Sabtu, 17 Maret 2012, 05:49
ilustrasi - v/g : yan andie |
Kecelakaan maut yang terjadi Jumat pagi sekitar pukul; 06.30 Wita ini melibatkan Bus Buana Raya nopol DP 9028 GI vs sepeda motor Vario DK 8124 AS. Bus Buana Raya dikemudian I Wayan Arya, 42, meluncur dari arah barat (Gilimanuk). Sedangkan sepeda motor Vario yang meluncur dari arah berlawanan (Denpasar) disetir Sopingin, 37, warga asal Banyuwangi, Jawa Timur yang tinggal di Jalan Letda Made Putra No 40 Denpasar.
Saat musibah terjadi, korban Sopingan naik motor berboncengan bersama istrinya, Siti Mukaromah, 29, serta kedua anaknya: Risqi, 9, dan Tesia, 5. Korban pagi itu meluncur ke arah barat (Gilimanuk) untuk pulang ke kampung halamannya, RT 002/RW 002 Sidolupur, Kecamatan Glenmor, Banyuwangi. Empat orang
sekeluarga ini langsung tewas mengenaskan setelah bertabrakan dengan bus.
sekeluarga ini langsung tewas mengenaskan setelah bertabrakan dengan bus.
Korban Sopingin, Siti Mukaromah (istri), dan bocah Risqi (anak sulung) diduga kuat sempat terlindas ban bus setelah terjatuh. Ketiganya tewas mengenaskan di lokasi kejadian, dalam kondisi luka parah. Sopingin mengalami pendarahan dari hidung, patah pada leher, dan luka robek di dahi kanan. Sedangkan Siti Mukaromah mengalami patah terbuka di rahang, patah tulang leher, bengkak pipi kanan, luka robek di dagu. Sementara bocah Risqi jauh lebih mengenaskan lagi: kepala remuk, hingga isi otaknya terburai.
Sebaliknya, si bungsu Tesia tidak sempat terlindas bus, karena terpental sejauh 30 meter ke arah barat, tapi juga dalam kondisi kepala remuk. Bocah berusia 5 tahun ini menghembuskan napas terakhir dalam perjalanan menuju Puskesmas Selemadeg I di Desa Bajera. Mayat keempat korban sekeluarga ini kemarin langsung dititip di Instalasi Pemulasaran Jenazah (IPJ) RSUD Tabanan.
Sementara, pengemudi Bus Buana Raya, I Wayan Arya, 42 (warga Banjar Tinungan, Desa Apuan, Kecamatan Baturiti, Tabanan) dalam keadaan selamat tanpa terluka. Demikian pula kondektur bus serta enam penumpangnya, dalam keadaan selamat.
Informasi di lapangan, awalnya bus maut berpenumpang enam orang yang dikemudikan Wayan Arya meluncur dari arah barat. Setibanya di lokasi TKP yang kondisi jalannya menurun, Bus Buana Raya langsung menyalip truk di depannya---yang identitasnya belum diketahui. Bus maut ini mengambil haluan ke kanan melewati as jalan.
Pada saat bersamaan, dari arah berlawanan, sepeda motor Vario DK 8124 AS yang dikendarai Sopingin dengan membonceng istri dan kedua anaknya juga melaju kencang. Tabrakan maut pun tak dapat dihindari lagi. Diduga kuat, kepala Sopingin menghantam kepala bus bagian kanan, faktanya bagian kepala bus sampai penyok. Habis membentur bus, korban Soingan bersama istri dan kedua anaknya jatuh dan terpental ke aspal. Kecuali si bungsu, para korban tewas diperkirakan sempat dilindas ban truk.
Uniknya, motor Vario yang dikemudikan korban sama sekali tidak mengalami kerusakan. Sedangkan bus pencabut nyawa empat orang sekeluarga itu hanya mengalami penyok di bagian muka kanan.
Kasat LantasPolres Buleleng, AKP Ni Putu Utariani, menyatakan dari hasil olah KP dan keterangan saksi-saksi di lapangan, kecelakaan maut yang merenggut satu keluarga beranggotakan empat orang ini disebabkan oleh kelalaian pengemudi bus, Wayan Arya.
“Pengemudi bus kurang waspada saat menyalip truk di depannya, juga tidak memperhatikan pengguna jalan lainnya yang datang dari arah berlawanan,” jelas Putu Utariani saat dikonfirmasi di Mapolres Tabanan, Jumat siang. Menyusul musibah maut yang merenggut nyawa satu keluarga ini, kata Putu Utariani, polisi telah mengamankan sopir bus Wayan Arya dan kondekturnya. Bahkan, sopir Wayan Arya sudah langsung ditetapkan sebagai tersangka. Tersangka akan dijerat Pasal 310 UU No 22 Tahun 2009 dengan ancaman hukuman 5 tahun penjara.
“Sopir bus (Wayan Arya) ditetapkan sebagai tersangka, karena terbukti mengemudi tanpa mematuhi aturan lalulintas hingga menyebabkan empat orang tewas," tandas Putu Utariani.
Sementara itu, beberapa jam sebelum musibah maut yang merenggut nyawa empat orang sekeluarga ini, juga terjadi kecelakaan maut yang lokasinya tidak terlalu jauh. Tabrakan maut yang terjadi Jumat dinihari sekitar pukul 01.30 Wita itu melibatkan truk Fuso vs sepeda motor Yamaha Bison, di jalur utama Denpasar-Gilimanuk wilayah Dusun Selabih Wanasara, Desa Selabih, Kecamatan Selemedag Barat, Tabanan.
Dalam musibah maut ini, motor Yamaha Bison nopol P 2195DT menabrak truk Fuso nopol AD 1609 HA. Yamaha Bison yang dikendarai Erick Susanto, 30, asal Jawa Timur melaju kencang dari arah timur (Denpasar) menuju Gilimanuk. Sedangkan truk Fuso yang dikemudikan Tarno, 49, warga Jayan RT 02/RW 05 Jomber Ceper, Klaten, Jawa Tengah tengah berhenti di sisi selatan badan jalan. Setibanya di TKP, motor yang ditunggangi Erick Santoso langsung menabrak pojok bak kanan belakang truk yang sedang berhenti badan jalan sebelah selatan. Erick Santoso pun tewas dalam kondisi luka robek di pelipis kanan, luka dagu, dan patah tulang leher. Korban tewas dalam perjalanan ke RSUD Tabanan.
sumber : NusaBali