Senin, 12 September 2011 12:39
DENPASAR - Kabid Humas Polda Bali Kombes Hariadi menegaskan Polda Bali memperketat pengamanan terkait dengan sejumlah isu yang mengatakan beberapa santri dari Ponpes Umar Bin Kothob Bima Nusa Tenggara Barat masuk ke Bali.
Menurutnya, sekalipun informasi tentang masuknya sejumlah santri dari Bima ke Bali masih simpang siur, prinsipnya Polda Bali akan terus melakukan pengawasan, memperketat pengamanan seluruh pintu masuk Bali.
"Sebagai humas, sampai saat ini saya belum mendapat informasi resmi tentang itu (masuknya para santri). Tapi pada intinya, kami selalu siap dan siaga dalam menjaga keamanan dan ketertiban di Bali," ujarnya.
Sumber di Polda Bali menyebutkan sejumlah santri Pondok Pesantren (Ponpes) Umar Bin Kothob di Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), yang lari saat penggerebekan polisi akibat ledakan di Ponpespada pada Juli lalu
diduga telah masuk dan menyebar di Bali.
diduga telah masuk dan menyebar di Bali.
Selain ke Bali, mereka juga menyebar ke sejumlah wilayah di Jawa dengan membawa bahan peledak (handak) jenis TNT dan gliserin.
Handak tersebut ada yang sudah dalam kondisi jadi dan sebagian masih setengah jadi.
Mereka (santri-red) ada yang sudah masuk di Bali dan yang lain menyebar di Jawa.
Dikatakan sumber ini, informasi ini diperoleh pada saat pertemuan antara seorang ustaz berinisial Sr dengan tiga anggota baru asal Bali di sebuah masjid di Banyuwangi, Jawa Timur (Jatim), Sabtu (20/8) lalu.
Dalam pertemuan dengan tiga anggota baru asal Bali masing-masing berinisial Fi dari Sukawati, Gianyar, Un dari Dawan, Klungkung, dan Sh dari Bangli.
Mereka masih muda-muda, usia mereka rata-rata sembilan belas tahun.
Dan dalam pertemuan itu mereka menyampaikan bahwa sejumlah tokoh dan santri dari Ponpes Umar Bin Kothob Bima yang lari, saat ini telah menyebar di Bali dan Jawa.
sumber : MICOM