TABANAN - Sebaliknya, Golkar sarankan bikin jembatan darurat. Ketua Fraksi PDIP DPRD Tabanan, Nyoman ’Komet’ Arnawa, mengingatkan pembangunan jalan rute Desa Tunjuk-Desa Tajen mutlak diperlukan, mengingat jalur ini jalur vital penghubung tiga kecamatan, yakni Kecamatan Tabanan, Kecamatan Marga, dan Kecamatan Penebel. Komet Arnawa pun berjanji dorong eksekutif untuk mengambil langkah-langkah strategis, agar jalan yang terputus akibat ambruknya jembatan segera tersambung.
Menurut Komet Arnawa, Dinas Pekerjaan Umum (PU) Tabanan yang mengetahui teknis perbaikan jalan dan pembangunan jembatan, harus sudah tentukan solusi agar jalur penghubung tiga kecamatan ini segera rampung. “Apakah dengan cara pembuatan jembatan, pemasangan box culvert atau lainnya, itu Dinas PU yang tahu teknisnya. Kita minta penyambungan jalan dipercepat,” pinta Komet Arnawa yang juga Sekretaris DPC PDIP Tabanan, Rabu (12/10).
Sementara, Ketua DPD II Golkar Tabanan Ketut Arya Budi Giri (ABG) bersama jajarannya sempat meninjau jalan putus (jembatan ambruk) di perbatasan Banjar Tunjuk Kaja (Desa Tunjuk) dan Banjar Cepik (Desa Tajen), seusai silaturahmi dengan Kodim 1619/Tabanan, Rabu kemarin. Sebagai solusi jangka pendek, Ketut ABG perintahkan Wakil Ketua DPRD Tabanan dari Fraksi Golkar, I Wayan Gindera, untuk berkomunikasi dengan Bupati dan Ketua DPRD Tabanan. “Saran saya, buat jembatan darurat dengan minta bantuan TNI dan masyarakat,” jelas ABG.
Menurut ABG, jika tidak segera membangun jembatan darurat, masyarakat akan mengalami kerugian dengan mengambil jalan alternatif memutar yang jaraknya cukup jauh. Bayangkan, dari Desa Tunjuk menuju Penebel atau perbatasan Penebel-Tabanan harus putar haluan puluhan kilometer via Kota Tabanan. Demikian pula sebaliknya, dari Penebel maupun perbatasan Penebel-Tabanan harus lewat Kota Tabanan untuk pergi ke Desa Tunjuk.
Sedangkan solusi jangka panjang, Fraksi Golkar DPRD Tabanan diperintahkan ABG untuk memperjuangkan anggaran pembangunan jembatan permanen di APBD Induk 2017. “Ini mesti diperjuangkan di APBD Induk 2017,” tandas ABG.
Sementara itu, Pemkab Tabanan sudah langsung menggelar rapat koordinasi melibatkan Sek-da Tabanan, Kadis PU, BPBD, dan Dinas Perhubungan pasca jembatan ambruk, Selasa malam. Dalam pembahasan tersebut, terungkap ‘dana tak terduga’ tidak mencukupi untuk membangun jembatan. Karenanya, eksekutif akan memohon dana bantuan ke legislatif.
Sekda Tabanan, I Nyoman Wirna Ariwangsa, mengatakan Bupati Putu Eka Wiryastuti telah menginstruksikan untuk segera mengambil tindakan agar jalur vital penghubung tiga desa bisa segera difungsikan kembali. Setelah mengkalkukasi dana, ternyata membangun jembatan penghubung dua desa bertetangga tapi beda kecamatan ini memerlukan anggaran Rp 1,79 miliar. Sedangkan dana ‘bencana tidak terduga’ yang dimiliki Pemkab Tabanan tinggal Rp 200 juta.
Dinas PU akan memohon bantuan dana ke DPRD Tabanan. “Karena ini bencana alam, ya harus kita lakukan segera. Kita segera bersurat ke DPRD agar dibantu kekurangan dana tersebut,” papar Wirna Ariwangsa di Tabanan, Rabu kemarin.
Sedangkan Kabag Keuangan Setda Kabupaten Tabanan, I Wayan Arimbawa, menyatakan ada dua alternatif yang dapat dilakukan pasca jalur vital tiga kecamatan ini terputus akibat jembatan ambruk. Pertama, Dinas PU bisa menunda kegiatan yang sudah direncanakan. Kedua, mendahului pembangunan jembatan atas persetujuan DPRD Tabanan.
“Alternatif kedua tersebut yang paling penting adalah anggarannya harus sudah siap. Setelah Dinas PU mengajukan surat ke Bagian Keuangan, maka akan diteruskan ke DPRD Tabanan mengenai anggarannya, mungkin melalui Silpa (Sisa Lebih Perhitungan Anggaran),” ujar Wayan Arimbawa di Tabanan, Rabu kemarin.
Sebaliknya, Kadis PU Tabanan I Gusti Ngurah Anom Anthara mengungkapkan jalan penghubung Desa Tajen dan Desa Tunjuk yang terputus akibat jembatan ambruk ini sudah ada sebelum ruas jalannya dihotmix. Konstruksi terdiri dari timbunan tanah di bawah terowongan yang digunakan sebagai tempat mengalirkan air Sungai Yeh Yuyuan. “Setelah kami periksa, memang ada penurunan badan jalan pada timbunan tanah tersebut, sehingga kita lakukan kajian dan sudah buat Detail Engineering Design (DED)-nya,” papar Anom Anthara.
Rencananya, kata Anom, akan dibuat jembatan sepanjang 22 meter. Sesungguhnya, perbaikan jalan penghubung Desa Tajen dan Desa Tunjuk tersebut dapat prioritas tahun 2017 melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) dengan DED yang sudah siap. Namun, dengan bencana jembatan ambruk kali ini, pihaknya segera akan mengurus dokumen agar lengkap. Setelah semuanya siap, bulan Oktober 2016 ini juga akan dimulai pembangunannya. “Karena ini akibat bencana alam, kami membangun tidak menggunakan tender,” jelas Anom.
sumber : NusaBali