Keluarga Bale Agung Datangi Pastika |
Perwakilan keluarga mendiang Presiden Soekarno (ayah Megawati) dari Bale Agung Singaraja yang menemui Gubernur Pastika di Jaya Sabha, Minggu pagi sekitar pukul 10.00 Wita, dipimpin langsung Made Aripta Wibawa. Dia merupakan saudara mindon dari Megawati. Made Aripta Wibawa didampingi saudaranya, Made Gde Suwardhana, dan Panglingsir Pura Dadia Pasek Bale Agung Buleleng, Made Ardika.
Anggota keluarga besar Bale Agung lainnya yang ikut menemui Gubernur Pastika di Jaya Sabha kemarin, di antaranya, Nyoman Agung Wiradnyana, Made Suwitra, Gede Sentana, Nyoman Santika, Gede Pastika, Jro
Mangku Made Arsana, Nengah Gelgel, dan Gede Pasek Suardana.
Mangku Made Arsana, Nengah Gelgel, dan Gede Pasek Suardana.
Pertemuan antara keluarga Megawati dari Bale Agung Singaraja dengan Pastika kemarin, sangat mengharukan. Keluarga Bale Agung membuka pembicaraan lebih dulu melalui Made Gde Suwardhana, yang notabene kriminolog dan akademisi dari Unud.
Swarddhana memaparkan, kedatangan keluarga besar Bale Agung Singaraja ke Jaya Sabha ini karena mereka ingin tahu komunikasi dan kebuntuan hubungan antara Megawati dengan Pastika belakangan. Kemudian, Made Aripta Wibawa menjelaskan bahwa keluarga di Bale Agung Singaraja bertanya-tanya, apakah benar Gubernur Pastika sakit dan tidak bisa memimpin Bali ke depan? Dalam pertemuan kemarin, juga terungkap trik-trik politik pihak tertentu, termasuk adanya kelompok yang diduga sengaja mengarahkan Megawati supaya menolak Pastika. Karena itu, Aripta Wibawa berjanji segera akan menemui Megawati bersama keluarga Bale Agung Singaraja, guna mencairkan hubungan mantan Presiden dengan Pastika.
“Kami secepatnya akan ke Teuku Umar Jakarta (kediaman Megawati) untuk membuka kembali komunikasi dan hubungan agar berjalan harmonis lagi,” ujar Aripta Wibawa.
Selain itu, terungkap pihak keluarga Bale Agung Singaraja bahkan sudah mensosialisasikan nama Mangku Pastika ke beberapa dadia bahwa kondisi Gubernur sehat dan siap memimpin Bali lagi, tidak seperti yang diberitakan media tertentu. Karena itu, keluarga Bale Agung Singaraja berharap DPP PDIP kembali memberikan kepercayaan kepada Pastika memimpin Bali ke depan. Alasannya, program-program yang selama ini dijalankan Gubernur Pastika telah dirasangan manfaatnya oleh rakyat Bali.
Keluarga Bale Agung Singaraja tidak peduli dengan rekomendasi Cagub Bali ke Pilgub 2013 yang isunya telah dijatuhkan DPP Golkar kepada Pastika. Mereka menganggap peluang Pastika di PDIP belum tertutup, meski ada klaim macam- macam melalui media massa. “Urusan rekomendasi di Golkar itu urusan Golkar. Yang jelas, kami beserta keluarga Bale Agung akan menemui kakak kami, Megawati, untuk membuka komunikasi dengan Mangku Pastika,” tandas Aripta Wibawa. Sementara itu, Pastika mengucapkan terimakasih kepada keluarga besar Megawati dari Bale Agung Singaraja. Namun, Pastika menegaskan dirinya tidak pernah ada konflik dengan Megawati. Pastika pun buka-bukaan soal hubungan dirinya dengan Ketua Umum DPP PDIP yang kesannya tidak harmonis. “Saya tegaskan, saya tidak pernah konflik dengan beliau (Megawati),” tandas Gubernur Bali pertama asal Buleleng ini.
Menurut Pastika, sebenarnya sejak dulu dirinya ingin menemui Megawati, termasuk ketika berada di Jakarta bersama istri, Ny Ayu Pastika, saat Idul Fitri. Namun, dalam pertemuan silahturahmi itu, Pastika mengaku sama sekali tidak ditegur oleh Megawati. “Saya nggak ditegur sama sekali. Saya merasa, pasti ada yang salah. Ibu (Megawati) biasanya tidak begitu. Saya sedih. Saya maunya menanyakan kepada beliau, apa ada yang salah?” kenang Pastika di hadapan keluarga Bale Agung Singaraja kemarin.
Pastika mengaku bingung, karena saat berkunjung ke Bali pun, Megawati tidak lagi berkomunikasi dengan dirinya. “Biasanya kalau Ibu ke Bali, kami biasa makan malam bersama 2-3 jam, bahkan sampai restoran tutup. Kami bicara mulai masa kecil, politik, makanan, dan sampai masalah tanaman,” papar Pastika. “Ini pasti ada yang salah, atau mungkin Ibu sibuk.”
