Menyingkap Berita Tanpa Ditutup Tutupi
Home » , » Gubernur Bidik Tuan Rumah PON

Gubernur Bidik Tuan Rumah PON

Written By Dre@ming Post on Rabu, 07 November 2012 | 8:05:00 AM

Rabu, 7 Nopember 2012, 08:09

ist
DENPASAR - Bulat sudah perjuangan Bali menjadi tuah rumah pesta akbar olahraga multievent PON. Gubernur Made Mangku Pastika siap perjuangkan status tuan rumah PON yang selama ini diwacanakan KONI Bali. Bila perlu, Gubernur Pastika ingin rebut status tuan rumah PON XIX 2016 yang sudah diberikan ke Jawa Barat.

Penegasan Pastika ini disampaikan di sela-sela acara penyerahan bonus bagi atlet peraih medali dan pembubaran kontingen PON XVIII 2012 Bali di Gedung Wiswa Sabha Utama Kantor Gubernur, Niti Mandala Denpasar, Senin (6/11). Pastika menyatakan, kalau Bali sudah mampu menuntaskan program penanganan kemiskinan, maka bidikan berikutnya adalah membeanhi sarana dan prasarana olahraga, sehingga siap menjadi tuan rumah PON.

“Kalau boleh kita target, rebut status tuan rumah PON 2016 yang seharusnya digelar di Jawa Barat. Kalau jadi tuan rumah PON 2020, itu kelamaan,” ujar Pastika disambut tepuk tangan hangat para atlet berprestasi, ofisial tim, dan pelatih PON XVIII 2012.

Pastika pun meminta semuanya harus kompak demi membidik status tuan rumah PON. Sarana dan prasarana olahraga perlu diperbaiki segera. Dengan jumlah penduduk mencapai 4 juta jiwa, Bali bisa melakukannya. Dari sisi prestasi, kata Pastika, Bali sudah mampu melahirkan atltet-atlet yang andal, terbukti berhasil tembus peringkat 9 besar PON XVIII 2012 di Riau dengan koleksi 15 medali emas, 18 perak, dan 30 perunggu. Kontingen Bali sukses mengatasi daerah lain seperti Lampung, Sumantra Barat, Sumatra Selatan, DI Jogjakarta, dan Papua. Kalau menjadi tuan rumah PON, Bali bisa tembus peringkat 5 besar. Menurut Pastika, membangun sarana dan prasarana olahraga untuk bidikan tuam rumah PON ini bukanlah
perkara teramat sulit. ”Untuk membangun sarana dan prasarana, saya rasa tidak sulit, kecuali kalau duitnya dikorupsi,” ujar mantan Kapolda Bali ini.

Wacana menjadi tuan rumah PON ini sudah digulirkan KONI Bali seusainya PON XVIII 2012 di Riau, 20 September lalu. Menurut Ketua Harian KONI Bali, IGA Gede Susila, sarana dan prasarana olahraga yang ada di Bali sekarang bisa digunakan sebagai venue PON, tanpa harus membangun baru, melainkan cukup direnovasi. Venue PON bisa disebar di 9 kabupaten/kota se-Bali. Begitu juga dengan pembangunan sarana dan prasarana venue. Misalnya, Stadion Ngurah Rai Denpasar, Stadion Dipta di Gianyar, GOR Lila Bhuana Denpasar, GOR Kresna Jvara di Jembrana, GOR Mengwi, dan GOR Purna Krida Kerobokan.

Dari pembicaraan non formal, beberapa KONI daerah lain juga meminta agar Bali menjadi tuan rumah PON. Namun, untuk menjadi tuan rumah PON, Bali harus menyiapkan dana cash sebesar Rp 500 miliar sebagai bukti keseriusan dan jadi dana pendamping dalam pembangunan sarana. “Keputusan sekarang ada pada komitmen Pemprov Bali dan DPRD Bali,” kata IGA Gede Susila kala itu. Statemen senada juga disampaikan Ketua Umum KONI Bali, Made Nariana. Menurut Nariana, Bali sebetulnya sudah siap jadi tuan rumah PON, tergantung komitmen Pemprov Bali dan Pemkab/Pemkot se-Bali. “Dari segi sarana dan prasarana, tidak terlalu dimasalahkan. Mengenai pawai kontingen, bisa saja dikemas dengan pawai di jalan raya tanpa harus membangun stadion seperti Stadion Utama Riau,” kata Nariana.

Sementara itu, Gubernur Pastika sekaligus menyerahkan bonus bagi para atlet peraih medali dan pelatih berprestasi dalam acara pembubuaran kontingen PON XVIII 2012 Bali di Gedung Wiswa Sabha, Selasa kemarin. Bagi atlet peraih medali emas secara perorangan dalam PON XVIII 2012, kecipratan bonus Rp 110 juta. Sedangkan untuk satu medali emas nomor ganda diberi bonus sebesar Rp 150 juta dan emas nomor beregu (tiga orang atau lebih) dihargai senilai Rp 225 juta. Sementara besarnya bonus bagi atlet peraih medali perak kategori perorangan adalah Rp 35 juta, medali perah nomor ganda dihargai Rp 50 juta, medali perak kategori beregu (3 orang) dihargai Rp 75 juta, dan medali perak kategori beregu (empat orang ke atas) dihargai Rp 100 juta.

