Menyingkap Berita Tanpa Ditutup Tutupi
Home » , , » Gempa 25000 Kali, PVMBG: GA Luar Biasa Didorong Terus Magma, Tapi Tak Erupsi

Gempa 25000 Kali, PVMBG: GA Luar Biasa Didorong Terus Magma, Tapi Tak Erupsi

Written By Dre@ming Post on Sabtu, 21 Oktober 2017 | 2:54:00 PM

Kepala PVMBG, Kasbani memberikan keterangan pers terkait kondisi terkini dari aktivitas vulkanik Gunung Agung di Pos Pantau Agung Agung Desa/Kecamatan Rendang, Karangasem, Bali, Sabtu (21/10/2017).
Ini Kata PVMBG Perihal Gunung Agung Kian Tenang, Intensitas Gempa Turun Drastis

SEMARAPURA - Aktivitas vulkanik Gunung Agung hingga Jumat (20/10/2017) masih cenderung fluktuatif.

Namun berdasarkan pengamatan tim PVMBG di Pos Pantau Gunung Api Agung Rendang, Karangasem, Gunung Agung cenderung mengalami tren penurunan intensitas gempa di periode pengamatan Jumat (20/10/2017) pukul 00-00 Wita hingga 18.00 Wita.

Berdasarkan data PVMBG, Jumat (20/10/2017), pada periode pengamatan tersebut Gunung Agung terus mengalami penurunan intensitas gempa.

Pada pengamatan pukul 00-00 Wita hingga pukul 06.00 Wita, terekam 121 kali gempa.

Jumlah tersebut sudah termasuk sekali gempa Tremor Non Harmonik dengan durasi 214 detik.

Sementara pada periode 06.00 Wita hingga pukul 12.00 Wita, jumlah gempa menurun menjadi total 118, termasuk 4 kali gempa tremor Non Harmonik dengan durasi 110 sampai 284 detik.

Gunung Agung pun kian tenang pada periode pengamatan pukul 12.00 Wita sampai pukul 18.00 Wita.

Pada periode tersebut, intensitas gempa Gunung Agung menurun drastis menjadi hanya 51 kali gempa tanpa tremor.

Secara kumulatif, pada Jumat (10/10/2017) hingga periode pengamatan pukul 18.00 Wita, Gunung Agung telah mengalami total 290 kali gempa.

Jumlah ini menurun drastis dari jumlah pada periode yang sama Kamis (19/10/2017) yang mencapai 807 kali gempa.

“Memang jumlah gempa hari ini sedikit menurun dibandingkan beberapa hari sebelumnya. Setelah terjadi gempa terasa 2 hari lalu yang cukup banyak, hari ini (kemarin, red) tidak ada gempa terasa. Memang hari ini intensitas gempa menurun,” ujar Kepala Bidang Mitigasi PVMBG, I Gede Suantika, Jumat (20/10/2017).

Meskipun tren gempa menurun dalam 2 hari terakhir, namun kegempaan Gunung Agung belum stabil.

Penurunan gempa ini pun akan terus dievaluasi oleh tim PVMBG untuk menentukan status Gunung Agung apakah akan turun atau tetap pada level Awas.

“Semua masih fluktuatif. Penurunan status Gunung Agung nanti kita akan evalausi lagi, apakah tetap Awas atau turun ke Siaga. Banyak hal yang harus kita pertimbangkan, tidak hanya jumlah intensitas gempa,” tegas Gede Suantika.

Selain intensitas gempa, PVMBG juga perlu memperhatikan hal lain untuk menentukan aktivitas status Gunung Api seperti penggelembungan gunung, hingga intensitas asap yang terus keluar dari bibir kawah.

“Sampai saat ini, Gunung Agung juga tidak mengalami perubahan yang berarti. Gunung Agung masih mengalami penggelembungan. Selain itu asap sulfatara juga belum berubah, masih berhembus lemah 50 sampai 300 meter dari bibir kawah. Meskipun hari ini turun jumlah gempa, apakah itu cukup untuk perubahan status? Ini akan kita evaluasi dan pertimbangkan,” tegas Gede Suantika.

Rencananya Sabtu (21/10/2017) hari ini, Kepala PVMBG Kasbani akan memberikan penjelasan teknis tentang perkembangan situasi dan status Gunung Agung, termasuk menjelaskan hasil konsolidasi dengan Menteri ESDM terkait aktivitas Gunung Agung.

Sementara itu, tim pesawat tidak berawak atau drone dari Tim Deru Universitas Gadjah Mada (UGM) Jogjakarta mulai menganalisis hasil temuan berupa gambar sekitar kawah Gunung Agung. Dari foto yang dihasilkan, kedalaman dan diameter kawah Gunung Agung mulai diketahui.

