Sabtu, 27 Agustus 2011 05:39
GIANYAR - Tukang yang menggarap proyek bedah rumah untuk keluarga miskin yang merupakan program Gubernur Bali Made Mangku Pastika, mengeluh tidak dibayar oleh pelaksana proyek itu.
"Kami dijanjikan gaji Rp5 juta untuk mengerjakan dua proyek bedah rumah di Banjar Tusan. Namun sampai saat ini baru dibayar Rp2 juta," kata I Nengah Suta, salah seorang tukang pada proyek bedah rumah di Banjar Tusan dan Banda, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar, Jumat (26/8).
Suta mengatakan hal itu di hadapan anggota Komisi D DPRD Gianyar yang turun ke lapangan menindaklanjuti soal proyek bedah rumah yang dinilai bermasalah di daerah tersebut. Padahal, kata Suta, kedua proyek itu sudah rampung dikerjakan dirinya dan sejumlah tenaga kerja lain pada Maret lalu.
"Kami dikomplain oleh rekan-rekan kami, karena sampai saat ini kami tidak bisa membayar mereka, karena pelaksana proyek tidak menyerahkan bayaran untuk mereka kepada saya," jelasnya. Yang paling
menyakitkan, tambahnya, petugas proyek yang sering diajak berkomunikasi olehnya kini menghilang.
menyakitkan, tambahnya, petugas proyek yang sering diajak berkomunikasi olehnya kini menghilang.
Selain mendengarkan keluhan soal gaji proyek salah satu anggota DPRD Kabupaten Gianyar, I Nyoman Arjawa, hari itu juga menyoroti soal bahan kusen dari kayu seseh atau kelapa yang terlalu muda, sehingga mudah rusak. Bahkan, bantuan proyek bedah rumah milik keluarga miskin Ni Nyoman Rontin, Ni Nyoman Padmi di Banjar Tusan dan Ni Wayan Rastiani di Banjar Banda, juga mengalami masalah, karena luas bangunan lebih kecil dari seharusnya.
sumber : MICOM