Mangku Mokoh dan keadaan kawah Gunung Agung |
Hembusan Abu di Gunung Agung Kini Tercatat Berdurasi Sekitar 20 Detik Mengarah Ke Daerah Ini
AMLAPURA - Gunung Agung (GA) diselimuti awan dan kabut tebal, Kamis (14/12/2017) pagi sekitar pukul 10.40 Wita.
Wajah Gunung Agung yang sempat terlihat pada pukul 06.00, sampai 07.00 wita, kini tidak tampak dari Pos Pengamatan Gunungapi Agung, Desa Rendang, Karangasem, Bali.
Berdasarkan hasil pengamatan Pusat Vulkanologi dan Mitigas Bencana Geologi (PVMBG) 24 jam terakhir, aktivitas Gunung terbesar di Bali ini masih tinggi.
Hal ini dibuktikan dengan masih adanya sinar api di puncak kawah, dan masih adanya gempa-gempa vulkanik, dan hembusan.
“Itu menandakan bahwa lava terus mensuplai ke kawah. Kemudian erupsi efusif ini kadang-kadang disertai oleh hembusan abu yang sebentar-sebentar atau durasi pendek, sekitar 20 detik,” kata Suantika saat diwawancara di Pos Pengamatan Rendang.
Ketinggian hembusan yang dikeluarkan gunung Agung, kata Suantika, masih sama dengan hari-hari sebelumnya, yaitu berkisan antara 1000, dan paling tinggi 2000 meter dari puncak kawah.
“Ketinggiannya masih sama dengan hari-hari kemarin. Arah angin abu condong ke arah barat jadi condong ke arah Singaraja,” ungap insinyur lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) ini.
Hasil pengamatan PVMBG periode 00.00-06.00 Wita, tercatat gempa-gempa yang terjadi di tubuh gunung Agung.
Seperti hembusan yang terjadi sebanyak 7 kali, gempa low frekuensi sebanyak 3 kali, vulkanik dangkal 1 dan gempa tremor menersu masih terekam dari alat seismograf PVMBG.
Atas kondisi tersebut, hingga saat ini PVMBG masih menetapkan status gunung Agung pada level IV atau awas.
Masyarakat direkomendasikan agar tidak mendekat pada radius 8 km dari puncak kawah, dan perluasan sektoral 10 km.
Video Kawah Gunung Agung Yang Tengah ‘Kritis’ Kembali Beredar, Padahal Seperti Ini Penampakannya
Kembali beredar video tentang aksi seseorang yang menerobos larangan mendaki Gunung Agung.
Dalam video yang diposting akun media sosial Facebook ‘Ikomang Giri’ ini ditunjukkan kondisi dan situasi kawah Gunung Agung kini.
Terlihat dalam video yang mendadak viral tersebut ada tangan seseorang yang tengah memegang tongkat.
Si pemilik akun menyebut, video itu dibuat di kawah Gunung Agung pada Rabu (13/12/2017).
Video yang kini viral diberikan kalimat dengan tanda tagar ‘#bukankarnanekat #ataucarisensasi Murni karena hati yg terpanggil, untuk sebuah benang tridatu, GA tgl 13-12-2017,pukul 08.42”.
Dalam video tersebut dapat diamati kawah Gunung Agung yang penuh kepulan asap tebal.
Ini jelas berbeda dari video-video aksi nekat beberapa orang sebelumnya yang sama-sama naik ke dekat kawah Gunung Agung setelah gunung tertinggi di Bali ini berstatus Awas.
Video dengan durasi 4.05 detik tersebut pun langsung menuai komentar dari netizen.
Namun demikian, benar atau tidaknya apakah video diambil pada hari ini sulit untuk dilakukan verifikasi.
Kendati demikian, apabila pendakian ke kawah itu benar-benar terjadi saat ini, maka itu berarti melanggar penetapan kawasan berbahaya oleh PVMBG.
Sebelumnya, Kepala Sub-Bidang Mitigasi Pengamatan Gunungapi Wilayah Timur, PVMBG, Devy Kamil Syahbana menegaskan bahwa PVMBG tentunya tidak akan merekomendasikan siapapun untuk naik ke puncak karena situasinya yang sangat berbahaya.
“Kalau selamat ya keberuntungan, kalau tidak selamat ya wajar. Kalau ingin tahu dongeng lava dome, lava lake dan lain-lain, nanti saya bisa ceritakan contoh-contoh yang ada di seluruh dunia,” ucap Devy.
