Pages

Sabtu, 24 Februari 2018

Ada 10 Tingkat Ilmu Leak, Ini Cara Untuk Mendapatkannya

Leak pada tingkatan kesepuluh akan menjadi rangda. Gbr Ist
DENPASAR - Di Bali sejak dulu telah dikenal adanya leak.

Walaupun tak banyak orang yang bisa menjumpai wujud leak, tapi kebanyakan orang percaya bahwa ilmu leak itu ada.

Dalam buku Leak Ngamah Leak karangan I Wayan Yendra (Mangku Alit Pakandelan) pada halaman 55 disebutkan terdapat empat cara orang bisa mendapatkan ilmu pangeleakan.

“Pertama, dengan cara meminjam sabuk pangleakan pada bapak, ibu, kakek, nenek, kumpi, saudara, teman, dan sebagainya. Maka dengan menggunakan sabuk itu, anada akan bisa ngeleak,” tulis Yendra dalam buku itu.

Selain itu, cara kedua yaitu dengan jalan membeli pada seorang balian pangiwa. Ketiga dengan cara berguru pada balian pangiwa atau orang yang bisa ngeleak.

Dan yang keempat yaitu dengan cara belajar sendiri dari lontar atau buku tentang pangeleakan.

Selain itu, dalam wayang Cenk Blonk yang berjudul Ludra Murti dengan dalang I Wayan Nardayana juga dikatakan oleh tokoh Tualen ada empat jenis pangeleakan.

Pangeleakan jenis pertama disebut pangeleakan dewa, yaitu pangeleakan anugrah Dewa karena melakukan tapa semadhi.

Yang kedua pangeleakan melajah, yang didapat melalui proses pembelajaran dengan mempelajari tutur aji ugig, dharma weci, atau berguru.

Selanjutnya ada pangeleakan keturunan, di mana saat orang yang bisa ngeleak, saat akan meninggal ilmunya berpindah kepada keluarga yang menungguinya.

Selanjutnya ada pangeleakan dengan membeli pada balian atau dukun.

Sementara itu, dalam buku Jejak Bhairawa di Pulau Bali karya Jiwa Atmaja halaman 95, dikatakan: beberapa balian yang bersedia memberi sedikit keterangan hanya mengatakan, kalau mau belajar leak datang saja ke kuburan pada tengah malam yang pekat.

Lebih lanjut dikatakan, umumnya orang melakukan pengeleakan adalah ketika tengah malam bulan mati, hari Kajeng Kliwon dengan membawa sanggah cucuk yang ditancapkan di tanah kuburan.

Wujud Kera Putih

Dalam catatan yang dimiliki oleh Ida Rsi Bhujangga Waisnawa Kertha Bhuana, dari Grya Batur Giri Murti, Glogor, Denpasar, disebutkan beberapa tingkatan leak dan jenis perubahannya.

Leak tingkat pertama atau tingkat paling rendah wujudnya berupa bojog atau kera abu-abu.

Pada tingkatan yang kedua wujudnya berupa Kambing.

Setelah itu pada tingkatan yang ketiga akan menjadi Bangkal atau Bangkung.

Tingkat empat perubahannya adalah menjadi ular, sepeda motor, dan mobil.

Tingkat lima berubah menjadi gegendu.

Saat mencapai tingkatan keenam akan menjadi bade, serta ayam putih.

Berwujud bojog putih atau kera putih pada tingkatan ketujuh.

Saat mencapai tingkat kedelapan menjadi rarung, waringin sungsang (beringin terbalik), dan anjing kurus.

Pada tingkatan kesembilan menjadi kasa dan jaka punggul.

Leak pada tingkatan kesepuluh akan menjadi rangda.

Itulah tingkatan leak berdasarkan catatan yang dimiliki oleh Ida Rsi Bhujangga Waisnawa Kertha Bhuana.






sumber : tribun