Menyingkap Berita Tanpa Ditutup Tutupi
Home » , , , , » Saat Pesta Tuak Tewas Ditusuk Teman

Saat Pesta Tuak Tewas Ditusuk Teman

Written By Dre@ming Post on Sabtu, 23 April 2016 | 7:30:00 AM

  Jasad korban Wayan Sebudi di RSUD Karangasem, Jumat (22/4). Korban Wayan Sebudi awalnya marah, karena kain dan udengnya dipakai lap oleh pelaku Budi Muliawan di pesta tuak serangkaian upacara Kepus Pusar.
AMLAPURA - Insiden maut terjadi saat pesta tuak (minuman keras dari aren) serangkapan upacara manusa yadnya Kepus Pungsed di rumah salah satu krama kawasan Banjar Belimbing, Desa Pidpid, Kecamatan Abang, Karangasem, Jumat (22/4) petang pukul 18.00 Wita. Seorang peserta pesta tuak, I Wayan Sebudi, 26, tewas ditusuk taji oleh rekannya, I Made Budi Muliawan, 22, setelah cekcok hanya gara-gara masalah kain dipakai lap.

Korban tewas Wayan Sebudi adalah peserta pesta tuak asal Banjar Belimbing, Desa Pidpid. Sedangkan pelaku Made Budi Muliawan berasal dari Banjar Pidpid Kaler Dauh Margi, Desa Pidpid. Pasca ditusuk taji, korban Wayan Sebudi langsung tewas bersimbah darah di lokasi TKP. Sedangkan pelaku Budi Muliawan kemudian menyerahkan diri ke Mapolsek Abang, Jumat malam pukul 19.00 Wita.

Insiden maut diusuk taji saat pesta tuak itu sendiri terjadi di rumah keluarga I Made Karji di Banjar Belimbing, Desa Pidpid, Kecamatan Abang. Pesta tuak digelar sehubungan dilaksanakannya upacara Kepus Pusar anak bungsu dari Made Karji pada Sukra Kliwon Matal, Jumat kemarin.

Informasi di lapangan, mulanya pelaku Budi Muliawan datang ke rumah Made Karji, Jumat siang pukul 12.00 Wita, dibonceng Mangku Ribek. Selang 2 jam kemudian, korban Wayan Sebudi menyusul datang ke lokasi pesta tuak sekitar pukul 14.00 Wita, dengan dibonceng ayahnya, I Wayan Sukaren.

Korban Wayan Sebudi dan pelaku Made Muliawan pun sama-sama terlibat pesta tuak, sebagaimana pesta-pesta sebelumnya di tempat lain. Pesta tuak di rumah keluarga Made Karji berlangsung hingga Jumat petang. Saat itu, pelaku Budi Muliawan sudah tidak kuat lagi minum, namun tetap saja disodori tuak oleh korban Wayan Sebudi.

Nah, pelaku Budi Muliawan yang mual, permisi mau muntah. Habis muntah, pelaku kembali bergabung pesta tuak sambil santap sate. Karena tangannya berminyak, pelaku Budi Muliawan lalu melapnya di kain yang dikenakan korban Wayan Sebudi. Korban pun emosi, lalu melepas udengnya sembari disodorkan kepada pelaku Budi Muliawan. “Kalau berani, udeng ini saja pakai lap,” hardik korban.

Ternyata, pelaku Budi Muliawan langsung menyambutnya dengan menggunakan udeng korban Wayan Sebudi sebagai lap tangan. Amarah korban pun memuncak, tapi berhasil dilerai peserta pesta tuak lainnya. Habis itu, pelaku Budi Muliawan meninggalkan lokasi acara naik motor Yamaha Jupiter DK 5652 EB. Ternyata, pelaku pulang ke rumahnya di Banjar Pidpid Kaler Dauh Margi untuk mengambil sebilah taji (senjata sabung ayam), lalu balik lagi mendatangi korban Wayan Sebudi di Banjar Belimbing.

Saat kembali bertemu, Jumat petang pukul 18.00 Wita, terjadi cekcok mulut antara korban vs pelaku. Saat itulah, pelaku Budi Muliawan mengambil senjata taji dari saku celananya, lalu ditusukkan ke ulu hati korban. Taji menancap sedalam 10 cm hingga menembus paru-paru. Kemudian, korban yang terkapar bersimbah darah, langsung ditinggal pergi.

