MANGUPURA - Kecelakaan maut di mana sebuah mobil Toyota Kijang tabrak tiga sepeda motor secara beruntun dari belakang terjadi di Jalur Utama Denpasar-Singaraja via Bedugul kawasan Banjar Denkayu Baleran, Desa Werdi Bhuana, Kecamatan Mengwi, Badung, Minggu (14/9) pagi. Dalam musibah ini, 2 nyawa melayang sia-sia di jalan, sementara 5 korban lainnya terluka hingga dilarikan ke rumah sakit.
Mobil Toyota Kijang warna hijau penebar maut dalam lakalantas di Desa Werdi Bhuana, Minggu pagi sekitar pukul 10.00 Wita, bernopol DK 1002 YD. Mobil Kijang maut yang melaju kencang dari arah utara (Singaraja) menuju selatan hingga tabrak tiga sepeda motor ini dikemudikan I Dewa Ketut Sudjana, 65, bersama istrinya, Ni Made Sisi, 60 (pasutri asal Desa Busungbiu, Kecamatan Busungbiu, Buleleng). Sedangkan tiga sepeda motor yang ditabrak mobil Kijang maut DK 1002 YD dari belakang, semuanya melaju ke arah yang sama (selatan). Ketiga motor naas itu masing-masing Honda Supra nopol DK 6187 CD, Honda Vario nopol DK 7777 GL, dan motor Honda Vario nopol DK 6187CD. Motor Honda Supra DK 6187 CD ditunggangi pasangan suami istri asal Singaraja, Buleleng, yakni I Made Swastika, 43, dan Ni Nyoman Arnasih, 40. Sedangkan motor Honda Vario DK 7777 GL ditunggangi Rai Eliani, 33, ibu rumah tangga asal Banjar Uma Abian, Desa Peken Belayu, Kecamatan Marga, Tabanan, sambil membonceng dua anaknya: I Putu Mahesa Putra, 11, dan Ni Kadek Pradnyani, 9. Sebaliknya, motor Honda Vario nopol DK 6187CD ditunggangi Ni Nyoman Kertiasih, 50, seorang perawat asal Desa Dalung, Kecamatan Kuta Utara, Badung. Saat musibah terjadi, sang perawat membonceng Ni Wayan Sarmi, 62, kerabatnya yang jadi pamangku di Banjar Pasekan, Desa Pakraman Sembung, Kecamatan Mengwi, Badung. Ada pun dua (2) korban tewas dalam kecelakaan maut yang dipicu ulah pengendara mobil Kijang DK 1002 YD masing-masing Rai Eliani (pengendara motor Vario DK 7777 GL) dan Ni Wayan Sarmi (pamangku yang dibonceng motor Vario nopol DK 6187CD). Kedua korban langsung tewas mengenaskan di lokasi TKP, karena menderita luka berat. Sedangkan 5 korban terluka dalam kecelakaan maut kemarin pagi, masing-masing I Putu Mahesa Putra dan Ni Kadek Pradnyani (bocah kakak adik yang anak dari korban tewas Rai Eliana), pasutri I Made Swastika dan Ni Nyoman Arnasih (pengendara motor Supra 6187 CD), dan Ni Nyoman Kertiasih (perawat yang tunggangi motor Vario DK 6187CD). Sebaliknya, pasutri Dewa Ketut Sudjana dan Ni Made Sisi, pengemudi mobil Kijang maut DK 1002 YD, selamat tanpa terluka.
Versi Kasat Lantas Polres Badung, AKP I Wayan Sudita, kecelakaan maut yang merenggut 2 nyawa dan 5 korban terluka ini berawal dari ulah mobil Toyota Kijang warna hijau DK 1002 YD yang dikemudikan Dewa Ketut Sudjana bersama istrinya, Ni Made Sisi. Mobil Kijang maut ini melaju kencang dari arah utara (Singaraja). Sopir maut Dewa Ketut Sudjana merupakan seorang pensiunan PNS asal Singaraja, Buleleng yang kini yinggal di Desa Dalung, Kecamatan Kuta Utara, Badung. “Saat musibah, Dewa Ketut Sudjana dan istrinya baru balik dari kampung halamannya di Busungbiu, Buleleng untuk kembali ke rumahnya di Desa Dalung,” jelas Wayan Sudita. Nah, saat melintas di perempatan jelan depan Pura Dalem di Banjar Denkayu Baleran, Desa Werdi Bhuana, Kecamatan Mengwi, mobil yang dikemudikan Dewa Sudjana menabrak motor Supra 6187 CD di depannya. Motor Supra DK 6187 CD yang ditabrak dari belakang ini ditunggangi I Made Swastika sambil membonceng istrinya, Ni Nyoman Arnasih. Korban Made Swastika-Nyoman Arnasih, pasutri asal Singaraja, Buleleng yang tinggal di Perum Griya Nugraha Gang Mangga 676 Tanjung Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Badung pun langsung terpental. Beruntung, keduanya selamat dari maut. “Pasangan suami istri ini hanya mengalami luka di bagian tangan dan kaki,” jelas Wayan Sudita. Habis menabrak motor Supra DK 6187 CD, mobil Kijang DK 1002 YD yang dikemudikan Dewa Sudjana bukannya berhenti. Kijang maut ini masih terus melaju kencang, hingga kembali menabrak motor Honda Vario DK 7777 GL sekitar 300 meter arah selatan dari lokasi nabrak pertama. Kali ini, tepat di depan Griya Denkayu Baleran, mobil Kijang mau hantam motor Vario DK 7777 GL yang ditunggangi korban Rai Eliani sambil membonceng dua anaknya: Putu Mahesa Putra dan Kadek Pradnyani. Akibatnya, ibu rumah tangga beserta kedua anaknya langsung terpental dari motornya. Korban Rai Eliani sendiri akhirnya tewas mengenaskan di lokasi TKP, karena mengalami luka berat di bagian kepala.