Koordinator Tim Deru UGM, Ruli Andaru, kedalaman kawah Gunung Agung sekitar 400 meter.

Sedangkan lebar kawah sekitar 800 meter.

Sekitar kawah juga ditemukan ada berapa rekahan yang keluarkan asap, serta genangan air yang berlokasi di dasar kawahnya.

“Dari dimensi kawah yang sudah kita ukur, kedalamannya sekitar 400 meter. Lebar kawah sekitar 700 sampai 800 meter. Apakah data ini sama dengan data sebelum status awas atau tidak, yang punya data PVMBG. Kami hanya menyediakan data terkini dari puncak,” kata Ruli kemarin.

Jumlah rekahan yang mengeluarkan asap, jelas Ruli, lebih dari 1 titik.

Volume asap yang dikeluarkan fluktuatif, kadang tebal dan tipis.

”Data ini akan diberikan ke PVMVG untuk analisis lebih lanjut. Data sudah dikirim kemarin,” ungkapnya.

PVMBG : Ini Sangat Spesial Dan Luar Biasa, Gempa Gunung Agung Capai 25000 Kali Lebih Selama Sebulan

AMLAPURA - Kepala PVMBG, Kasbani memberikan keterangan pers terkait kondisi terkini dari aktivitas vulkanik Gunung Agung di Pos Pantau Agung Agung Desa/Kecamatan Rendang, Karangasem, Bali, Sabtu (21/10/2017).

Meskipun itensitas gempa menurun drastis hingga di angka 399 pada periode pengamatan Jumat (20/10/2017), namun Kasbani menegaskan jika Gunung Agung masih tetap pada status level IV atau Awas.

"Meskipun kita lihat itensitas gempa cukup menurun drastis pada Jumat (20/10/2017) yang mencapai 399 kali gempa terekam, namun angka ini masih sangat tinggi. Kita jangan jadikan ini sebagai pedoman Penurunan status, dan harus didukung dengan data lainnya," Ujar Kasbani, Sabtu (21/10/2017).

Kasbani menjelaskan, dalam periode September hingga Oktober 2017, sudah terekam gempa di Gunung Agung mencapai lebih dari 25000 kali.

Jumlah ini menurutnya sangat luar biasa besar jika dibandingkan gunung Api di Indonesia dimana pun, bahkan di dunia.

"Gunung Agung berbeda dengan gunung Api lain di Indonesia. Biasanya gunung Api di Indonesia, rata-rata sebelum mencapai jumlah gempa seperti itu, sudah terjadi letusan. Tapi Gunung Agung sangat spesial dan luar biasa, sudah didorong berkali-kali oleh magma, tapi masih mampu bertahan sehingga belum erupsi," Jelas Kasbani.

Selain dari sisi Gempa, penurunan status Gunung Agung juga harus melihat data lain dari sisi Deformasi, Geokimia, hingga seismik jarak jauh melalui satelit.

Dari segi Deformasi, Tiltmeter dan GPS secara konsisten menunjukkan jika Gunung Agung masih mengalami inflasi (pengembungan) secara merata dan signifikan.

Bahkan yang terbaru saat ini, di bagian tepi mengalami deflasi (pengecilan) namun di bagian tengah hingga puncak mengalami inflasi (penggelembungan) yang cukup signifikan.

Peningkatan penggelembungan yang mencapai sekitar 6 sentimeter

"Untuk ukuran penggelembungan gunung, ini cukup besar. Meskipun seismik (Gempa menurun) tapi secara deformasi memang tidak mendukung kita untuk mengambil keputusan penurunan status gunung," Tegas Kasbani

Dari hasil analisi Deformasi tersebut, tim PVMBG menegaskan jika magma telah mendesak ke atas, dan diprediksi sudah berada di kedalaman sekitar 4 Kilometer.

"Ini tandanya magma makin naik ke permukaan. Menurunnya itensitas gempa salah satunya juga disebabkan oleh tidak ada lagi halangan magma saat berusaha mendesak ke permukaan," Tegas Kasbani.








sumber : tribun
Share this article :

Dunia Bintang School

Visitors Today

Recent Post

Popular Posts

Hot Post

Dua Pemancing Tergulung Ombak Di Tanah Lot Masih Misteri

Dua Orang Hilang di Lautan Tanah Lot, Terungkap Fakta: Istri Melarang dan Pesan Perhatikan Ombak TABANAN - Sekitar sembilan jam lamany...

 
Support : Dre@ming Post | Dre@aming Group | I Wayan Arjawa, ST
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Bali - All Rights Reserved
Template Design by Dre@ming Post Published by Hot News Seventeen