NasDem tegaskan Rai Mantra tetap maju sebagai Cagub Bali 2018, baik lewat parpol koalisi maupun jalur Independen. Pasca Penetapan Sudikerta. (Ikuti polling disamping) |
DENPASAR - NasDem tegaskan Rai Mantra tetap maju sebagai Cagub Bali 2018, baik lewat parpol koalisi maupun jalur Independen. Pasca Penetapan Sudikerta, Paket Cagub-Cawagub Disimulasikan
Setelah DPP Golkar menetapkan Ketua DPD I Golkar Bali Ketut Sudikerta sebagai Calon Gubernur (Cagub) Bali ke Pilgub 2018, kubu Beringin mulai melakukan simulasi pasangan Cagub-Cawagub. DPD I Golkar Bali pun kerahkan tim pelobi untuk menggaet Walikota Denpasar, IB Rai Dharmawijaya Mantra, sebagai tandem Ketut Su-dikerta di posisi Calon Wakil Gubernur (Cawagub).
Wakil Ketua Bidang Organisasi dan Daerah DPD I Golkar Bali, I Gusti Putu Wijaya, mengatakan Ketut Sudikerta sudah ditetapkan sebagai Cagub Bali ke Pilgub 2018 melalui rapat DPP Golkar di Jakarta, Kamis (16/3) malam. Penetapan Sudikerta ini dilakukan berdasarkan penjaringan aspirasi dari tingkat terbawah, mulai Pengurus Desa (PD) Golkar se-Bali, Pengurus Kecamatan (PK) Golkar se-Bali, DPD II Golkar Kabupaten/Kota se-Bali, sampai diputuskan dalam Rapat Kerja Daerah (Rakerda) DPD I Golkar Bali.
Artinya, kata IGP Wijaya, penetapan Sudikerta---yang kini masih menjabat Wakil Gubernur Bali 2013-2018---sebagai Cagub Bali 2018 sudah bersifat final. "Sekarang tinggal mencarikan tandem Sudikerta di posisi Calon Wakil Gubernur Bali. Kita sedang jajaki tandem terbaik untuk Sudikerta," ujar IGP Wijaya di Denpasar, Minggu (19/3).
Menurut Wijaya, sejumlah nama sudah disiapkan untuk disimulasikan sebagai tandem Sudikerta, salah satunya IB Rai Mantra. Bahkan, Wijaya terang-terangan mengatakan DPD I Golkar Bali mengerahkan tim untuk melakukan lobi kepada Rai Mantra, buat digaet sebagai Cawagub pendamping Sudikerta.
"Rai Mantra adalah kandidat Cawagub yang akan ditandemkan dengan Sudikerta. Paket Sudikerta-Rai Mantra ini sudah bergulir di internal kader Golkar. Rai Mantra dinilai bisa mendampingi Sudikerta, karena ketokohan dan elektabilitasnya," tandas politisi senior Golkar asal Desa Kukuh, Kecamatan Kerambitan, Tabanan yang mantan anggota DPR RI di era Orde Baru ini.
Ketika sisinggung bahwa Rai Mantra sudah dipinang NasDem sebagai Cagub Bali 2018, menurut Wijaya, hal tersebut akan dikomunikasikan. Apalagi, Golkar merancang koalisi dengan sejumlah partai politik. "Kami akan komunikasikan dengan partai politik. Harapan kami, partai politik di Bali bisa gabung dengan Golkar mengusung paket calon bersama-sama. Kalau ada kader yang layak jadi tandem Sudikerta di posisi Cawagub, ayo kita gabungkan," tantang Wijaya.
Wijaya menyebutkan, selain Rai Mantra, ada sederet tokoh sebagai alternatif pendamping Sudikerta di posisi Cawagub Bali 2018. Mereka berasal dari kader parpol lain, tokoh independen, hingga figur birokrasi. Khusus dari jalur birokrasi, namanya dimasukkan dalam simulasi Cagub-Cawagub Bali, berdasarkan pemetaan wilayah (daerah asal).
"Tokoh-tokoh dari berbagai kalangan ini akan disimulasikan sebagai tandem Sudikerta, untuk dilakukan survei," tandas Wijaya sembari enggan menyebut identitas deretan tokoh alternatif tersebut.
