Menyingkap Berita Tanpa Ditutup Tutupi
Home » » Sesaat Kota Bangli Lumpuh, Jro Selamet Tewas Ditebas Pedang

Sesaat Kota Bangli Lumpuh, Jro Selamet Tewas Ditebas Pedang

Written By Dre@ming Post on Kamis, 21 Juli 2011 | 8:23:00 AM

Kamis, 21 Juli 2011, 08:09

BANGLI - Sehari pasca bentrok massa Desa Songan (Kecamatan Kintamani) vs warga Kota Bangli yang dimotori Kelurahan Kawan, Selasa (19/7) malam, aktivitas di ibukota Gumi Sejuk ini praktis lumpuh. Sejumlah sekolah terpaksa diliburkan, aktivitas pelayanan publik di kantor pemerintahan pun terhenti, Rabu (20/7).

Pantauan di lapangan, Rabu kemarin, sekolah yang diliburkan pasca rusuh di antaranya SMAN 1 Bangli (yang lokasiya besebelahan dengan Kantor DPRD dan Kantor Bupati Bangli). Suasana di Kantor
DPRD Bangli juga tampak lengang. Pegawai dan anggota Dewan yang masuk kantor kemarin hanya beberapa gelintir.

Kondisi serupa juga terjadi di Kantor Bupati Bangli. Nyaris tidak ada pegawai yang melakukan aktrivitas pelayanan publik di Kantor Bupati Bangli, Rabu kemarin. Demikian halnya dengan Kantor Samsat yang berada di sebelah selatan Lapangan Kepten Mudita Bangli, tampak sepi. Padahal biasanya, Kantor Samsat ini selalu disesaki warga.

Sedangkan di Pasar Bangli, kondisinya juga lengang karena banyak pedagang memilih tidak berjualan. Sementara, sejumlah ruas jalan di Kota Bangli seperti Jalan Ngurah Rai pun sepi dari arus lalulintas kendaraan. Kendati situasi lengang di mana-mana, namun aparat keamanan tampak berjaga-jaga di sejumlah titik Kota Bangli. Pihak-pihak terkait, termasuk Muspida Bangli, Rabu kemarin berupaya mencari solusi pasca rusuh, dalam pertemuan yang digelar di Bale Banjar Desa Adat Kawan, Kota Bangli, Rabu siang. Bupati Made Gianyar yang mendahului pulang dari sembahyang di Pura Semeru Agung Lumajang, Jawa Timur juga hadir dalam pertemuan yang, antara lain, melibatkan Kapolres Bangli AKBP Sakeus Ginting ini. Bupati secara estafet berupaya menenangkan warga Kota Bangli, setelah lebih dulu meluncur ke Desa Songan untuk menenangkan krama setempat.

Bentrokan fisik yang dipicu masalah perkelahian pelajar di SMKN 2 Bangli sehari sebelumnya itu, melibatkan massa dari Desa Songan vs Kelurahan Kawan dan sejumlah kelurahan lainnya di Kota Bangli. Massa Gabungan Kota Bangli yang bentrok dengan massa Desa Songan di depan SMPN 1 Bangli, Selasa malam pukul 20.00 Wita, antara lain, melibatkan warga dari Kelurahan Cempaga (Kecamatan Bangli).

Informasi terakhir, Rabu kemarin, jumlah korban terluka akibat bentrok massa ini bertambah jadi 13 orang dari semula hanya 8 orang sesuai laporan malam sebelumnya. Sedangkan korban tewas dalam rusuh Kota Bangli ini tetap satu orang, yakni Jero Selamet alias Jero Wi, 55, warga dari Banjar Serongga, Desa Songan A, Kintamani. Jenazah Jero Selamet telah dibawa ke RS Sanglah, Denpasar untuk diotopsi. Dari hasil pemeriksaan dokter, korban tewas ini menderita luka akibat benturan benda tumpul.

