Menyingkap Berita Tanpa Ditutup Tutupi
Home » , , , , , » Jenglot Ditemukan, 4 Tersangka Ditetapkan, Mahasiswa Minta Bali Dipulihkan

Jenglot Ditemukan, 4 Tersangka Ditetapkan, Mahasiswa Minta Bali Dipulihkan

Written By Dre@ming Post on Minggu, 20 Desember 2015 | 10:47:00 AM

 Aksi damai. Bentrok ormas yang terjadi pada, Kamis (17/12) berbuah keprihatinan dan juga meresahkan masyarakat.Aksi Keprihatinan Pasca Bentrok Ormas (atas). Polda Bali dan Polres Badung melakukan penggeledahan dalam Lapas Kerobokan, Badung. Empat tersangka diamankan dari Blok C1 LP Kerobokan, MA, 19, GPD, 24, WS, 28, IWS, 23 (bawah)
Polisi Tetapkan 4 Tersangka Bentrok di LP

DENPASAR - Penyidik Polres Badung menetapkan empat tersangka dalam aksi bentrok yang terjadi di dalam Lembaga Pemasyarakatan (LP) Kerobokan, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung, yang mengakibatkan dua narapidana (napi) tewas dan dua lainnya luka-luka. Penetapan tersangka ini, setelah penyidik memeriksa 15 orang yang diamankan di Mapolres Badung dan diambil keterangan secara maraton sejak Kamis (17/12).

Kapolres Badung AKBP Tonny Binsar Merpaung menuturkan, pihaknya sudah memeriksa sebanyak 15 narapidana yang diamankan di Mapolres Badung sejak Kamis (17/12) lalu. Hasil pengembangan pemeriksaan terhadap ke-15 napi ini, diketahui ada indikasi keterlibatan napi lain. Namun, napi tersebut sudah dipindahkan ke Rutan Bangli. Sehingga, pihak kepolisian memanggil empat napi yang sebelumnya sudah dipindahkan ke Rutan Bangli itu.

“Total yang dimintai keterangan di Mapolres Badung ada 19 orang sampai saat ini. Setelah ada empat orang tambahan yang ditarik dari Rutan Bangli,” jelasnya saat dikonfirmasi melalui telepon, Sabtu (19/12).

Menurut AKBP Tonny Binsar, berdasar pemeriksaan secara maraton itulah, pihak penyidik memastikan ada empat orang yang diduga kuat menjadi pemicu keributan di LP Kerobokan. Sehingga, keempat orang napi itu langsung ditetapkan sebagai tersangka. Keempat tersangka yang diamankan dari Blok C1 LP Kerobokan tersebut berinisial MA, 19, GPD, 24, WS, 28, IWS, 23. “Yang diduga memulai keributan WS dan turut serta dalam penganiayaan, sementara IWS berperan memerintahkan teman-temannya. Nah, datanglah GDP dan MA melakukan penganiayaan,” jelas perwira asal Medan, ini.

Sampai saat ini, pihaknya masih terus mendalami keterangan para napi yang sudah amankan. Perwira dengan dua melati di pundak ini juga mengakui tidak menutup kemungkinan akan ada tersangka lain. Pasalnya, pihaknya masih terus mendalami dan kemungkinan akan ada lagi napi yang sudah dipindahkan akan ditarik kembali untuk diperiksa di Mapolres Badung.

“Intinya, kami masih terus mendalami keterangan mereka. Rencananya, masih ada narapidana yang sebelumnya sudah dipindahkan, akan ditarik kembali ke sini (Mapolres Badung),” tutur AKBP Tonny Binsar.

Berbeda dengan yang ditangani Polres Badung, terduga pelaku bentrok yang diamankan Polresta Denpasar, masih dalam penyidikan. Saat dikonfirmasi secara terpisah, Kasat Reskrim Polresta Denpasar Kompol Reinhard Habonaran Nainggolan, menuturkan, pihaknya sejauh ini masih terus menyelidiki kasus bentrok antar-dua ormas ini. “Semuanya masih dalam proses. Kami masih selidiki. Sejauh ini belum ada yang ditetapkan sebagai tersangka,” tuturnya.

