Menyingkap Berita Tanpa Ditutup Tutupi
Home » , , , , » PAW Secepat Kilat?, Gerindra Buka Pintu Untuk Diesel

PAW Secepat Kilat?, Gerindra Buka Pintu Untuk Diesel

Written By Dre@ming Post on Kamis, 07 April 2016 | 7:49:00 AM

 Wayan Disel Astawa yang baru saja dipecat dari PDIP. Kubu Gerindra siap tampung siapa saja yang ingin bergabung pasca dipecat dari partainya.
Usulan PAW Disel ‘Maju’ ke Dewan

DENPASAR - Usulan Pergantian Antar Waktu (PAW) Wayan Disel Astawa dari keanggotaan Fraksi PDIP DPRD Bali Dapil Badung, dikabarkan telah diajukan ke Dewan, Selasa (5/4). Disel Astawa diberangus dari keanggotaan DPRD Bali, setelah dipecat PDIP karena dituding membelot di Pilkada Badung 2015.

Kabar soal diajukannya usulan PAW Disel Astawa ini beredar di kalangan DPRD Bali, Selasa kemarin. Beredarnya isu ini diduga karena Ketua DPD PDIP Bali, Dr Ir Wayan Koster MM, sebelumnya menyatakan proses PAW Disel Astawa hanya perlu sehari saja, saat pengumuman kader pembelot Pilkada 2015, Minggu (3/4) lalu.

"Cek saja ke Sekretaris Dewan (Sekwan) DPRD Bali. Kata Ketua DPD PDIP Bali, kan proses PAW sehari saja, karena barangnya sudah jadi," ujar sumber, Selasa kemarin. Betulkah?

Sekwan DPRD Bali, Wayan Suarjana, sudah langsung melakukan atensi atas informasi usulan PAW Diusel Astawa maju ke Dewan, Selasa kemarin. Namun, berdasarkan hasil pengecekan, bekum ada pengajuan PAW Disel Astawa dari PDIP. "Hari ini (kemarin) sudah saya cek di Bagian Umum. Barangnya (surat usulan PAW) belum ada masuk," ujar Wayan Suarjana saat dikonfirmasi terpisah.

Menurut Suarjana, kalau ada surat pengajuan PAW, biasanya akan diusulkan partai ke Bagian Bmum Sekretariat Dewan. Kemudian, Bagian Umum menindaklanjuti usulan PAW tersebut ke Sekwan. Dari Sekwan, barulah maju ke Pimpinan Dewan. Selanjutnya, Pimpinan Dewan meneruskan ke KPU Bali---untuk PAW anggota DPRD Provinsi.

"Sampai saat ini, saya belum ada terima suratnya," ujar Suarjana, mantan Kepala Dinas Pendapatan Daerah (Kadispenda) Provinsi Bali yang dikukuhkan jadi Sekwan sejak setahun lalu, menggantikan almarhum Pande Putu Malihana yang meninggal dunia.

Bukan hanya Sekwan DPRD Bali yang memberikan atensi atas beredarnya isu usulan PAW Disel Astawa maju ke Dewan, Selasa kemarin. Pada hari yang sama kemarin, Ketua Fraksi PDIP DPRD Bali, I Kadek Diana, juga langsung mengecek masalah ini ke stafnya. “Saya sudah cek langsung. Kalau ada usulan PAW, pasti lewat saya dulu, karena DPD PDIP Bali mengirimkannya langsung ke Fraksi PDIP DPRD Bali,” tegas Kadek Diana.

Bahkan, menurut Kadek Diana, dirinya kemarin langsung koordinasi dengan Ketua DPRD Bali yang juga dari Fraksi PDIP, I Nyoman Adi Wiryatama, terkait PAW Disel Astawa. "Informasinya kan memang akan diajukan (usulan PAW Disel Astawa, Red). Pak Ketua DPD PDIP Bali mengatakan prosesnya cuma sehari. Hari ini (kemarin) sudah saya cek, tapi belum ada. Saya juga sudah koordinasi dengan Pak Ketua Dewan (Adi Wiryatama), belum ada usulan itu," ujar politisi PDIP asal Banjar Kebalian, Desa/Kecamatan Sukawati, Gianyar ini.