Beruntung, kedua anaknya yang masih kecil-kecil selamat dari maut. Hanya saja, si bungsu Kadek Pradnyani dalam kondisi kritis, karena bocah perempuan usia 9 tahun ini mengalami patah kaki kiri, luka robek di dagu, dan luka di kaki. “Sedangkan kakaknya (Putu Mahesa) hanya luka ringan. Tapi, ibundanya (Rai Eliani) tewas di tempat,” papar Wayan Sudita. Saat musibah terjadi, korban Rai Eliani hendak mengantar kedua anaknya les privat di Mengwi. Sementara, mobil maut Kijang DK 1002 YD yang dikemudikan Dewa Sudjana bukannya berhenti, setelah menabrak motor kedua Vario DK 7777 GL di depan Griya Denkayu Baleran. Hanya beberapa meter di depannya (arah selatan), mobil Kijang maut ini untuk ketiga kalinya menabrak sepeda motor Vario DK 6187CD yang ditunggangi perawat Nyoman Kertiasih sambil membonceng kerabatnya, pamangku Wayan Sarmi.
Sama seperti korban sebelumnya, Pamangku Istri Wayan Sarmi juga langsung tewas mengenaskan di lokasi TKP akibat cedera berat bagian kepala dan luka robek bagian dada, setelah terpental dari motornya. Sedangkan kerabat yang memboncengnya, Nyoman Kertiasih (yang berprofesi sebagai perawat di kawasan Dalung) mengalami luka berat di kepala. Hingga kemarin sore, korban Nyoman Kertiasih masih dalam kondisi kritis di RSUD Badung di Desa Kapal, Mengwi.
Beberapa saksi mata di lokasi kejadian mengatakan mobil maut Kijang DK 1002 YD terlihat menghantam dua motor yang melaju searah di depannya. Bahkan, sepeda motor berikut pengendaranya sempat teseret sejauh 20 meter. Dua motor naas tersebut akhirnya lepas dari seretan mobil Kijang, setelah nyangkut di pohon perindang jalan.
“Tapi, mobil Kijang yang menyeretnya berupaya kabur ke arah selatan, sehingga dikejar warga beramai-ramai,” jelas saksi yang tinggal tak jauh dari Griya Denkayu Baleran, Desa Werdi Bhuana ini.
Mobil maut Kijang DK 1002 YD ini baru berhenti tepat di depan Mapolsek Mengwi, setelah dihentikan paksa oleh warga yang ramai-ramai mencegatnya. Pemgemudi Kijang asal Busungbiu, Buleleng, Dewa Sudjana, pun digelandang ke Mapolres Badung di Mengwi untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Mobil maut Kijang DK 1002 YD juga diamankan polisi. Minggu kemarin, sopir maut Dewa Sudjana langsung ditetapkan polisi sebagai tersangka dan ditahan di sel Polres Badung. Menurut Wayan Sudita, tersangka Dewa Sudjana dijerat Pasal 359 KUHP tentang Kelalaian yang Menyebabkan Meninggalnya Seseorang, dengan ancaman hukuman 5 tahun penjara.
Sopir maut Dewa Sudjana berdalih mobil yang dikemudikan sulit dia kendalikan, karena mengalami rem blong. Selain itu, dia juga mengaku tangannya kaku. Tapi, dia juga berusaha kabur dari lokasi kecelakaan setelah menabrak tiga motor, karena takut dikeroyok massa. “Saya sangat takut saat mendengar teriakan warga,” dalih Dewa Sudjana saat ditemui di Sat Lantas Polres Badung, Minggu siang. Sementara itu, jenazah korban tewas Wayan Sarmi dan Rai Eliani kemarin sempat dibawa ke RSUD Badung di Desa Kapal, sebelum dijemput keluarganya untuk dibawa pulang ke rumah duka. Demikian pula para korban terluka dilarikan ke RSUD Badung untuk menjalani perawatan.
Menurut salah seorang keluarga, korban Wayan Sarmi tewas di jalan dalam perjalanan untuk berobat. Korban Wayan Sarmi yang ngayah sebagai pamangku ini berangkat dari kampung halamannya di Banjar Pasekan, Desa Pakraman Sembung, Kecamatan Mengwi dengan dibonceng Nyoman Kertiasih, kerabatnya yang berprofesi sebagai perawat. Mereka naik motor berboncengan menuju kediaman Nyoman Kertiasih di Desa Dalung.
“Almarhum (korban Wayan Sarmi) hendak diajak berobat, karena kakinya sempat menginjak paku hingga terluka. Almarhum diajak berobat biar tidak tetanus,” jelas seorang keluarga korban Wayan Sami. “Kami sekleluarga p0un langsung ke rumah sakit. Ternyata, almarhum sudah meninggal, sementara Nyoman Kertiasih dalam kondisi kritis.”
sumber : NusaBali