Sementara itu, petugas gabungan dari Polri, TNI, dan pihak LP Kerobokan melakukan razia, Sabtu kemarin. Razia yang melibatkan ratusan personel ini mengobok-obok 12 blok yang dihuni napi. Petugas menemukan belasan senjata tajam, senjata api jenis cis beserta peluru, narkoba dari berbagai jenis, pohon ganja, dan satu jenglot di belakang blok. Jenglot adalah figur berbentuk manusia yang berukuran kecil (sekitar 10-17 cm), berkulit gelap dengan tekstur kasar (seperti mumi), berwajah seperti tengkorak dan bertaring mencuat, serta memiliki rambut dan kuku yang panjang. Jenglot dipercaya memiliki kekuatan mistis.

Razia yang dimulai sekitar pukul 12.30 hingga 16.30 Wita ini melibatkan dua peleton Dalmas Polda Bali, satu peleton Brimob Polda Bali, satu peleton Dalmas Polres Badung, satu peleton Brimob Polres Badung, dan satu peleton gabungan Korem 163 Wirasatya serta Kodim 1611 Badung, petugas berhasil mengamankan barang-barang terdiri 13 buah sajam, 2 pucuk senjata api jenis cis, 92 butir peluru, ganja kering 2 kilogram, dan 1 batang pohon ganja hidup, sabhu 5 paket, ekstasi 5 butir, bong 50 buah, 20 liter arak, 129 HP beserta kartu prabayar 20 buah, 2 tablet, 3 buah buku tabungan, dan uang sebanyak Rp 5 juta.

“Sudah kami amankan semua dan dibawa ke Polres Badung untuk diperiksa,” kata AKBP Tonny Binsar, usai razia.

Menurut dia, razia yang dilakukan selama sekitar 5 jam itu, petugas gabungan mengobok-obok 12 blok LP Kerobokan yang terdiri dari blok A, B, C, D, F, H, I, dan blok anak anak serta blok super maksimum termasuk mengeledah ulang blok C1 yang sebelumnya digunakan oleh para tahanan yang terlibat bentrok.

“Kami menggeledah semua dan menemukan barang-barang terlarang itu. Bahkan, kami menemukan banyak sajam dan narkoba sudah ada di luar ruangan tahanan. Diduga dibuang oleh para tahanan untuk menghilangkan jejak,” ungkapnya.

Meski sudah mengeledah seluruh blok LP Kerobokan dan menemukan sajam dan narkoba, pihak kepolisian tidak bisa mengamankan para narapidana tersebut. Hal ini lantaran barang-barang terlarang itu, ditemukan berserakan di luar blok. “Memang kami temukan barang-barang ini di dalam blok juga. Tapi, kepemilikannya kami tidak tahu,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala Divisi Pemasyarakatan Kantor Wilayah Hukum dan HAM Bali Drs Sulistiono MM, terkait temuan barang-barang yang tidak seharusnya di LP Kerobokan, menyatakan akan mendalami lagi kasus ini. Kata dia, dalam hal ini ada standar operasional prosedur (SOP) yang tidak dijalankan. “Kalau memang ada satu pelanggaran dalam SOP, petugas akan kami periksa,” jelasnya.

Untuk itu, pihaknya juga akan terus berkordinasi dengan berbagai pihak. Sulistiono juga akan melakukan investigasi dan memanggil Kepala LP untuk mempertanggungjawabkan hal itu. “Kenapa sampai SOP ini tidak dijalankan? Kami akan investigasi untuk barang-barang yang masuk di dalam LP,” katanya.

Dikonfirmasi terkait pohon ganja hidup yang ditemukan di belakang blok, ia mangakui, petugas diduga kuat tidak mengetahui pohon jenis ganja tersebut. “Pohon itu tumbuh di antara tanaman lainnya. Dari mana datangnya, bagaimana napi membibitkannya, menanamnya, ini yang perlu dilacak. Petugas diduga tidak mengetahui kalau itu adalah pohon ganja,” ucapnya, sembari mengungkapkan pohon ganja itu kelihatan belum dipanen lantaran masih dalam keadaan utuh.

