Selasa, 29 Nopember 2011, 08:09
ilustrasi Laskar Megawati paduan gambar laskar pemimpi, grafis by yan andie |
non kader, Laskar Megawati Buleleng pun dibubarkan.
Ketua Laskar Megawati Buleleng, Anak Agung Bagus Ambara, menyatakan pihaknya kecewa karena Nyoman Sutjidra yang non kader direkomendasi sebagai Cawabup pendamping Agus Suradnyana. Padahal, banyak kader PDIP yang dinilai layak mendampingi Agus Suradnyana alias PAS.
“Laskar Megawati di Buleleng saya bubarkan, sebagai bentuk kekecewaan. Untuk apa dipertahkan, jika rekomendasi itu diberikan kepada figur non kader? Apa di Buleleng tidak ada kader yang mampu sebagai Wakil Bupati?” tandas Bagus Ambara di Singaraja, Senin (28/11).
Langkah selanjutnya, kata Bagus Ambara, gerbong Laskar Megawati akan membentuk Laskar Buleleng Bersatu. Dan, Laskar Buleleng Bersatu itu nantinya akan mengalihkan dukungannya kepada Nyoman Ray Yusha, figur non kader mantan Cabup Buleleng di Pilkada 2007 yang terpental dari pencalonan di PDIP untuk Pilkada 2012.
“Ini soal pilihan, terserah yang lain. Kami Laskar Megawati Buleleng sudah bubar, kami akan mendukung Ray Yusha,” tegas Bagus Ambara. “Walaupun Pak Ray Yusha nanti tidak dapat kendaraan politik, kita tetap akan mendukungnya sebagai calon perseorangan,” imbuhnya.
Dijelaskan Bagus Ambara, kekecewaan Laskar Megawati Buleleng tidak ada kaitannya dengan gerakan Komunitas Buleleng Bangkit Bersatu (KB3) yang dimotori kuartet Ketut Suartika, Jero Ardan, Putu Sukayadnya, dan Rony Ekak. Menurut dia, kekecewaan Laskar Megawati ini murni karena yang ditunjuk sebagai Cawabup Buleleng bukan kader PDIP.
“Kami tidak ada urusan dengan KB3. Kami tidak memasalahkan Putu Agus Suradnyana. Yang persoalkan dan membuat kecewa, kenapa Cawabup pendamping Agus Suradnyana harus orang lain? Kenapa tidak kader PDIP saja? Di Buleleng sangat banyak kok kader yang layak diusung,” tandas politisi militan PDIP asal Desa Kedis, Kecamatan Busungbiu, Buleleng ini.
Dikonfirmasi secara terpisah di Singaraja, Senin kemarin, Sekretaris DPC PDIP Buleleng Gede Supriatna menolak mengomentari manuver Laskar Megawati. Pasalnya, menurut Supriatnya, sikap kader PDIP sudah tegas disampaikan dalam Rakercabsus di Lovina: mengamankan dan menangkan paket PAS-Sutji.
“Saya lebih baik konsentrasi urusan pemenangan paket PAS-Sutji sekarang. Biarkan dia (Bagus Ambara) bicara seperti itu. Karena, sikap kader PDIP kan sudah tegas di Rakercabsus kemarin,” terang Supriatnya.
Sementara, Nyoman Sutjidra sebelumnya menyatakan, kendati tidak punya kartu tanda anggota (KTA) PDIP, namun kiprahnya di Partai Banteng Gemuk sudah cukup lama. Menurut Sutjidra, bahkan sejak ayahnya, almarhum Wayan Negara, keluarganya sudah berkiprah di PDI (kala itu).
Sutjidra memaparkan, almarhum ayahnya juga ikut andil dalam Kongres PDI tahun 1983 di Surabaya. “Itu (Kongres PDI di Surabaya), ayah saya yang memfasilitasi. Yang tahu persis tentang saya, coba tanya Pak Cok Rat (Ketua DPD PDIP Bali AA Ngurah Oka Ratmadi) dan Pak Adi Wiryatama (Sekretaris DPD PDIP Bali). Waktu saya mau mendaftar nyalon di PDIP, saya sudah minta restu dari Pak Cok Rat,” jelas dokter spesialis kandungan ini, beberapa waktu lalu.
Sementara itu, di internal PNIM terjadi dualisme dukungan kandidat calon dalam Pilkada Gianyar 2012. DPP PNIM pimpinan Sukmawati Soekarnoputri dan DPD PNIM Bali mengarahkan dukungannya ke figur incumbent Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace (tokoh Puri Agung Ubud yang masih menjabat Bupati Gianyar) sebagai Cabup ke Pilkada 2012.
Sebaliknya, DPC PNIM Gianyar justru cenderung mendukung Tjokorda Gede Putra Nindia alias Cok Nindia (tokoh Puri Agung Peliatan yang kini Sekda Gianyar). Arah dukungan ke Cok Nindia ini lantaran DPC PNIM Gianyar terikat dalam Koalisi Gianyar Bangkit (KGB) menuju Pilkada 2012, di mana KGB mendukung pencalonan Cok Nindia.
Ketua DPC PNIM Gianyar, Cokorda Oka Yudana, mengakui bahwa DPD PNIM Bali dan DPP PNIM mendukung Cok Ace sebagai Cabup ke Pilkada Gianyar 2012 nanti. Namun demikian, menurut Oka Yudana, sikap jajaran PNIM Gianyar tetap masih bergabung di KGB---koalisi yang beranggotakan tiga parpol nasionalis: PNBKI, PDP, dan PNIM.
Kendati demikian, Oka Yudana enggan mengomentari dualisme dukungan dari internal partainya itu, karena sejauh ini semu serba belum jelas. “Masalahnya, Cok Ace yang akan didukung DPP PNIM dan DPP PNIM Bali juga belum jelas apakah akan maju lagi atau tidak sebagai Cabup Gianyar ke Pilkada 2012 nanti. Kan tidak ada orang yang bisa memastikan sikap Cok Ace,” tandas Oka Yudana di Gianyar, Senin kemarin.
Dualisme dukungan ini menyebabkan Ketua KGB, Wayan Suryawan, meragukan sikap PNIM menuju Pilkada Gianyar 2012. “Saya masih masih meragukan sikap DPC PNIM Gianyar tentang fokus dukungannya, apakah ke Cok Nindia atau Cok Ace,” ujar Suryawan yang notabene Ketua DPC PNBKI Gianyar secara terpisah, Senin kemarin.
Suryawan mengingatkan kubu PNIM agar konsisten dan memilik apakah masih tetap bergabung dengan KGB atau keluar. Alasannya, mustahil DPP sebuah partai menyetujui si A jadi Cabup, sedangkan kader di tingkat DPC mendukung calon lain. “Kalau dukungan politik KGB untuk Pilkada Gianyar 2012 nanti, belum bergeser dari Cok Nindia,” tandas Suryawan.
sumber : NusaBali