"Jadi saya pikir bagaimanapun ini adalah kearifan lokal yang kita harus junjung tinggi dan saya sampai saat ini jawabannya tetap tidak setuju," katanya di sela-sela meninjau pelaksanaan Pesta Kesenian Bali ke-35 di Denpasar, Minggu.
Menurut Pastika, masih banyak cara lain untuk mendapatkan listrik yang ramah lingkungan seperti menggunakan tenaga air, matahari dan gelombang. "Mungkin agak mahal tetapi itu ada harganya," ucapnya.
Mantan Kapolda Bali itu menyebut alasan utamanya karena gunung, hutan, danau, pantai, muara adalah kawasan suci.
"Saya dan masyarakat Bali belum bisa menerima, jadi saya minta maaf kalau belum bisa menerima rencana itu karena ada pemahaman kita yang berbeda dengan pihak-pihak yang merencanakan itu," katanya.
Sebelumnya Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral masih menunggu persetujuan Gubernur Bali untuk melanjutkan pembangunan pembangkit listrik tenaga panas bumi atau geotermal di kawasan Bedugul.
"Begitu Pak Gubernur setuju, kita sudah bisa memulai," kata Menteri ESDM Jero Wacik usai menjadi pembicara pada pertemuan tokoh Hindu, Jumat (14/6) di Denpasar.
sumber : Antara Bali