Inilah Hasil Autopsi Penyebab Kematian Empat Korban Bentrokan Ormas di Bali

DENPASAR - Kepala Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Sanglah, dr Dudut Rustyadi, membeberkan hasil autopsi yang telah dilakukan sejak semalam.

Wayan Purnama Yasa alias Dogler (32) mengalami luka tusuk dua kali, yakni di daerah punggung dan perut.

Wajahnya penuh luka lecet dan memar.

Punggung tangan kirinya juga mengalami luka akibat tangkisan.

“Penyebab kematiannya karena luka tusuk yang mengenai jantung dan mengakibatkan pendarahan hebat,” jelasnya, Sabtu (19/12/2015).

Jenazah kedua, Ketut Budiarta (36), yang menjadi korban bentrokan di Jalan Teuku Umar, Denpasar, Bali, mengalami luka tusuk pada dada kanan dua buah, punggung kanan dua buah dan satu buah lagi di punggung kiri.

“Terdapat juga luka tangkis di lengan bawah sebelah kanan, telapak kanan dan lengan atas sebelah kiri,” terangnya.

Budiarta juga memiliki luka lecet di kedua lutut.

Penyebab kematiannya karena luka yang menembus paru sehingga menyebabkan pendarahan.

Sedangkan Putu Sumariana alias Robot mengalami luka tusuk di bagian dada kiri sebanyak dua buah, satu buah di bagian perut kiri, serta luka lecet di kepala, tangan, lutut dan bibir.

Penyebab kematiannya karena terdapat luka yang menembus paru sehingga mengakibatkan pendarahan.

Selain itu, hasil autopsi jenazah Made Mertayasa, terdapat luka di bagian perut hingga usus terburai, luka sabetan pada kedua lengan, luka-luka di punggung kena ujung senjata dan satu luka tusuk di bagian punggung.

“Luka di perut yang mengenai pembuluh nadi usus kanan.merupakan penyebab kematiannya,” jelasnya.

Lanjutnya, sejauh ini hanya tiga jenazah yang sudah dipulangkan oleh pihak keluarga.

Sementara jenazah Putu Sumariana alias Robot masih berada di ruang jenazah.

“Hanya satu jenazah saja yang belum dipulangkan,” ucapnya.

Robot Tewas, Keluarga Beri Pengakuan Masa Lalu Mantan Pegawai Pemkot Ini

DENPASAR - Suasana sunyi terasa di kediaman I Putu Sumariana alias Robot di Jalan Kebo Iwa Utara, tepat 200 meter ke selatan dari Balai Banjar Robokan, Desa Padangsambian Kaja, Denpasar Barat, Bali, Kamis (17/12/2015) sekitar pukul 22.30 Wita.

Sejumlah kerabat yang sudah mengenakan pakaian adat Bali madya tampak duduk di teras rumah.

Terlihat saudara kandung Robot, Made Muatika, sedang duduk di teras rumah tempat biasa ia bercanda ria sebelum Robot mendekam di Lapas Kerobokan sekitar 4 tahun yang lalu.

Muatika dan sejumlah kerabatnya menyambut baik kedatangan.

Lelaki berusia 20 tahun itu, dengan wajah amat sedih bercerita bahwa ia sama sekali tak menyangka kakak kandungnya akan meninggal kemarin.

Seperti diketahui, Robot merupakan satu dari dua korban tewas dalam bentrok antarnapi di Lapas Kerobokan pada Kamis (17/12/2015) sore.

"Sama sekali tidak ada firasat apa-apa. Tadi dengar kabar kematian Robot dari saudara sebelah. Kami shock mendengar kabar itu," ucap Muatika dengan nada lirih.

Dengan langkah kaki pelan dan wajah masih murung, Muatika pun menunjukkan tempat tidur Robot sebelum ia masuk LP.

Kamar berukuran sekitar 3×4 meter itu terlihat berdebu.