Di sisi lain, Ketua KPU Bali Dewa Kade Wiarsa Raka Sandhi mengatakan mekanisme PAW anggota DPRD Provinsi diawali partai dengan bersurat ke DPRD Provinsi Bali. "PDIP surati dulu DPRD Bali masalah PAW Saudara Disel Astawa. Dari DPRD Bali, baru diteruskan ke KPU Bali," ujar Raka Sandi saat dikonfirmasi di Denpasar, Selasa kemarin.

Menurut Raka Sandhi, terkait masalah PAW Disel Astawa ini, KPU Bali berkewajiban menyiapkan data-data hasil Pileg 2014. "Data itu perolehan suara caleg berikutnya, di bawah Saudara Disel Astawa dan seterusnya kita siapkan. Cuma, kami masih tunggu DPRD Bali," tandas Raka Sandhi.

Raka Sandhi mengingatkan, penyiapan data hasil Pileg 2014 oleh KPU Bali terkait PAW anggota DPRD Provinsi, akan dilaksanakan dengan catatan juga. "Catatan itu ketika ada sengketa hukum. Dalam hal ini, KPU yang akan memberikan catatan," katanya.

Ditambahkan Raka Sandhi, dalam proses memberikan data hasil Pileg 2014, KPU Bali memberlakukan 5 hari kerja. Misalnya, kalau ada diterima usulan permintaan data hasil Pileg, maka hari kerjanya dihitung mulai Senin sampai Jumat, sedangkan Sabtu dan Minggu tidak dihitung. “Kami ada 5 hari kerja untuk menindaklanjuti PAW,” tegas Komisioner KPU asal Desa Yehsumbul, Kecamatan Mendoyo, Jembrana ini.

Sementara itu, Wayan Disel Astawa gerah dengan isu majunya usulan PAW ke DPRD Bali yang dilakukan PDIP secepat kilat. Menurut Disel Astawa, dia bukannya tidak rela cabut dari PDIP, namun harus dibuka dan diungkap keadilan itu. Masalahnya, partai politik adalah aset bangsa dan setiap warga negara punya hak politik yang sama.

“Ini sudah sewenang-wenang kalau ada usulan PAW dalam sehari. Sepanjang sejarah yang saya baca dan saya ikuti sejak era PNI hingga menjadi PDI dan lahir sebagai PDIP, tidak pernah ada pemecatan seseorang sebagai anggota partai. Kecuali di Bali sekarang ini,” protes Disel Astawa, Selasa kemarin.

Disel Astawa merupakan politisi PDIP asal Desa Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan, Badung yang sudah dua kali periode duduk di DPRD Bali Dapil Badung (2009-2014 dan 2014-2019). Sebelum maju ke DPRD Bali, Disel Astawa---yang sempat diusung PDIP sebagai Calon Wakil Bupati Badung di pilkada 2010---sempat dua periuode duduk di DPRD Badung yakni 1999-2004 dan 2004-2009.

Disel Astawa yang kini duduk di Komisi III DPRD Bali baru saja dipecat dari PDIP, karena dituding membelot di Pilkada Badung 2015. Bukan hanya Disel Astawa yang dipecat dari PDIP karena dianggap membelot di Pilkada Badung 2015. Kader lainnya yang juga dipecat adalah Made Sugita, kader PDIP asal Kelurahan Tuban, Kecamatan Kuta, Badung yang kini duduk di DPRD Badung 2014-2019. Karena sanksi pemecatan, Disel Astawa otomatis di-PAW (pergantian antar waktu) dari kursi DPRD Bali, sementara Made Sugita di-PAW dari kursi DPRD Badung.

Sanksi pemecatan bagi Disel Astawa dan Made Sugita diumumkan Ketua DPD PDIP Bali Wayan Koster, Minggu (3/4) lalu. Disel Astawa dipecat dengan SK DPP PDIP Nomor 120/KPTS/DPP/III/2016 tertanggal 22 Maret 2016. Sedangkan Made Sugita dipecat dengan SK DPP PDIP Nomor 121/KPTS/DPP/III/2016 tertanggal 22 Maret 2016.