Menurut Kasubag Humas Bangli, AKP Ida I Dewa Nyoman Rai, dari 13 korban terluka dalam bentrokan malam itu, terbanyak dari Kelurahan Kawan yakni mencapai 7 orang. Sedangkan korban luka lainnya masing-masing 5 orang dari Desa Songan dan 1 korban dari Puri Agung Dencarik Bangli. “Ada yang terluka di bagian badan dan kepala,” terang Dewa Rai saat ditemui di ruang kerjanya, Mapolres Bangli, Rabu kemarin.

7 Korban luka dari Kelurahan Kawan masing-masing Kadek Junaedi, Komang Juliarta, Komang Widi Nova, Alit Vijaya, Kadek Dede, Komang Sandi, dan Putu Krisna. Sedangkan 1 korban luka dari Puri Dencarik Bangli adalah AA Semaraputra. Sementara 5 korban luka dari pihak Desa Songan masing-masing Jero Lanang, Putu Mertawan, Wayan Sentana, Jero Purnia Sutama, dan Jero Made Kamudarsana.

Sebagian besar korban terluka dirawat di RSUD Bangli, sebagian lagi di tempat lain. Dua korban terluka dari Desa Songan di antaranya dirawat di RSUD Sanjiwani, Gianyar, yakni Jero Made Kamudarsana, 31, dan Jero Parnia Sutama, 28. Korban Jero Kamudarsana sendiri merupakan korban aksi penembakan oleh polisi saat terjadi bentrok.

Jero Kamudarsana dilarikan ke RSUD Sanjiwani, Rabu dinihari sekitar pukul 02.00 Wita, setelah sempat dirawat di RSUD Bangli. Namun, Jero Kamudarsana meminta pulang paksa dari RSUD Sanjiwani, kemarin siang pukul 12.20 Wita. “Kondisi saya sudah membaik, saya ingin cepat pulang. Saya hanya ingin rawat jalan saja,” ujar Jero Kamudarsana di Ruang Bima RSUD Sanjiwani kemarin.

Hingga Rabu kemarin, polisi telah memeriksa 20 orang yang diduga terlibat dalam rusuh Kota Bangli. Dari 20 orang yang diperiksa itu, 3 di antaranya telah ditetapkan sebagai tersangka. "Saat ini sudah ada 20 orang yang diperiksa, 3 di antaranya ditetapkan jadi tersangka, ketiganya asal Desa Songan," ungkap Kabid Humas Polda Bali, Kombes Hariadi, pada Antara kemarin.

Ke-20 orang yang diperiksa itu merupakan warga yang diduga membawa berbagai macam senjata tajam. Mereka semuanya dari Desa Songan dan Kelurahan Kawan. "Sedangkan 3 orang yang ditetapkan sebagai tersangka, bukan pelaku penganiayaan terhadap korban tewas, tapi mereka terbukti membawa senjata tajam," imbuhnya.

Sementara itu, Bupati Made Gianyar bersama Muspioda Bangli sempat meluncur ke Desa Songan, Rabu pagi pukul 9.30 Wita, untuk menemui warga setempat guna memberikan arahan dan kejelasan bentrok massa malam sebelumnya. "Bupati dan Kapolres Bangli saat ini berangkat ke Desa Songan untuk menetralisir dan menenangkan suasana," kata Dewa Suparta, salah seoran pejabat Asisten di Pemkab Bangli.

Namun, informasinya, dalam pertemuan di Bale Desa Songan kemarin pagi, Bupati Made Gianyar justru dipulangkan paksa dari Songan. Pasalnya, keterangan yang disampaikan Bupati terkesan normatif, kurang tegas, plus dianggap tidak bisa selesaikan masalah. “Argumennya normatif, misal dia hanya bilang menjamin dan melakukan proses, semestinya katakana saja siap,” ujar salah satu warga Desa Songan.

Salah satu tokoh Desa Songan, I Gede Tindih, mengatakan semestinya setelah suasana memanas antara Desa Songan vs Kelurahan Kawan dalam ajang Liga Sepakbola Gita Santhi dua pekan lalu, pejabat yang berkompeten langsung melakukan mediasi. “Tapi itu tidak dilakukan. Intelijen juga kecolongan,” terang Gede Tindih, kemarin siang.

