Menyingkap Berita Tanpa Ditutup Tutupi
Home » » Ulah Pemborong Proyek Membuang Material Ke Dalam Got, Rp 16 M untuk Tata Kawasan Banjir

Ulah Pemborong Proyek Membuang Material Ke Dalam Got, Rp 16 M untuk Tata Kawasan Banjir

Written By Dre@ming Post on Jumat, 13 Januari 2012 | 9:11:00 AM

Jumat, 13 Januari 2012, 08:49

ilustrasi - v/g : yan andie
DENPASAR - Pemerintah Kota Denpasar akan melakukan penataan kawasan rawan banjir dengan mengalokasikan dana sebesar Rp16 miliar. "Dana tersebut nantinya akan digunakan untuk pembenahan dan penataan saluran drainase di kota ini," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Pemkot Denpasar, Ketut Winarta di Denpasar, Kamis.

Ia mengatakan, berdasarkan data dari PU saat ini ada sekitar 15 titik kawasan rawan banjir. "Kawasan yang bakal dilakukan pembenahan tersebut adalah Jalan Gandapura, saluran drainase di Peguyangan Kangin, Jalan Tukad Pancoran, Ubung Kaja, Padangsambian Kaja, Pedungan, Kelurahan Sesetan, Sidakarya, perbaikan saluran Subak Temaga, dan pengerukan Tukad Loloan," kata Winarta didampingi Kabid Pengairan IGN Putra Sanjaya.

Dana alokasi tersebut, kata dia, juga termasuk untuk perbaikan saluran irigasi Subak Padanggalak dan pengerukan saluran irigasi di wilayah Kepaon, Kecamatan Denpasar Barat.

Sementara itu, rumah warga di Jalan Bumi Ayu, Banjar Batujimbar, Sanur Kauh, Denpasar Selatan, hingga kemarin, masih terendam air hujan. Kondisi ini diperkirakan akan terjadi dalam waktu yang cukup lama. Pasalnya, saluran got untuk membuang air tersendat oleh material proyek yang diduga milik Denpasar
Sawerage Development Project (DSDP) II. Akibatnya, warga kesulitan untuk mengalirkan air dari pekarangan rumah mereka.

Kepala Lingkungan Batujimbar, Ketut Sudira, mengatakan, air yang meluap ke pekarangan rumah warga disebabkan tidak mengalirnya luapan air di got pembungan air. Penyebab tersumbatnya aliran itu, kata dia, lantaran ulah pemborong proyek yang membuang material ke dalam got. “Kita sudah berusaha untuk melakukan penyedotan, tapi air sulit untuk dialihkan, karena akses got tertutup,” katanya, kemarin. Akibatnya, praktis air tidak bisa mengalir sama sekali dalam jangka waktu yang cukup lama. “Gimana bisa mengalir, kalau ada material satu karung yang berisi pasir bekas proyek DSDP ini,” imbuhnya.

Akibat luapan itupula, puluhan Kepala Keluarga (KK) menjadi korban, lantaran tempat tinggalnya terendam air hujan. “Selain warga lokal, di sana juga banyak villa yang dihuni wisatawan, ada pula mes dari beberapa perusahaan. Bahkan kemarin wisatawan pun ikut mengungsi,” urainya.

Keberadaan proyek DSDP menurutnya cukup bagus untuk mengatasi limbah, namun dia berharap pemborong memperhatikan penggarapannya. “Pemborong yang mengerjakan proyek itu yang tak becus, seperti kondisi sekarang ini, air tersumbat,” terangnya.

Atas kejadian itu, air hampir menggenangi komplek perumahan tersebut. Biasanya, kata dia, air langsung surut hanya dalam waktu hitungan jam saja. Namun kini harus memerlukan waktu hingga berhari-hari. Padahal, warga sudah melakukan penyedotan air, namun tetap saja luapan air masih menggenangi rumah warga. “Kita kesulitan melakukan penyedotan dengan pipa besar, jadi kami harus pakai mesin yang lebih kecil dan itu harus memakan waktu cukup lama,” tuturnya.

Dikonfirmasi mengenai hal itu, Humas DSDP AA Indra Kamajaya belum bisa memastikan kalau material itu milik DSDP. Pasalnya, ditempat tersebut juga banyak proyek lain seperti proyek galian kabel baik milik PLN maupun Telkom. Bukan hanya itu saja, dilokasi ini juga ada proyek PDAM. “Jadi belum bisa dipastikan kalau itu milik DSDP,” katanya. 

sumber : NusaBali
Share this article :

Dunia Bintang School

Visitors Today

Recent Post

Popular Posts

Hot Post

Dua Pemancing Tergulung Ombak Di Tanah Lot Masih Misteri

Dua Orang Hilang di Lautan Tanah Lot, Terungkap Fakta: Istri Melarang dan Pesan Perhatikan Ombak TABANAN - Sekitar sembilan jam lamany...

 
Support : Dre@ming Post | Dre@aming Group | I Wayan Arjawa, ST
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Bali - All Rights Reserved
Template Design by Dre@ming Post Published by Hot News Seventeen