Berdasarekan hasil Pileg 2014, yang berhak menggantikan Disel Astawa di Fraksi PDIP DPRD Bali Dapil Badung dengan status PAW adalah I Nyoman Laka. Sebab, politisi asal Desa Blahkiuh, Kecamatan Abiansemal, Badung ini merupakan caleg DPRD Bali Dapil Badung peraih suara terbanyak ketiga di internal PDIP dalam Pileg 2014 lalu. Saat Pileg 2014, PDIP hanya meraih 2 kursi DPRD Bali dari Dapil Badung. Kursi tersebut masing-masing direbut Disel Astawa (caleg incumbent/dengan 32.721 suara) dan Ketut Tama Tenaya (caleg incumbent/dengan 16.607 suara). Sedangkan Nyoman Laka (juga incumbent) tersingkir dengan perolehan 15.415 suara.

Gerindra Buka Pintu Disel Astawa

DENPASAR - Termasuk buka pintu dan siapkan tempat bagi Wayan Disel Astawa, anggota Fraksi PDIP DPRD Bali 2014-2019 yang dipecat induk partai karena dituding membelot di Pilkada Badung 2015.

Kesiapan menampung kader asal partai lain yang ingin gabung ini disampaikan Ketua DPD Gerindra Bali, IB Putu Sukarta, saat dikonfirmasi, Selasa (5/4). Gus Sukarta menegaskan, pihaknya memang tidak sengaja mencari atau mengajak kader dari poartai lain yang dipecat induk partainya untuk gabung.

Tapi, Gerindra buka pintu bagi mereka yang ingin bergabung atas kemauan sendiri. ”Siapa saja mau gabung ke Gerindra, ayo. Kami siap menerima untuk membesarkan partai, sesuai dengan garis perjuangan Gerindra,” ujar Gus Sukarta, mantan Wakil Ketua DPRD Bali 2009-2014 yang kini anggota DPR RI 2014-2019 dari Fraksi Gerindra Dapil Bali..

Gus Sukarta menegaskan, Gerindra tidak hanya merekrut kader yang keluar dari partai lain. “Tiap tahun, kita rekrut kader partai. Rekrutmen kader ini disertai pelatihan secara berjenjang. Mereka benar-benar disiapkan. Kita kan punya pendidikian kader di Hambalang, Bogor, Jawa Barat,” ujar Gus Sukarta yang dikonfirmasi di sela-sela persiapan upacara Pamlaspas Gedung Baru Kantor Sekretariat DPD Gerindra Bali, Niti Mandala Denpasar kemarin.

Menurut Gus Sukarta, pintu Gerindra juga terbuka lebar-lebar untuk Disel Astawa, jika politisi senior asal Desa Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan, Badung itu mau gabung pasca dipecat dari PDIP. Gus Sukarta menyatakan pihaknya welcome terhadap Disel Astawa.

“Intinya, Gerindra buka pintu lebar-lebar. Setiap warga negara punya hak untuk menjadi anggota partai politik. Kalau Saudara Disel Astawa mau gabung ke Gerindra, kita buka pintu,” ujar nakhoda partai asal Griya Buruan, Desa Adat Sanur, Denpasar Selatan ini.

Hanya saja, Gus Sukarta mengingatkan di Gerindra ada jenjang dan tahapan dalam penerimaan kader. Gerindra memiliki mekanisme dalam mencatatkan kadernya menjadi pengurus. Gerindra tidak asal comot. “Kita berjenjang siapkan prosesnya. Jadi, meskipun kita partai terbuka, tetap ada rambu-rambunya,” ujar Gus Sukarta yang juga anggota Dewan Pembina DPP Gerindra.

