Calon anggota DPD-RI Anak Agung Putu Ngurah Wirawan saat bertatap muka dengan warga di Kubutambahan terkait rencana lokasi bandara baru di Buleleng, Kamis (20/3). |
Denpasar - Calon anggota DPD asal Bali Anak Agung Putu Ngurah Wirawan mendesak Gubernur Made Mangku Pastika segera menentukan lokasi bandar udara baru di Kabupaten Buleleng.
"Saya rasa ini kesempatan bagus bagi Bali. Jika tidak segera diambil keputusan, maka peluang terbangunnya bandara di Buleleng bisa hilang," katanya di Buleleng, Kamis.
Menurut Ngurah Wirawan, pada prinsipnya, animo dan kesiapan masyarakat di Desa Kubutambahan untuk mewujudkan bandara baru Buleleng sudah sedemikian tinggi.
Tetapi jika keinginan dan dukungan masyarakat itu, kata dia, tidak didukung oleh adanya keputusan yang cepat, tepat, dan bijaksana dari pemerintah, maka kekhawatiran rencana bandara hanya jadi wacana saja.
"Keputusan di mana lokasi bandara baru Buleleng harus cepat diambil karena peluangnya kini sudah ada. Tepat, karena ini aspirasi dari Kementerian Perhubungan bahwa lokasinya di Kubutambahan. Dan terakhir, pemerintah harus bijaksana tampung aspirasi masyarakat terkait dimana lokasi bandara akan dibangun," ucapnya.
Ngurah Wirawan mengatakan alangkah ironisnya ketika masyarakat setempat sudah siap membantu konsolidasi lahan, tetapi Pemerintah Provinsi Bali maupun Pemkab Buleleng belum siap dalam menentukan lokasi.
"Ini beda dengan pembangunan infrastruktur di Pulau Jawa, di sana pemerintah siap membangun, tapi masyarakatnya yang tidak siap bebaskan lahan, sementara warga di sini (Kubutambahan) sudah siap membantu penyediaan lahan, pemerintah daerahnya yang belum siap, ini kan ironis sekali," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Desa Adat Tegal Kubutambahan, Made Wijana menyatakan sejak tiga bulan terakhir wilayah Desa Kubutambahan sudah dua kali disurvei tim yang mengaku dari Kementerian Perhubungan dari Jakarta.
Meskipun sudah dua kali disurvei dan wilayah desanya sudah sering disebut-sebut sebagai calon lokasi bandara baru Buleleng, pihaknya tidak pernah secara langsung menerima sosialisasi atau pemberitahuan terkait lokasi bandara di Kubutambahan dari pemerintah.
Di wilayah desa ini, lanjut dia, terdapat sekitar 600 kepala keluarga yang mendiami tanah milik desa seluas 450 hektare.
"Kalau warga di sini terutama anak-anak mudanya berharap bandara baru dibangun di wilayah Desa Kubutambahan, karena akan membuka banyak peluang kerja. Tapi warga juga berharap jangan sampai ada penggusuran-penggusuran warga," katanya.
Sumber : antara