Menyingkap Berita Tanpa Ditutup Tutupi
Home » , , » Angin Bertiup Kencang Drone Seharga 600 Juta Pemantau GA Hilang

Angin Bertiup Kencang Drone Seharga 600 Juta Pemantau GA Hilang

Written By Dre@ming Post on Rabu, 24 Januari 2018 | 7:43:00 PM

Tim Aeroterrascan Bandung kembali menerbangkan dua pesawat tak berawak (drone) ke atas Gunung Agung, Jumat (15/12/2017) sekitar pukul 09.30 wita
AMLAPURA - Pesawat drone jenis AI 450 milik Tim Aeroterrascan hilang kontak saat terbang di puncak Gunung Agung (GA), Selasa (23/1), pukul 10.00 Wita.

Drone jatuh di ketinggian sekitar 2.854 meter dari permukaan laut (MDPL). Flight Direktor Tim Aeroterrascan, Seno Sahisnu mengungkapkan, drone awalnya terbang dari arah selatan menuju utara.

Sampai di ketinggian 3.300 MDPL, drone menuju arah timur selama satu menit. Prosesnya berjalan lancar.

Tak ada hambatan apapun. Saat putaran pertama sinyal masih 80 an. Saat drone berputar dari timur ke barat, angin tiba-tiba bertiup cukup kencang.

Drone berwarna silver ini otomatis berbalik. Dalam perjalanan balik, kondisi sudak tak normal. Angin kencang terpaksa diterobos. Kabut dan asap di gunung dilewatinya.

Di ketinggian 2.854 MDPL, angin berembus semakin kencang.Sinyal pun hilang. Tak kuat dengan angin, drone akhirnya terbalik.

Titik koordinat jatuhnya 300 meter dari permukaan kawah Gunung Agung. Namun untuk lokasi detail, belum diketahuinya.

"Drone kehilangan kontak saat turun. Penyebabnya karena cuaca. Pas turun, drone tergulung angin. Kekuatan angin tadi lumayan tinggi, sampai drone terbalik,"kata Seno. (ful)

Tunggu Alat Baru

Flight Direktor Tim Aeroterrascan, Seno Sahisnu menjelaskan, drone seharga sekitar 600 juta membawa alat sensor multi gas untuk mengambil sampel gas hidrogen sulfida (H2S).

Kemarin adalah penerbangan yang ketiga sejak 2018.

Kepala Sub Bidang Mitigasi Gunung Api PVMBG Wilayah Timur, Devy Kamil Syahbana mengatakan, ke depannya PVMBG telah mempersiapkan langkah pengukuran gas.

Di antaranya pengukuran di darat dengan metode doas mobile untuk menghitung rasio gas.

"Sambil menunggu alat sensor multi gas yang baru, kami pakai motode doas untuk sementara," ujar Devy.

Masalah ini sudah dikomunikasikan dengan United States Geological Survey (USGS) atau Badan Survei Geologi Amerika Serikat. Rencananya, USGS akan mengirimkan alat terbaru namun dalam waktu lama," ujarnya.





sumber: tribun
Share this article :

Dunia Bintang School

Visitors Today

Recent Post

Popular Posts

Hot Post

Dua Pemancing Tergulung Ombak Di Tanah Lot Masih Misteri

Dua Orang Hilang di Lautan Tanah Lot, Terungkap Fakta: Istri Melarang dan Pesan Perhatikan Ombak TABANAN - Sekitar sembilan jam lamany...

 
Support : Dre@ming Post | Dre@aming Group | I Wayan Arjawa, ST
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Bali - All Rights Reserved
Template Design by Dre@ming Post Published by Hot News Seventeen