Menyingkap Berita Tanpa Ditutup Tutupi
Home » » Biadab! 5 Teroris Sudah Survei Target Pemboman

Biadab! 5 Teroris Sudah Survei Target Pemboman

Written By Dre@ming Post on Selasa, 20 Maret 2012 | 6:26:00 AM

Selasa, 20 Maret 2012, 06:09

DENPASAR - Lima tersangka teroris yang tewas didor petugas gabungan Densus 88/Mabes Polri dan Polda Bali di dua lokasi berbeda di Denpasar, Minggu (18/3) malam, diduga kuat sudah melakukan survei lokasi target pengeboman di Pulau Dewata. Untuk membiayai aksi terornya, mereka terlebih dulu berencana rampok toko emas dan money changer di Bali, Senin (19/3).

Informasi sumber dari Mabes Polri menyebutkan, sebelum ditembak mati dalam penggerebekan Minggu malam, 5 tersangka teroris ini sempat makan di sebuah warung Soto Makasar kawasan Jalan Teuku Umar Denpasar, Minggu malam sekitar pukul 19.00 Wita. Saat makan di sana, mereka membagikan senjata kepada anggota untuk melancarkan aksi perampokannya.

Lima (5) tersangka teroris yang ngumpul di warung soto malam itu sebelum kemudian tewas didor Tim Densus 88/Antiteror masing-masing HN, 32 (diduga Hilman Afandi, asal Bandung), AG, 30 (diduga Anang, tinggal di Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan, Badung), UH alias Kapten (asal Jepara, Jawa Tengah), Dd, 27 (diduga Dede, asal Bandung), dan M alias Abu Hanif, 30 (adiduga Martino, asal Makassar, Sulawesi Selatan).

Dalam skenario yang dirancang, aksi perampokan itu akan dilakukan hari Senin kemarin, namun urung terwujud karena mereka keburu tewas ditembak Tim Densus 88. Dari skenario yang berhasil diungkap, rencananya mereka akan merampok toko emas di kawasan Pasar Jimbaran (Kecamatan Kuta Selatan,
Badung) dan money changer di kawasan wisata Kuta (Badung).

Sebelum melakukan perampokan, mereka sudah berkumpul di Denpasar sejak dua pekan lalu. Diawali dengan kedatangan 2 anggota teroris yang belum diketahui identitasnya, Selasa (7/2) lalu. Kabarnya, 2 tersangka teroris yang datang awal inilah yang melakukan survei di sekitar Hard Rock Cafe Kuta dan sepanjang Jalan Raya Pantai Kuta. "Yang pasti, mereka sempat foto-foto lokasi di sekitar Jalan Raya Pantai Kuta," jelas sumber tersebut di Denpasar, Senin kemarin.

Seusai melakukan survei, 2 tersangka teroris ini kembali ke Jawa, Minggu (11/3) lalu. Usai kepergian kedua orang ini, tersangka Anang (AG) yang tinggal di Perum Puri Jimabaran lalu menjemput Hilman (HN) di kawasan Ubung-Denpasar Utara, Rabu (14/3) lalu. Setelah itu, Hilman menginap di Hotel Puri Naga, Jalan Double Six Kuta. Di hotel ini, Hilman membuka dua kamar, masing-masing di lantai atas dan di lantai bawah.

"Kamar yang di lantai atas untuk mantau kondisi di luar. Kalau kamar yang di lantai bawah disiapkan untuk anggota lainnya," jelas sumber tersebut. Berselang beberapa hari kemudian, sejumlah anggota jaringan lainnya datang termasuk Dede dan Martino alias Abu Hanif. Mereka juga dijemput Anang dan menginap di hotel yang sama. Kemudian, mereka melakukan survei lokasi yang akan dijadikan target perampokan, di antaranya toko emas di Pasar Jimbaran (Jalan Uluwatu) dan salah satu money changer di Kuta.