Sejauh ini, belum diketahui bagaimana respons Disel Astawa atas jurus buka pintu Gerindra, yang siap menampungnya jika ingin gabung. Namun, informasi bahwa Gerindra punya kedekatan dengan Disel Astawa, bukanlah hal baru. Ketika Disel Astawa diisukan dijegal dari pencalegan DPRD Bali di internal PDIP saat Pileg 2014 lalu, Gerindra langsung menyodorinya kendaraan politik.

Ketika itu, Ketua DPC Gerindra Badungt I Gusti Ketut Puriartha alias Gus Krobo secara khusus melobi Disel Astawa. Namun, pada akhirnya Disel Astawa tetap maju sebagai caleg DPRD Bali dari PDIP Dapil Badung. Disel Astawa selaku caleg incumbent pun kembali lolos ke DPRD Bali 2014-2019 dengan torehan suara terbanyuak di Dapil Badung, yakni 32.721 suara.

Kini, ketika Disel Astawa dipecat dari PDIP karena dituding membelot di Pilkada Badung 2015, Gerindra kembali disebut-sebut mengincar anggota Komisi III DPRD Bali ini. Indikasi partai besutan Prabowo Subianto mengincar Disel Astawa, salah satunya, melalui gerakan Fraksi Gerindra DPRD Bali.

Ketua Fraksi Gerindra DPRD Bali, I Nyoman Suyasa, disebut-sebut sudah menjalin komunikasi dengan Disel Astawa. Suyasa---yang notabene Ketua DPC Gerindra Karangasem---kebetulan sama-sama duduk di Komisi III DPRD Bali bersama Disel Astawa.

Disel Astawa sendiri merupakan kader kelima yang dipecat dari PDIP karena isu pembelotan di Pilkada 2015. Disel Astawa dipecat bersamaan dengan Made Sugita, anggota Fraksi PDIP PDRD Badung 2014-2019, karena dituding membelot di Pilkada Badung 2015. Pemecatan Disel Astawa dan Made Sugita baru diumumkan DPD PDIP Bali, Minggu (3/4) lalu.

Sebelum pemecatan Disel Astawa dan Made Sugita, PDIP lebih dulu sudah memberangus tiga kadernya akibat isu pembelotan Pilkada 2015 di daerah berbeda-beda. Bedanya, ketiga kader yang dipecat duluan ini diberangus sebelum coblosan Pilkada 2015, karena membelot maju sebagai calon kepala daerah yang diusung partai lain.

Mereka masing-masing I Gusti Ayu Mas Sumatri (yang maju ke Pilkada Karangasem 2015 sebagai Calon Bupati yang diusung NasDem-PKPI-Hanura-Demokrat), I Wayan Sarjana (yang maju ke Pilkada tabanan 2015 sebagai Calon Bupati yang diusung Gerindra-NasDem-Hanura-Demokrat), dan Made Arjaya (yang maju ke Pilkada Denpasar 2015 selaku Calon Walikota yang diusung Demokrat-Gerindra-PKS). Pemecatan Arjaya dan Sarjana diumumkan DPD PDIP Bali per 27 November 2015, sementara pemecatan Mas Sumatri dibeber ke publik dua pekan sebelumnya.

Pasca diberangus dari PDIP, IGA Mas Sumatri---yang akhirnya memenangkan Pilkada Karangasem 2015---sempat diisukan gabung ke Demokrat. Namun, Bupati Karangasem 2016-2021 ini membantahnya. Sedangkan Wayan Sarjana gabung ke Partai NasDem, sepekan lalu. Bahkan, Sarjana langsung dipercaya menjadi Ketua DPC NasDem Tabanan 2016-2021.






sumber : Nusabali
Share this article :

Dunia Bintang School

Visitors Today

Recent Post

Popular Posts

Hot Post

Dua Pemancing Tergulung Ombak Di Tanah Lot Masih Misteri

Dua Orang Hilang di Lautan Tanah Lot, Terungkap Fakta: Istri Melarang dan Pesan Perhatikan Ombak TABANAN - Sekitar sembilan jam lamany...

 
Support : Dre@ming Post | Dre@aming Group | I Wayan Arjawa, ST
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Bali - All Rights Reserved
Template Design by Dre@ming Post Published by Hot News Seventeen