Sisa babi guling di acara makan bersama oleh Pemkab Tabanan. Dalam satu jam tiga ekor babi guling ludes disantap pegawai di Pemkab Tabanan. |
TABANAN - Untuk meredam isu Meningitis Streptococcus suis atau meningitis babi, Pemkab Tabanan menggelar acara makan babi guling bersama di lapangan tenis, lapangan Alit Saputra pada Kamis (23/3/2017) mulai pukul 11.30 wita.
Tiga ekor babi guling dan puluhan bungkus nasi ludes disantap hanya dalam waktu sekitar satu jam hingga pukul 12.30 wita.
Kepala Dinas Peternakan Tabanan I Nyoman Budana menyebutkan, sekitar 500 pegawai di lingkungan Pemkab Tabanan datang untuk menikmati olahan daging babi guling.
“Kami bersyukur pegawai antusias untuk datang, bahkan ada yang tidak kebagian karena setelah satu jam daging babi telah ludes,” katanya.
Ia menuturkan, acara tersebut terselenggara atas inisiatif peternak babi, Perpadi Tabanan dan Pemkab Tabanan.
Setelah munculnya kasus Meningitis Streptococcus suis (MSS) peternak hingga pedagang olahan daging babi mengalami penurunan omset.
“Kami harapkan dengan adanya acara ini kepercayaan masyarakat bisa pulih kembali,” jelasnya.
Seorang pedagang babi guling di wilayah Kerambitan yang ikut dalam acara tersebut, Ni Wayan Widiasih menyebutkan, dengan adanya kasus meningitis babi omset penjualannya menurun.
Biasanya seekor babi guling utuh dijualnya hanya dalam setengah hari. Namun, dengan adanya kasus tersebut, dirinya berjualan hingga sore dan kadang daging babi masih tersisa.
“Saya buat sendiri babi gulingnya dan langsung jual nasi babi guling. Memang menurun setelah adanya kasus meningitis babi,” terangnya.
Pedagang 34 tahun itu berharap dengan adanya acara makan babi guling bersama bisa menunjukkan kepada masyarakat bahwa, mengonsumsi babi tidak masalah asalkan diolah dengan baik dan matang.
“Di atas suhu 65 derajat celcius bakteri akan mati dan olahan babi aman untuk dikonsumsi,” ujarnya.
Saking ramainya pegawai di Pemkab Tabanan menikmati babi guling bersama itu, hingga ada yang tidak kebagian.
Seorang pegawai yang tidak kebagian adalah Ni Made Murjani yang merupakan Kepala Bidang Pelayanan Sosial dan Fakir Miskin di Dinas Sosial Tabanan.
“Saya tidak kebagian karena terlambat datang, padahal ini belum jam satu. Tadi ada pelayanan kepada masyarakat makanya datang telat dari jam undangan,” paparnya.
Wakil Ketua GUPBI (Gabungan usaha Peternak Babi) Bali I Nyoman Ariadi, mengatakan, meskipun konsumsi akan daging babi sempat menurun dan lesu semenjak mewabahnya bakteri MSS ini, kali ini sudah berangsur membaik.
Hal ini dilihat dari tukang potong babi dan peternak babi sudah tidak ada keluhan dan babi sudah mulai terserap. "Meskipun seperti ini, untuk antisipasi ke depan pemerintah terkait selalu memberikan penyuluhan terhadap peternak, penjual kuliner bagaimana mengolah babi dengan benar," terangnya.
sumber : tribun