Setelah melakukan survei lokasi perampokan selama beberapa hari, kata sumber tadi, tersangka Anang kembali menjemput Umar alias Kapten di Ubung, Sabtu (17/3) lalu. "Kemudian, Hilman buka kamar lagi di Hotel Mulyo Sari, Jalan Setia Budi Kuta pada Minggu (18/3) siang," jelas sumber tersebut. Setelah survei selesai, 5 tersangka teroris ini berkumpul di salah satu warung Soto Makasar, Jalan Teuku Umar, Minggu malam sekitar pukul 19.00 Wita. Selain membahas hasil survei lokasi, mereka juga menetapkan Senin (19/3) sebagai hari H aksi perampokan.

Skenarionya, tersangka Anang dan Hilman akan mencuri motor yang digunakan untuk merampok. Malam itu juga, mereka membagikan senjata pistol jenis FN. "Waktu itu, Anang dan Hilman bawa dua senjata. Sedang Kapten, Dede, dan Abdul Hanif juga bawa dua senjata," papar sumber dari Mabes Polri ini. Setelah selesai makan di warung soto Jalan Teuku Umar Denpasar malam itu, 5 tersangka teroris berpisah. Anang dan Hilman naik motor Supra 125 berboncengan, sementara Kapten, Dede, dan Abu Hanif naik mobil Avanza warna merah. Tim Densus 88/Antiteror langsung membuntuti motor yang ditunggangi Anang dan Hilman dari Jalan Teuku Umar Denpasar menuju Jalan Mahendradatta Denpasar, lalu belok kiri menuju Jalan Gunung Soputan Denpasar.

Nah, saat berada di Jalan Gunung Soputan Nomor 2 Denpasar (tepatnya di Banjar Abian Timbul, Desa Pemecutan Kelod, Denpasar Barat) inilah kedua teroris sadar telah dibuntuti petugas. Lalu, saat berada di traffic light Jalan Gunung Soputan-Jalan Imam Bonjol Denpasar, tersangka Anang dan Hilman mencoba mengambil pistol yang dibawanya.

Karena melakukan perlawanan, mata Tim Densus 88 yang sudah membuntuti kedua teroris ini pun langsung menembaknya hingga tewas saat masih berada di atas motornya. "Keduanya langsung tewas, kemudian mayatnya dibawa ke RS Sanglah (Denpasar)," jelas sumber tersebut.

Pada saat bersamaan, Tim Densus 88 yang membuntuti mobil Avanza warna merah dari Jalan Teuku Umar Denpasar menuju Jalan Danau Poso Sanur, lalu masuk ke dalam bungalow 99X, juga melakukan penyergapan. "Di sini tiga orang itu (tersangka Kapten, Dede, dan Abdul Hanif) juga ditembak mati petugas. Mereka sempat akan melawan, tapi lebih dulu ditembak mati," tegasnya.

Secara terpisah, Kabid Humas Polda Bali Kombe Haryadi mengatakan, dari penyelidikan sementara, 5 orang yang ditembak mati itu bukan teroris, namun perampok. Mereka masuk Bali untuk melakukan perampokan di beberapa tempat. Menurut Hariadi, kasus ini buat sementara tidak ada hubungannya dengan isu di jejaring sosial dan BBM soal teroris masuk Bali.

Sementara, Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Saud Usman Nasution, menyatakan 5 tersanga teroris yang tewas didor dalam penggerebekan di Denpasar itu berada di bawah pimpinan HN (Hilman Afandi). Kelompok ini terkait dengan jaringan teror perampok Bank Niaga CIMB Medan, Agustus 2010 silam.

Menurut Saud Usman, HN selaku pimpinan merekrut anggotanya di Bali dan daerah lainnya. “HN pimpinannya. Dia rekrut anggota di Bali dan daerah lain. Mereka sudah persiapkan lama,” jelas Saud Usman dalam jumpa pers di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin kemarin.