Tindih pun berharap 8 warga Desa Songan yang ditahan polisi di Mapolres Bangli agar segera dikeluarkan. Keinginan ini juga merupakan aspirasi warga Desa Songan saat pertemuan dengan Bupati Made Gianyar kemarin pagi. “Mari kita tokoh Kelurahan Kawan dan Desa Songan duduk bersama. Kita adalah saudara, hanya itu yang bisa menyelesaikan masalah,” tandas Tindih.

Sepulang dari Desa Songan, Bupati Made Gianyar kemarin siang menggelar pertemuan Kapolres Bangli AKBP Sakeus Ginting di Bale Banjar Desa Adat Kawan, Kota Bangli. Dalam pertemuan ini, warga menudting polisi lambat dalam mengantisipasi terjadinya bentrok. Semestinya, ketika sudah ada gejala kedatangan warga Songan ke Kota Bangli, Kapolres harus langsung menghubungi Brimob Polda Bali untuk terjun ke lokasi.

Warga juga kecewa atas keterangan polisi, Selasa siang, yang mengatakan bahwa warga Desa Songan yang tiba di kawasan Kayubihi, Kecamatan Bangli hanya berisi 4 orang tiap truk. Saat itu, polisi juga minta kepada warga agar percaya kepada aparat bahwa tidak akan ada warga Desa Songan nglurug ke kota. Polisi pun meminta massa dari gabungan sejumlah wilayah Kota Bangli agar membubarkan diri dan pulang.

Beruntung, warga kota tidak mudah percaya begitu saja, karena punya intel bahwa sejatinya warga Desa Songan akan nglurug ke kota. Ternyata benar, malamnya massa dari Desa Songan datang hingga terjadi bentrok fisik di depan SMPN 1 Bangli. “Coba kalau sampai kami percaya aparat, kami sudah diserang. Bapak Kapolres sudah bohongi kami,” terang Wayan Rudja, salah satu warga Kota Bangli dalam pertemuan di Bale Banjar Adat Kawan kemarin siang.

Dalam pertemuan ini, warga juga mengatakan soal sempat memanasnya hubungan Kelurahan Kawan vs Desa Songan usai pertandingan sepakbola, dua pekan lalu. Namun, pihak terkait seperti Muspida Bangli tidak segera menyikapinya. Warga Kota Bangli intinya tidak keberatan untuk damai dengan Desa Songan. “Tapi, kami jaminan dari Bupati sebagai syarat warga mau menerima usulan damai,” ujar seorang warga kota.

Sementara, Bupati Made Gianyar dalam pertemuan itu mengatakan, sejatinya spirit untuk damai sudah sama-sama tercipta di tubuh warga Desa Songan dan warga Kota Bangli. Hanya saja, soal jaminan, dia mengatakan bahwa tidak ada siap menjamin siapa. “Tapi, jamin kita semua,” ujar Bupati asal Kintamani ini.

Seusai pertemuan, Gianyar berjanji akan segera memfasilitasi pertemuan keduabelah pihak untuk melakukan kesepkatan damai. Dalam pertemuan nanti, yang akan hadir adalah perwakilan keduabelah pihak. “Pertemuan segera, makin cepat makin baik, diharapkan minggu ini,” ujarnya kepada NusaaBali.

Di sisi lain, Ketua LSM Darma Wimrisa Bangli, Putu Dirga, mengatakan bentrok massa malam itu terjadi akibat keterlambatan polisi melakukan antsipasi. Padahal, gejala akan terjadinya bentrok sudah muncul sejak Selasa siang, ketika warga Desa Songan sudah terkonsentrasi di dekat Lapangan Kayubihi, sementara massa gabungan Kota Bangli berkumpul di perempatan Jalan Nusantara-Jalan Kusumayudha Bangli.

Kapolda Bali, Irjen Totoy Herawan Indra, membantak polisi dikatakan terlambat melakukan antisipasi. “Kalau terlambat, banyak korban, polisi tidak ingin terlambat,” terang Kapolda saat dikonfirmasi di Mapolsek Kota Bangli, Rabu dinihari kemarin. Secara terpisah, Gubernur Bali Made Mangku Pastika menyayangkan rusuh di Bangli yang menyebabkan 1 korban tewas dan 13 terluka ini. Pastika merasa malu karena spirit menyamabraya krama Bali sudah surut. Pastika pun meminta tokoh masyarakat dan tokoh agama ikut membantu meredam keberingasan warga, dengan memberikan pemahaman bahwa kekerasan bukan solusi.

