Rabu, 20 Juli 2011, 07:49
BANGLI - Bentrok massa dua desa meledak di tengah Kota Bangli, Selasa (19/7) malam sekitar pukul 20.00 Wita. Bentrok yang dipicu masalah perkelahian pelajar di SMKN 2 Bangli ini melibatkan massa dari Kelurahan Kawan (Kecamatan Bangli) vs Desa Songan (Kecamatan Kintamani, Bangli). Akibat kerusuhan semalam, 1 korban tewas, sementara 8 lainnya terluka.
Belum jelas, dari kubu mana korban tewas maupun terluka dalam bentrok massa yang membuat situasi Kota Bangli mencekam itu. Yang pasti, satu korban yang tewas dilaporkan dalam kondisi terluka akibat sabetan senjata tajam. Sementara, hingga berita ini ditulis, 8 korban terluka masih dirawat di RSUD Bangli.
Bentrok massa Kelurahan Kawan vs Desa Songan semalam meledak di depan SMPN 1 Bangli di Jalan
Nusantara Bangliatau, yang lokasinya beberapa meter sebelah utara Mapolsek Kota Bangli. Situasi baru bisa dikendalikan satu jam kemudian, sekitar pukul 21.00 Wita, setelah pasukan Brimob Polda Bali diterjunkan ke lokasi kejadian. Selain Pasukan Brimob, pasukan dari Polres Klungkung dan Polres Gianyar juga terjun memback-up Polres Bangli.
Nusantara Bangliatau, yang lokasinya beberapa meter sebelah utara Mapolsek Kota Bangli. Situasi baru bisa dikendalikan satu jam kemudian, sekitar pukul 21.00 Wita, setelah pasukan Brimob Polda Bali diterjunkan ke lokasi kejadian. Selain Pasukan Brimob, pasukan dari Polres Klungkung dan Polres Gianyar juga terjun memback-up Polres Bangli.
Pasukan kepolisian berhasil menghalau massa kedua kubu, di mana massa dari Desa Songan mundur hingga berkumpul ke dekat SMKN 2 Bangli di wilayah Kelurahan Kubu, atau sekitar 1 km arah utara lokasi bentrok. Sedangkan massa dari Kelurahan Kawan berkumpul di Catuspata Kota Bangli, sebelah utara Pasar Kidul. Informasi di lapangan, ketegangan ini dipicu terjadinya perkelahian antara pelajar SMKN 2 Bangli yang melibatkan siswa dari Desa Songan vs Kelurahan Kawan sehari sebelumnya, Senin (18/7). Kemudian, Selasa kemarin, sekelompok siswa berjumlah 30 orang diduga menyerbu kelas III SMKPN 2 Bangli yang berlokasi di Desa Kayubihi, Kecamatan Bangli, dan menyerang siswa asal Desa Songan. Ini membuat pihak Desa Songan geram, hingga mereka nglurug ke Kota Bangli.
Versi warga Desa Songan, mereka nglurug ke Kota Bangli karena pagi dan siang kemarin ada warganya yang tinggal di kota disweeping. Namun, kubu Kelurahan Kawan membantah ada sweeping pelajar Bangli.
Begitulah, sejak siang kemarin, situasi di Kota Bangli berubah jadi mencekam. Warga memadati hampir setiap sudut kota sambil membawa pelbagai jenis senjata, seperti pedang, parang, linggis, hingga senapan angin. Bahkan, ada yang membawa bom molotov. Massa bersenjata tampak menyemut di perempatan Jalan Nusantara-Jalan Kusumayudha Bangli, sebelah utara Pasar Bangli. Massa dengan cepat menyemut setelah terdengar kulkul bulus (suara kentongan bertalu pertanda keadaan gawat), kemarin siang sekitar pukul 12.00 Wita. Massa yang berdatangan bukan hanya dari Kelurahan Kawan, namun juga warga Kota Bangli lainnya, terutama yang masuk krama gebog domas seperti kelurahan Banjar Pule. Kelurahan Banjar Pande, dan Puri Agung Bangli.
Mereka kumpul karena mendengar informasi massa dari Desa Songan akan menyerbu ke Kota Bangli. Jajaran kepolisian pun langsung melakukan blokade di jalan dekat Lapangan Kayubihi, tak jauh dari SMKN 2 Bangli, untuk menghentikan laju massa yang datang dari Desa Songan. Sekitar pukul 14.00 Wita, polisi berhasil menghentikan massa dari Desa Songan di Desa Kayubihi. Massa dari Desa Songan sendiri sempat balik kandang ke desanya di tepi Danau Batur.
Hanya saja, massa bersenjata di Kota Bangli masih terus bertahan hingga sore. Mereka belum mau pulang ke rumah masing-masing, karena khawatir mendadak muncul massa dari Desa Songan menyerbu. Massa di Kota Bangli berharap agar aparat terkait segera mempertemukan para tokoh kedua kubu yang berseteru, yakni Kelurahan Kawan vs Desa Songan, di tempat netral, untuk menuntaskan persoalan.
Saat massa bergerombol di berbagai sudut kota, Ketua DPRD Bangli IB Raka Mudarma dan Wakil Ketua Dewan Made Sugiasa tiada henti melakukan koordinasi dengan Kapolres Bangli AKPB K Ginting dan Dandim Bangli Letkol I Wayan S yang ada di lapangan. Dalam koordinasi ini, Raka Mudarma dan Sudiasa berharap para pemuka kedua desa bisa dipertemukan guna menuntaskan persoalan secara elegan.
Kedua Pimpinan Dewan ini juga menghubungi Bupati Bangli, Made Gianyar, yang kemarin tengah berada di Lumajang, Jawa Timur bertalian dengan kegiatan keagamaan di Pura Semeru Agung Lumajang. Mereka meminta Bupati segera pulang ke Bangli untuk ambil bagian menuntaskan kasus ini. “Rencanaya, Pak Bupati akan pulang besok (hari ini),” terang Raka Mudarma.
Di sisi lain, suasana mencekam di Kota Bangli terus berlangsung hingga malam. Apalagi, massa dari Desa Songan dikabarkan kembali berkumpul di kawasan Desa Kayubihi. Bahkan, massa Desa Songan akhirnya berhasil menembus barikade aparat hingga bisa merangsek ke tengah Kota Bangli.
Saat merangsek ke kota, sebuah mobil polisi sempat didorong massa, namun tidak jelas kubu mana yang melakukannya. Sementara, Wakil Ketua Dewan Made Sudiasa yang tadi malam meluncur ke kawasan Kayubihi, sempat bersembunyi di sungai belakang SMKN 2 Bangli ketika massa dari Desa Songan berhasil merangsek ke kota.
“Saya tidak berani keluar, ini saya di pangkung (sungai kecil) belakang SMKN 2 Bangli. Saya sembunyi di pohon bambu. Begitu melihat mobil polisi diserang massa, saya langsung lari bersembunyi,” tutur Sudiasa per telepon tadi malam. Setelah massa dari Desa Songan berhasil masuk kota, bentrokan fisik pun tidak terhindarkan. Bentrokan pecah di depan SMPN 1 Bangli, Jalan Nusantara Bangli, tadi malam pukul 20.00 Wita. Akibatnya, jatuh 1 korban tewas dan 8 lainnya terluka.
Sumber : NusaBali