DENPASAR - Jatah menteri dari Bali dalam kabinet Jokowi-Jusuf Kalla 2014-2019, terancam lewat. Masalahnya, hingga saat ini tidak ada usulan baik dari DPD PDIP Bali maupun lembaga lain kepada Tim Transisi terkait jatah menteri untuk Bali. Namun, pihak DPP PDIP tetap yakin nanti ada putra Bali yang diangkat jadi menteri.
Informasi yang dihimpun dari sumber terpercaya di lingkaran PDIP, Senin (22/9), beberapa nama figur putra Bali sebelumnya sempat muncul sebagai kandidat menteri. Mereka, antara lain, mantan Rektor Unud Prof Dr dr I Made Bakta SpPD (KHOM), hingga Dr Ir Wayan Wayan Koster MM (Ketua Tim Kampanye Pemenangan Jokowi-JK Provinsi Bali), dan AA Ngurah Puspayoga (mantan Wagub Bali dari PDIP).
“Tapi, semuanya bilang tidak berminat terhadap mereka (kandidat menteri dari putra Bali). Kalau tidak berminat, ya artinya bisa lewat itu jatah menteri dari Bali,” tegas sumber tersebut. Dia menyebutkan, nama Puspayoga sebetulnya sempat menguat sebagai kandidat Menteri Pariwisata. Namun, karena di media yang bersangkutan bernada tidak berminat, maka Puspayoga akhirnya tidak muncul dalam usulan. ”Padahal, Tim Transisi dan Jokowi sebenarnya sudah menunggu (usulan menteri dari Bali, Red),” katanya. Sumber tadi khawatir kalau tidak ada usulan resmi dari PDIP, maka jatah menteri dari putra Bali bisa disabot non-kader. Bahkan, partai lain bisa bermain, seperti Golkar. Pasalnya, Wapres terpilih Jusuf Kalla (JK) yang tokoh Golkar juga punya kader hebat-hebat di Bali. Misalnya, Gede Sumarjaya Linggih alias Demer, Korwil Pemenangan Bali-NTB-NTT DPP Golkar yang anggota DPR RI tiga periode. Demer disebut-sebut sangat dekat dengan JK.
Dikonfirmasi secara terpisah, Senin kemarin, Ketua DPP PDIP I Made Urip juga mengakui hingga sekarang tidak ada usulan resmi kepada Tim Transisi maupun Presiden terpilih Jokowi terkait calon menteri dari putra Bali. Namun, Made Urip menegaskan, meski tidak ada usulan, belum tentu jatah menteri untuk Bali akan hilang. ”Tidak mesti ada usulan kok. Kalau itu keinginan Presiden, bisa saja tanpa usulan pun, nantu ditunjuk putra Bali jadi menteri. Saya dengar, Pak Prof Bakta sudah mulai dipertimbangkan menjadi salah satu kandidat menteri,” tandas Made Urip. Hanya saja, politisi PDIP asal Marga, Tabanan yang telah empat periode duduk di DPR RI Dapil Bali ini tidak merinci di plot sebagai kandidat menteri apa Prof Bakta. Sebelumnya, ada kelompok relawan Jokowi-JK yang menjagokan Prof Bakta sebagai Menteri Kesehatan. Selain Prof Bakta, sederet figur putra Bali juga sempat disebut-sebut layak jadi menteri, seperti Dr I Gede Wenten (akademisi ITB Bandung asal Buleleng) hingga Ketut Mardjana (tokoh asal Desa Batur, Kecamatan Kintamani, Bangli yang mantan Dirut PT Pos Indonesia).
Ditanya soal nama Gede Wenten dan Ketut Marjana, Made Urip menyatakan kedua tokoh Bali tersebut tidak masuk dalam bursa calon menteri. “Saya tidak dengar nama keduanya masuk bursa. Sekaranmg justru Pak Prof Bakta yang dipertimbangkan jadi calon menteri,” tegas Made Urip.
Menurut Made Urip, Jokowi dan DPP PDIP punya tim yang selama ini melakukan survei dan atensi kepada putra-putra daerah. “Siapa saja yang dianggap layak, sudah ada tim yang melakukan survei. Nanti ada laporannya. Presiden terpilih punya hak prerogatif. Kan sudah ada itu kompoisinya: 18 menteri dari tokoh profesional dan 16 menteri dari partai politik. Nggak dipikirkan Bali tak dapat jatah menteri, karena Jokowi pastinya pertimbangkan Bali,” tandas Made Urip. Bagaimana peluang Demer? “Sepanjang dia putra Bali, tidak ada masalah. Demer kan kadernya Jusuf Kalla juga. Dia Ketua Kadin Daerah Bali. Yang penting, Bali dapat jatah menteri dan itu diberikan kepada putra terbaik yang memang mampu,” tangkisnya. Sementara itu, Ketua DPP PDIP Puan Maharani menegaskan pihaknya tengah menyaring lebih dari 50 nama figur untuk diajukan masuk sebagai menteri dalam kabinet Jokowi-JK. "Banyak, lebih dari 50 nama sudah dilist untuk bisa kita lihat bagaimana track record dan kapasitasnya mewakili PDIP masuk kabinet," tandas Puan Maharani dikutip detikcom seusai sidang paripurna di Gedung DPR Senayan, Jakarta, Senin kemarin.
Hanya saja, Puan belum bisa menyebutkan 50 tokoh lebih yang disiapkan PDIP sebagai calon menteri itu. Yang jelas, pada waktunya nanti, mereka akan diajukan ke Jokowi. Mereka adalah kader-kader terbaik partai. "Kita akan persiapkan nama-nama seperti apa yang diusulkan ketua umum. Sampai saat ini masih digodok dan saring nama yang akan diusulkan ketua umum melalui PDIP," ujar Ketua Fraksi PDIP DPR RI 2009-2014 ini.
Soal figur muka lama yang pernah masuk dalam pemerintahan sebelum kabinet SBY, Puan mengatakan juga masuk dalam list. "Kami tentu saja tunggu dan mendukung apa yang jadi keputusan dan hak prerogatif Presiden. Hanya, nama-nama yang akan membantu Jokowi-JK adalah nama-nama yang bersih, punya kapabilitas, potensi, dan tentu membantu kinerja Presiden-Wakil Presiden," tegas putri dari Ketua Umum DPP PDIP Megawati ini. Di sisi lain, Tim Transisi Jokowi-JK telah menerima sekitar 200 nama dari kalangan profesional untuk calon menteri. Nama sebanyak itu akan diseleksi oleh Jokowi dan JK bersama timnya. Proses seleksi calon menteri ditarget bisa rampung awal Oktober 2014 nanti.
"Kami selesaikan kira-kira minggu pertama Oktober depan," ujar JK secara terpisah Mamuju, Sulawesi Barat, Senin kemarin. Mantan Ketua Umum DPP Golkar ini enggan menyebut satu-dua nama kalangan profesional yang masuk ke timnya. Sambil tertawa, JK menyebut hal itu 'rahasia negara'. "Ha..ha.., rahasia negara," elak mantan Wapres pendamping SBY 2004-2009 ini.
sumber : NusaBali