Jajaran kepolisian, lanjut Saud Usman, masih terus mengejar kelompok yang berafiliasi dengan 5 tersangka teroris yang tewas tertembak di Denpasar ini. Namun, dia enggan menyebut berapa jumlah anggota kelompok yang berafiliasi, dengan dalih agar tidak mengganggu penyelidikan.

Yang jelas, menurut Saud Usman, kelompok ini menjadikan Bali sebagai target lokasi kegiatan fa'i (merampas harta orang kafir yang memusuhi Islam). Target fa'i mereka di Bali, antara lain, money changer, toko emas, dan kafe. "Bali merupakan target fa'i. Tapi, tidak menutup kemungkinan mereka mengembangkan target lainnya karena perlu duit," katanya.

Sementara, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Ansyaad Mbai, menyatakan 5 tersangka teroris yang tewas didor di Denpasar telah melakukan survei lokasi target peledakan bom di Bali. Namun, rencana mereka buyar setelah Densus 88 keburu menyergapnya.

"Mereka (5 teroris yang tewas didor) sudah melakukan survei di Bali. Ada beberapa tempat di Bali yang disurvei. Tapi, nggak usah saya sebut, nanti banyak orang panik," jelas Ansyaad Mbai dilansir di sela rapat dengar pendapat dengan Komisi I DPR di Senayan, Jakarta, Senin kemarin.

Menurut Ansyaad, sasaran peledakan bom bukan hanya di lokasi yang ramai ditempati warga negara asing, namun juga target domestik. "Awalnya target asing, tapi sejak 2010 sampai sekarang targetnya domestik juga. Pokoknya yang dianggap musuh, tergantung ideologinya, tidak peduli asing atau domestik," katanya. Dikatakan Ansyaad, 5 tersangka teroris yang tewas itu terkait kelompok Jamaah Ansharut Tauhid (JAT). Mereka juga terkait dengan teroris perampok Bank iga CIMB Medan dan jaringan teroris Solo. Dalam paparannya di Komisi I DPR kemarin, Ansyaad menyebut ada 5 kelompok yang berpotensi melakukan teror: Jamaah Islamiyah, JAT, Kelompok Negara Islam Indonesia (NII), dan Tauhid Waljihad.

"JAT itu jaket baru dari JI. Orangnya-orangnya, tokoh-tokohnya, itu-itu juga, pimpinannya itu juga. JI itu anak kandung dari NII. Yang (disergap) di Bali (kelompok) itu-itu juga," papar Ansyaad. Sebelumnya, seorang anggota Densus 88 menyatakan 5 tersangka teroris yang tewas didor diduga akan melancarkan ledakan bom di Bali pada H-1 Hari Raya Nyepi Saka 1934, yakni 22 Maret 2012 nanti. Keterangan anggota Densus 88 ini didengar oleh seorang sopir taksi bernama Ariawan, yang saksi mata penembakan mati teroris malam itu.

Ariawan mengaku, saat terjadi penembakan, dia tengah melintas di TKP. Tiba-tiba dia mendengar suara tembakan dan diminta menepi oleh petugas. Setelah suara tembakan mereda, dia melihat salah seorang anggota Densus 88 menenangkan warga di sekitar TKP. "Tenang, tenang ya Pak. Ini ada teroris yang mau mengebom saat malam pangerupukan (H-1 Nyepi)," tutur Ariawan menirukan ucapan anggota Densus 88 tersebut. 

sumber : NusaBali
Share this article :

Dunia Bintang School

Visitors Today

Recent Post

Popular Posts

Hot Post

Dua Pemancing Tergulung Ombak Di Tanah Lot Masih Misteri

Dua Orang Hilang di Lautan Tanah Lot, Terungkap Fakta: Istri Melarang dan Pesan Perhatikan Ombak TABANAN - Sekitar sembilan jam lamany...

 
Support : Dre@ming Post | Dre@aming Group | I Wayan Arjawa, ST
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Bali - All Rights Reserved
Template Design by Dre@ming Post Published by Hot News Seventeen