Diakui Pastika, dirinya juga sempat lima kali minta bertemu Megawati, namun tidak dipenuhi oleh mantan Presiden. “Saya sudah 5 kali minta bertemu melalui Sekpri beliau. Saya tunggu sampai ada kesempatan bertemu di rumah Pak Adi Wiryatama (Sekretaris DPD PDIP Bali) saat acara peresmian Jalan Dr Ir Soekarno Tabanan. Saya bilang, di akhir acara minta waktu menghadap. Belau (Megawati) bilang ya, ya saja,” tutur Pastika.
Pastika dan Megawati juga sempat hadir bersama saat peresmian Sekretariat DPD PDIP Bali, Jalan Cok Agung Tresna Denpasar. “Saya ngomong lagi minta ketemu, ya, ya, ya katanya (Megawati). Tapi nggak ada sinyal,” ceritera Pastika. “Saya berpikiran positif saja, mungkin beliau sibuk. Ya, mudah-mudahan apa pun yang terjadi, kekaguman dan hubungan saya dengan Bale Agung sebagai keluarga Bung Karno tidak akan pernah pudar,” lanjut Pastika sembari menyebut dirinya masih menyimpang buku Bung Karno yang terakhir.
Pastika menduga, dirinya tidak bisa ketemu Megawati mungkin karenba ada anasir tertentu yang memblokade. “Saya bisa duga, apa dan siapa. Tidak banyak di sekitar beliau itu. Paling banyak empat orang, sangat mudah ditebak. Saya merasa bagaimana pun, dulu yang minta saya menjadi Gubernur Bali ya Ibu (Megawati),” tandasnya.
Meski demikian, Pastika tetap bertekad ingin bertemu Megawati. “Saya bertekad, sebelum mengakhiri masa jabatan sebagai Gubernur Bali tahun depan, saya ingin bertemu Ibu, apa pun yang terjadi. Ya, supaya semuanya klir. Saya ingin Tanya, salah saya apa? Soalnya, saya merasa berbuat kepada partai sudah optimal, kepada Bali pun optimal. Semua kewajiban partai sudah saya penuhi.”
Bagi Pastika, di dunia Barat itu tidak ada istilah mantan Presiden. Bagi Pastika, Megawati itu tetap Presiden, tetap orang Bali. “Darah Bali-nya kental, sehingga saya mau jadi Calon Gubernur saat beliau meminta saya (ke Pilgub Bali 2008). Saya pikir waktu itu saya pilih di Bali. Sekarang saya takut Bali dipimpin oleh orang yang bisa saja justru merusak Bali. Satu orang ini (sambil mengacungkan telunjuk) jangan sampai dominan, karena Bali bisa hancur,” tandas Pastika tanpa menyebut nama.
Sementara itu, ada dua acara penting yang dilakukan Pastika, Minggu kemarin. Beberapa jam setelah menerima keluarga besar Megawati dari Bale Agung Buleleng, siangnya Pastika---yang akan diusung Golker sebagai Cagub Bali ke Pilgub 2013---menghadiri upacara Pitra Yadnya Massal di Desa Pakraman Kedonganan, Kecamatan Kuta, Badung.
Yang menarik, Pastika secara kebetulan kembali bertemu Bupati Klungkung Wayan Candra dalam kegiatan adat di Kedonganan, Minggu siang sekitar pukul 14.00 Wita. Bupati Candra yang notabene Ketua DPC PDIP Klungkung memang diundang menghadiri acara tersebut bersama Wakil Bupati Badung yang Ketua DPD II Golkar Bali, Ketut Sudikerta, dan tokoh lainnya.
Dalam acara tersebut, Bupati Candra tiba lebih dulu. Kandidat Cagub Bali di internal PDIP ini pun sempat membantu Pastika naik ke podium. Bertemunya Pastika dan Candra di Kedonganan ini menjadi menarik dan bernuansa politik Pilgub 2013, karena sebelumnya sempat muncul wacana Paket Macan (Mangku Pastika-Candra) di internal PDIP.
Baik Pastika maupun Wayan Candra merupakan dua dari tiga kandidat Cagub yang disetor Tim Penjaringan Calon DPD PDIP Bali ke DPP PDIP. Satu kandidat Cagub lagi yang juga disetor ke DPP PDIP adalah AA Ngurah Puspayoga, elite partai yang kini Wagub Bali. Belakangan, PDIP disebut-sebut akan merekomemendasi Puspayoga sebagai Cagub, sedangkan Pastika akan diusung Golkar bersama Demokrat-Gerindra-Hanura.
Sepuluh hari sebelumnya, Pastika dan Bupati Candra juga tanpa sengaja hadir bersama dalam acara peresmian Mess Pinandhita di Pasraman Pinandhita Brahma Vidya Samgraha, Banjar Penarungan, Kelurahan Penarukan, Kecamatan Buleleng, 15 November 2012 lalu. Kala itu, hadir pula Bupati Karangasem Wayan Geredeg dan Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana. Seperti halnya Bupati Candra, Bupati Geredeg juga masuk nominasi sebagai Cawagub pendamping Pastika di internal Golkar untuk Pilgub 2013.
Dre@ming Post______
sumber : NusaBali