

Di sisi lain, rumah-rumah warga yang porakporanda akibat terjangan puting beliung tadi malam telah dipasangi police line. Hal ini dilakukan untuk memudahkan petugas kepolisian melakukan penyelidikan.

Ini untuk kesekian kalinya kawasan Buleleng diterjang bencana puting beliung sejak dua tahun belakangan. Bencana terakhir sebelumnya terjadi di Desa Pedawa, Kecamatan Banjar, Buleleng, 15 Desember 2010 dinihari sekitar pukul 01.00 Wita. Akibatnya, sejumlah rumah penduduk setempat mengalami kerusakan, termasuk rumah keluarga I Made Sunardita, 26, di Dusun Insakan, Desa Pedawa. Sebelumnya, 5 Januari 2010 sore sekitar pukul 16.00 Wita, bencana puting beliung bahkan mengambuk di tiga desa di wilayah Kecamatan Sukasada, Buleleng, yakni Desa Tegallinggah, Desa Panji, dan Desa Sambangan. Amuk puting beliung di tiga desa itu bukan hanya menghancurkan rumah-rumah penduduk, tapi ada sebuah Pura Keluarga (Merajan) di Desa Panji yang remuk.

Merajan yang remuk kala itu adalah milik Dadia Bendesa Manik Mas, di Desa Panji. Sedangkan dalam bencana puting beliung di Desa Tegallinggah saat itu, dilaporkan setidaknya 28 unit rumah porakporanda. Dari jumlah itu, 6 rumah di antaranya rusak parah, karena seluruh atapnya diterbangkan angin berputar. Kerusakan terbanyak terjadi di Dusun Munduk Kunci, Desa Tegallinggah.

sumber : nusabali
Share this article :

Dunia Bintang School

Visitors Today

Recent Post

Popular Posts

Hot Post

Dua Pemancing Tergulung Ombak Di Tanah Lot Masih Misteri

Dua Orang Hilang di Lautan Tanah Lot, Terungkap Fakta: Istri Melarang dan Pesan Perhatikan Ombak TABANAN - Sekitar sembilan jam lamany...

 
Support : Dre@ming Post | Dre@aming Group | I Wayan Arjawa, ST
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Bali - All Rights Reserved
Template Design by Dre@ming Post Published by Hot News Seventeen