Menurut Wijaya, survei dalam bentuk paket simulasi Cagub-Cawagub ini akan segera dilaksanakan Golkar. Paling tidak, per Juli 2017 mendatang sudah ada nama yang ditetapkan menjadi tandem Sudikerta di posisi Cawagub. Paket Cagub-Cawagub tersebut nantinya akan diserahkan kepada DPP Golkar untuk dimintakan rekomendasinya.
"Pak Ketut Sudikerta diberikan kewenangan penuh untuk memilih tandemnya di posisi Cawagub Bali, dengan mengacu hasil survei paket yang akan diadakan sesegera mungkin. Paket yang sudah final ini dimintakan rekomendasi ke DPP Golkar,” papar Wijaya.
Wijaya menegaskan, penetapan Cagub-Cawagub Bali 2018 dari Golkar nanti, lebih cepat lebih baik. Dengan begitu, Golkar bisa lebih lama mensosilalisasikan paket Cagub-Cawagub ke masyarakat. "Kita harapkan secepatnya ada paket Cagub-Cawagub yang direkomendasikan DPP Golkar, sehingga waktu sosialisasinnya lebih lama dan makin mantap dalam menarik simpati rakyat," katanya.
Ditegaskan Wijaya, Golkar menyiapkan strategi tarung head to head melawan PDIP di Pilgub Bali 2018. PDIP sendiri kemungkinan akan mengusung pasangan Wayan Koster-Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati alias Cok Ace sebagai Cagub-Cawagub Bali ke Pilgub 2018.
Wayan Koster merupakan Ketua DPD PDIP Bali 2015-2020. Selain menjadi ketua partai, Wayan Koster yang berjuluk KBS (Koster Bali Satu) saat ini juga anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PDIP DPR RI Dapil Bali. Paket Koster-Cok Ace merupakan kombinasi kekuatan Bali Utara-Bali Selatan. Sebab, Koster berasal dari Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng. Sedangkan Cok Ace yang notabene mantan Bupati Gianyar 2008-2013, adalah tokoh pariwisata asal Puri Agung Ubud.
Sementara itu, kubu Partai NasDem menegasan mereka akan bertahan dengan keputusannya menempatkan IB Rai Mantra di posisi Cagub Bali dalam Pilgub 2018 mendatang. Sebab, NasDem sudah deklarasikan Rai Mantra sebagai Cagub Bali 2018.
Ketua DPW NasDem Bali, Ida Bagus Oka Gunastawa, menegasakan Rai Mantra tetap akan jadi Cagub Bali 2018, baik diusung koalisi parpol maupun maju lewat jalur Independen. "Biarkan saja lanjut lobi-lobi (dari Golkar, Red), tapi kami sudah sepakat Rai Mantra menjadi Cagub Bali. Kalau tidak maju dengan naik kendaraan partai koalisi, Rai Mantra akan tarung ke Pilgub Bali 2018 dari jalur Independen," tegas Oka Gunastawa saat dikonfirmasi secara terpisah di Denpasar, Minggu kemarin.
NasDem memang harus berkoalisi dengan parpol lain untuk bisa usung Rai Mantra sebagai Cagub ke Pilgub Bali 2018. Masalahnya, NasDem hanya memiliki 2 kursi DPRD Bali hasl Pileg 2014 atau berkekuatan 3,64 persen suara parlemen. NasDem masuk barisan partai gurem bersama Hanura yang hanya punya 1 kursi DPRD Bali (kuasai 1,82 persen suara parlemen), PKPI dengan 1 kursi DPRD Bali (kuasai 1,82 persen suara parlemen), dan PAN dengan 1 kursi DPRD Bali (kuasai 1,82 persen suara parlemen).
Berdasarkan hasil Pileg 2014, hanya dua parpol parlemen yang berhak mengusung paket calon secara mandiedi ke Pilgub Bali 2018. Pertama, PDIP yang punya 24 kursi di DPRD Bali atau dominasi dominasi 43,64 suara parlemen dari total 55 kursi yang ada. Kedua, Golkar yang punya 11 kursi DPRD Bali atau kuasai 20,00 persen suara parlemen. Sedangkan Demokrat hanya punya 8 kursi DPRD Bali (kuasai 14,55 persen suara parlemen), sementara Gerindra memiliki 7 kursi DPRD Bali (kuasai 12,73 persen suara parlemen).
sumber : nusabali