Hal ini diungkapkan Pastika seusai mengumpulkan pejabat Pemprov Bali dalam evaluasi bulanan di Gedung Wiswasabha Utama Kantor Gubernur, Nitimandala Depasar, Rabu kemarin. Pastika mengatakan, kelian adat, kelian dinas, dan tokoh masyarakat supaya menertibkan anak-anak muda yang berkelahi. "Jangan cuma karena anak-anak muda berkelahi, kita ikut bentrok. Saya sebagai orangtua malu, saya sebagai Gubernur merasa kita sudah hilang rasa persaudaraan. Tolonglah kendalikan diri kita, utamakan menyamabraya itu," jelas Pastika.

Pastika sendiri mengaku segera akan berkoordinasi dengan Bupati Bangli dan tokoh-tokoh adat setempat, supaya masalah ini diredam dan diselesaikan dengan tuntas. "Kuncinya sebenarnya introspeksi saja. Kejadian ini jangan terulang lagilah. Kita malu, disebut sebagai orang Bali yang ramah, eh sekarang malah rusuh," ujar Pastika. 

Jro Selamet Tewas Ditebas Pedang

DENPASAR - Bentrokan antardua kelompok warga pecah di Kabupaten Bangli,  Bali, Selasa (19/7) sore. Dalam bentrok itu, puluhan orang luka-luka, satu orang meninggal dunia.

Korban tewas adalah Jro Selamet alias Jro Kli, 55 asal Banjar Serongga, Desa Songan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Rabu (20/7), sekitar pukul 10.30 WITA.

Jenazah Jro Kli diantar menggunakan ambulans untuk menjalani autopsi di Rumah Sakit
Umum Pusat (RSUP) Sanglah, Denpasar. Autopsi dimulai pukul 13.00.

Setelah beberapa lama melakukan pemeriksaan, tim forensik mendapati beberapa hal serius dari tubuh korban.

"Terdapat luka bekas tebasan seperti pedang di kepala korban. Tebasan itu terjadi beberapa kali," terang Kepala Instalasi Forensik RSUP Sanglah dr Dudut Rustyadi di Denpasar, Rabu (20/7).

Tiga Tersangka Pelaku Kerusuhan Bangli Ditetapkan

DENPASAR - Kepolisian Daerah Bali bergerak cepat menangkap pelaku yang diduga terkait erat sebagai pelaku kerusuhan di Bangli.

Polda Bali masih melakukan pemeriksaan terhadap puluhan orang secara intensif.

Kendati begitu, saat ini Polda Bali sudah menetapkan tiga orang sebagai tersangka.

"Ketiga orang ini terbukti pada kejadian membawa senjata tajam, seperti linggis dan sabit," ujar Kepala bidang Humas Polda Bali Komisaris Besar Hariadi, Rabu (20/7).

Sebelumnya, ribuan massa antara Desa Songan dan Banjar Kawan, Kabupaten Bangli, Bali, Selasa (19/7), sekitar pukul 19.30 WITA, terlibat bentrokan yang dipicu oleh perkelahian antarpelajar.

Dalam insiden berdarah itu satu tewas dan delapan luka-luka.



sumber : NusaBali, MICOM
Share this article :

Dunia Bintang School

Visitors Today

Recent Post

Popular Posts

Hot Post

Dua Pemancing Tergulung Ombak Di Tanah Lot Masih Misteri

Dua Orang Hilang di Lautan Tanah Lot, Terungkap Fakta: Istri Melarang dan Pesan Perhatikan Ombak TABANAN - Sekitar sembilan jam lamany...

 
Support : Dre@ming Post | Dre@aming Group | I Wayan Arjawa, ST
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Bali - All Rights Reserved
Template Design by Dre@ming Post Published by Hot News Seventeen