Sebaliknya, atlet peraih medali perunggu kategori perorangan menerima bonus Rp 17,5 juta, sementara medali perunggu nomor ganda dihargai Rp 25 juta, dan medali perunggi kategori beregu (tiga orang) dihargai Rp 35,5 juta. Bukan hanya para atlet peraih medali di PON XVIII 2012 yang kecipratan bonus, tapi juga pelatih berprestasi. Pelatih yang atletnya meraih medali emas diberikan bonus sebesar Rp 100 juta, sementara untuk peraih medali perak dapat bonus Rp 30 juta, dan peraih medali perunggu kecipratan Rp 15 juta.

Penyerahan bonus atlet peraih medali dan pelatih berprestasi kemarin oleh Gubernur Pastika, disaksikan Ketua Umum KONI Bali Made Nariana. Gubernur Pastika sendiri didampingi Kepala Biro Humas Setda Provinsi Bali Ketut Teneng dan Kepala BKD Bali, Ketut Rochineng.

Di hadapan para atlet peraih medali dan pelatig berprestasi, Pastika mengatakan bonus yang diberikan ini jangan dilihat dari sisi nominalnya. “Tapi, inilah wujud dukungan pemerintah terhadap pembinaan olahraga. Kalau nanti penanganan rakyat miskin sudah tuntas, besaran bonus tentu akan ditingkatkan,” ujar Pastika. Pastika juga memberi apresiasi atas hasil perjuangan dan prestasi yang diraih atlet-atlet Bali pada PON XVIII 2012 di Riau, September lalu. Pastika menilai, peringkat 9 secara nasional yang ditorehkan kontingen Bali merupakan indikator keberhasilan pembinaan olahraga Pulau Dewata. “Saya menilai, secara kualitas kita berada pada jajaran atas dalam pembinaan olahraga,” ujar Pastika sembari menyebut, atlet-atlet Bali juga memberikan kontribusi banyak medali emas bagi kontingen Merah Putih Indonesia dalam SEA Games 2011. Sedangkan Ketua Umum KONI Bali, Made Nariana, mengatakan secara umum prestasi Bali berada di peringkat 9 pada PON 2012. Peringkat ini sama dari PON XVII 2008 lalu di Palembang. Menurut Nariana, banyaknya kendala teknis di lapangan cukup membuyarkan konsentrasi para atlet Bali di PON 2012. Misalnya, ketika hendak menuju lokasi penampungan, atlet Bali telantar di Bandara Riau sampai 10 jam. KONI Bali pun bertekad bisa meningkatkan prestasi pada PON IX 2018 mendatang.

Nariana menyebutkan, sebetulnya Bali punya banyak atlet berprestasi yang kini membela daerah lain. Pelatih berprestasi asal Bali juga banyak bertebaran di daerah lain, seperti di Lampung. “Ofisial kontingen Lampung yang saya temui di Riau mengakui Pembina atletnya kebanyakan orang Bali. Beruntung, Lampung bisa kita salip dalam peringkat PON,” tegas Nariana. Sekadar dicatat, dalam PON XVIII 2012 di Riau, kontingen Bali menyamai prestasi empat tahun sebelumnya tembus peringkat 9 dengan koleksi 15 medali emas, 18 perak, dan 30 perunggu. Hanya saja, raihan emas berkurang satu keping dari PON XVII 2008 di Kaltim ketika Bali finish di urutan 9 dengan raihan 16 medali emas, 18 perak, 23 perunggu.

Semula, KONI Bali menargetkan para atlet bisa membidik 19 medali emas untuk tembus peringkat 8 di PON 2012. Namun, beberapa cabang unggulan seperti kempo, tinju, golf, biliar, dan ski air justru gagal meraih emas. Beruntung, ada cabang primadona pencak silat yang berhasil menyabet 6 medali emas (semuanya dari kategori seni) dan 1 perak, sehingga posisi Bali terselamatkan.

Maria Natalia Londa menjadi salah satu atlet Bali paling gemerlap di PON XVIII 2012. Pasalnya, ratu lintasan atletik ini berhasil menyabet dua medali emas, masing-masing dari nomor lompat jauh putrid dan lompat jangkit putri. Yang heboh, kedua nomor penghasil emas itu mencatatkan rekor baru PON. Maria Londa pun jadi satu-satunya atlet Bali yang sukses menyabet dua emas di Riau. 

sumber : NusaBali
Share this article :

Dunia Bintang School

Visitors Today

Recent Post

Popular Posts

Hot Post

Dua Pemancing Tergulung Ombak Di Tanah Lot Masih Misteri

Dua Orang Hilang di Lautan Tanah Lot, Terungkap Fakta: Istri Melarang dan Pesan Perhatikan Ombak TABANAN - Sekitar sembilan jam lamany...

 
Support : Dre@ming Post | Dre@aming Group | I Wayan Arjawa, ST
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Bali - All Rights Reserved
Template Design by Dre@ming Post Published by Hot News Seventeen