Insiden maut ini kontan bikin geger krama Banjar Belimbing, Desa Pidpid. Keluarga korban yang rumahnya tak jauh dari lokasi upacara Kepus Pusar di rumah Made Karji pun berteriak-teriak dan menangis histeris. Termasuk istri korban, Ni Wayan Sikianti, 24, serta tiga paman korban: I Ketut Mara, I Nyoman Dite, dan I Kadek Sumerta.

Dalam kondisi panik, paman korban, Kadek Sumerta, mencabut dan mengamankan senjata taji yang menancap di dada keponakannya. Korban Wayan Sebudi yang terkapar bersimbah darah dengan mengenakan kain batik coklat dan baju kotak-kotak hijau, kemudian dilarikan ke RSUD Karangasem di Amlapura. Tapi, nyawanya tidak tertolong, karena korban berusia 23 tahun ini sudah meninggal sebelum dibawa ke RSUD Karangasem.

“Saya tidak tahu persis masalahnya. Saya lihat keponakan saya sudah tergeletak bersimbah darah di lantai tanah. Saya tidak sempat bertemu pelakunya (Budi Muliawan),” tutur paman korban, Kadek Sumerta, di RSUD Karangasem tadi malam.

Sementara itu, pelaku Budi Miliawan pilih menyerahkan diri ke Mapolsek Abang, tadi malam pukul 19.00 Wita. Tak lama setelah pelaku menyerahkan diri, puluhan warga Banjar Belimbing, Desa Pidpid (asal sekampung dengan korban Wayan Sebudi) berdatangan ke Mapolsek Abang.

Tak mau ambil risiko terjadi pengeroyokan, maka Kapolsek Abang AKP I Nyoman Sugitayasa pilih mengamankan pelaku Budi Muliawan ke Mapolres Karangasem di Amlapura. Menurut Kapolsek Nyoman Sugitayasa, berdasarkan hasil pemeriksaan awal, aksi penganiayaan berat hingga menewaskan korban Wayan Sebudi terjadi sat pelaku Budi Muliawan dalam kondisi mabuk.

“Kronologis dan motifnya lebih lanjut, nanti sajalah, kami masih mengumpulkan barang bukti dan keterangan saksi-saksi. Tapi, pelakunya mabuk saat itu,” tandas Kapolsek Sugitayasa saat dikonfirmasi tadi malam.

Kapolsek Sugitayasa juga mengaku belum mengetahui, apakah senjata taji yang digunakan pelaku menusuk korban memang sejak awal dipersiapkan atau dapat dari tempat lain. “Asal usul barang bukti itu (taji) masih dalam penyelidikan,” katanya.

Sementara itu, pelaku Budi Muliawan mengakui emosi hingga menusuk korban Wayan Sebudi, yang notabene temannya sesama pesta tuak. Menurut pelaku, sebelumnya tidak pernah ada masalah dengan korban. “Saya emosi karena dibilang menggunakan kainnya pakai lap tangan. Memang saya sempat gunakan lap tangan, saya pikir itu bercanda,” tutur pemuda berusia 22 tahun ini.

Dari mana dapat senjata taji? Menurut pelaku Budi Muliawan, dirinya tidak membawa taji saat pesta tuak di rumah keluarga Made Karji yang menggelar upacara Kepus Pusar. “Taji saya ambil di ruamh, setelah saya emosi,” kilahnya.









sumber : NusaBali
Share this article :

Dunia Bintang School

Visitors Today

Recent Post

Popular Posts

Hot Post

Dua Pemancing Tergulung Ombak Di Tanah Lot Masih Misteri

Dua Orang Hilang di Lautan Tanah Lot, Terungkap Fakta: Istri Melarang dan Pesan Perhatikan Ombak TABANAN - Sekitar sembilan jam lamany...

 
Support : Dre@ming Post | Dre@aming Group | I Wayan Arjawa, ST
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Bali - All Rights Reserved
Template Design by Dre@ming Post Published by Hot News Seventeen