Ia mengatakan, tidak ada seorang pun yang mengetahui apa selanjutnya yang terjadi pada Gunung Agung.
“Seseorang yg sudah membaca beberapa artikel saja tidak bisa menyimpulkan apa yang akan terjadi selanjutnya di Gunung Agung,” ujarnya.
Ia menegaskan, rekomendasi PVMBG sudah jelas apa potensi bahaya yang mungkin terjadi saat ini.
Hal itu bukan hasil penerawangan, tapi buah dari analisis komprehensif yang mempertimbangkan sejarah masa lalu, data masa kini, dan perbandingan contoh-contoh kasus yang ada di dunia.
“Kita tidak perlu takut dengan Gunung Agung, Gunung Agung bukanlah sosok pembunuh. Erupsi adalah siklus hidup Gunungapi, untuk kesetimbangan alam, untuk menjadi manfaat bagi manusia,” katanya.
Mangku Mokoh Naik Ke Gunung Agung Tanpa Masker, Mengaku Tidak Mencium Bau Belerang
Mangku Mokoh akhirnya mengungkap kondisi kawah gunung Agung saat ia naik ke puncak kawah pada Rabu (13/12/2017) pagi kemarin.
Menurut pria yang sudah naik ke puncak kawah sebanyak 8 kali sejak status awas pertama itu, tidak ada bau belerang yang tercium di puncak kawah.
“Waktu saya naik kemarin tidak ada bau belerang. Makanya kami berani tidak pakai masker. Justru yang baunya keras itu pas saya naik pas hari raya Galungan dulu,” kata Mangku Mokoh saat ditemui di Banjar Pura Gae, Desa Pempatan, Karangasem, Bali, Kamis (14/12/2017)
Mangku Mokoh mengaku naik ke puncak gunung Agung bersama dengan mertuanya yang sudah berusia 71 tahun.
Jika sebelumnya pria tiga anak ini naik dari areal pura Besakih, pada Selasa tengah malam ia mengaku naik dari arah Kubu, Karangasem.
“Saya baru sampai jam tujuh pagi besoknya. Jadi perjalanan sekitar tujuh sampai delapan jam. Jalannya sekarang sudah benar-benar tertutup abu. Tebalnya sampai 1 meter. Saya harus buat jalan baru,” kata pria yang mempunyai dua istri itu.
Meskipun status gunung Agung masih awas, dan rutin mengeluarkan hembusan, namun hal itu tak membuat pria berambut gondrong itu mengurungkan niatnya naik ke puncak Sang Maha Giri Tohlangkir.
Ia mempunyai keyakinan tersendiri bahwa akan selamat pada saat naik ke puncak kawah.
“Tidak ada pawisik sih, ya saya yakin saja selamat. Pokoknya kalau saya naik pasti aman,” ucapnya dengan penuh keyakinan.
Terungkap, Alasan ‘Khusus’ Mangku Mokoh Naik Ke Kawah Gunung Agung, Rencana Akan Berangkat Lagi
Mangku Mokoh akhirnya mengungkap kondisi kawah gunung Agung saat ia naik ke puncak kawah pada Rabu (13/12/2017) pagi kemarin.
Ia pun mengungkap tujuannya adalah untuk mengambil benang Tridatu yang sempat ia tanam pada saat naik ke puncak sebelumnya.
“Dulu saya taruh benangnya, trus kemarin saya ambil,” katanya seraya mengaku bakal naik ke puncak gunung Agung lagi sekitar dua pekan kedepan,” ujarnya, Kamis (14/12/2017).
Menurut pria yang sudah naik ke puncak kawah sebanyak 8 kali sejak status awas pertama itu, tidak ada bau belerang yang tercium di puncak kawah.
Atas aksi nekat Mangku Mokoh, PVMBG enggan berkomentar.
Sebab, sejak berstatus awas, sebetulnya sudah tidak direkomendasikan untuk mendekat ke gunung Agung dengan radius 8 km, dan perluasan sektoral 10 km dari puncak kawah.
“Kalau tetap naik, ya beruntung dia selamat,” kata Kabid Mitigasi Gunung Api, PVMBG, Gede Suantika seraya mengimbau agar tidak meniru aksi nekat Mangku Mokoh.
Terkait tidak adanya bau belerang di puncak kawah seperti yang diungkap Mangku Mokoh, Suantika mengaku PVMBG perlu membuktikan dengan menaikkan drone.
"Kami sedang persiapan untuk menaikkan drone, untuk mengukur gas, dan mengambil foto kawah gunung agung," kata Suantika
sumber : tribun