Situasi di rumah duka, Banjar Batuaji Kaja, Desa Batuaji, Kecamatan Kerambitan Tabanan, Rabu (28/9). Seorang duda, I Putu Srinada, 41, nekat mengakhiri hidup dengan cara gantung diri, Rabu (28/9). |
TABANAN - Sebelum mengakhir hidupnya, korban sempat menulis surat yang intinya terpaksa gantung diri karena tak kuat menahan sakit. Kasus ulah pati ini menghebohkan krama Banjar Batuaji Kaja, Desa Batuaji, Kecamatan Kerambitan, Tabanan.
Kasus gantung diri ini diketahui pertama kali oleh ibu kandung korban, I Gusti Ayu Made Sukarni, 64, sekitar pukul 05.30 Wita. Pagi itu, seperti biasa, ibu kandung korban membawakan susu serta air gula ke kamar korban. Saat buka pintu kamar, korban tidak ada di tempat tidur. Sempat dikira oleh ibunya korban ke kamar mandi. Namun ketika menengok di ventilasi jendela sebelah barat kamarnya, saksi langsung teriak karena melihat anaknya dalam posisi tergantung menggunakan selendang warna hijau.
Sukariani menceritakan, korban punya sakit yang menahun. Sering mengeluh sakit perut dan tidak mau makan. Sekitar 5 bulan lalu sempat dirawat di RS Nyitdah. “Sejak itu makan anak saya berkurang,” ungkapnya. Korban akan dikubur pada Wrespati Paing Medangsia, Kamis (29/9) hari ini. Sebelum meninggal, ayah satu anak ini sempat menitipkan surat kepada orangtua serta anaknya yang ditaruh di sebelahnya. Surat tersebut isinya, “Ibu, Bapak, Agus, maaf untuk semuanya. Terpaksa melakukan ini karena sudah tidak kuat lagi menahan sakit. Setiap malam tidak bisa tidur. Tolong jaga Agus dengan baik.
Kapolsek Kerambitan Kompol I Gede Made Punia saat dikonfirmasi membenarkan kasus gantung diri itu. Berdasarkan olah TKP dengan mengajak tim medis, tak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. “Korban meninggalkan surat yang intinya sudah tidak kuat hidup karena sakit yang dideritanya,” jelas Kompol Punia.
sumber : NusaBali