Di sudut-sudut dinding kamar terlihat sarang laba-laba.

Di sisi utara kamar terpajang foto ayah Robot yang sudah almarhum sejak tahun 2007 silam.

"Ayahnya sudah meninggal sejak 2007. Ibunya cerai dulu. Dia punya dua ibu. Yang satu katanya sekarang di Negara, satunya lagi saya gak tahu dimana," tutur paman Robot, Made Suwenta, yang tinggal di sebelah barat rumah Robot.

Suwenta yang kemarin baru saja datang dari Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah bersama sejumlah kerabatnya menceritakan bahwa sebetulnya niat para kerabat hendak membawa pulang jenazah Robot kemarin malam.

Akan tetapi karena pihak kepolisian belum mengizinkan, maka rencana pemulangan jenazah ditunda hingga tangggal 23 Desember.

"Sebenarnya sekarang mau kami bawa jenazahnya, tapi karena masih ada pemeriksaan dari polisi, jadi belum bisa. Dan karena tanggal 22 Desember ada upacara agama di sini, jadi baru tanggal 23 Desember kami bisa bawa pulang jenazahnya," jelas Suwenta.

Suwenta menuturkan, Robot memiliki tiga saudara.

Satu saudara kandung, dan dua lainnya saudara perempuan tak sekandung.

Suwenta mengungkapkan, rumah tangga orangtua Robot kurang harmonis, sehingga berujung perceraian.

I Putu Sumariana alias Robot disebut-sebut pula sebagai mantan pegawai di Pemerintah Kota (Pemkot) Denpasar, tepatnya pegawai honorer di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Denpasar.

Waktu itu, lantaran jarang datang ke kantor, Robot akhirnya dikeluarkan.

Apalagi Robot juga mulai akrab dengan minuman keras.

"Kalau saja dia dulu tidak begitu, dia pasti masih bekerja di Dukcapil (Pemkot Denpasar). Dulu dia kerap telat datang ke tempat kerja, sehingga tidak diperpanjang sebagai pegawai," tutur paman Robot, Made Suwenta yang sudah menganggap Robot sebagai anak kandungnya.

Suwenta juga bercerita bahwa setamat SMK, Robot jarang pulang ke rumah dan kerap kali ditegurnya karena akrab dengan minuman keras.

Tentang kasus apa yang membuat Robot mendekam di penjara sejak 4 tahun silam, Suwenta enggan menceritakan secara detail.

"Iya memang dulu pernah terlibat kasus pembunuhan, " kata Suwenta yang enggan merinci kisah kelam Robot sampai masuk LP.

Suwenta dan seluruh kerabat hanya bisa menerima takdir Tuhan atas kematian Robot.

Mereka berharap agar peristiwa-peristiwa seperti ini diambil hikmahnya agar kasus-kasus serupa tidak lagi terjadi di Pulau Dewata ini.

"Iya kita ambil hikmahnya saja sekarang. Semua memang takdir yang di atas, mau bagaimana lagi. Mari jadikan pelajaran saja," ucap Suwenta.

Ayah Donal, Korban Bentrok Ormas di Bali, Bingung Bayar Biaya Autopsi Jenazah Anaknya

DENPASAR - Nyoman Lendra (50) tampak kebingungan mengurus jenazah putranya, Made Mertayasa alias Donal, korban bentrokan di Jalan Teuku Umar, Denpasar, Bali.

Ia mengeluh tidak memiliki biaya untuk membayar autopsi jenazah anaknya, Sabtu (19/12/2015).

“Ternyata disuruh bayar autopsi. Biayanya kalau tidak salah Rp 1,1 juta,” keluhnya.

Ia pun terlihat masuk keluar ruang Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Sanglah.

Ia mengaku biaya autopsinya dirasa berat.

Sebab istrinya di rumah, Abiansemal, Badung, juga sedang sakit.

Ia telah meminjam banyak uang ke kerabat untuk membayar biaya pengobatan istrinya.

Belum lagi duka yang mendalam setelah ditinggal putra kesayangannya.

“Saya sih sudah ikhlas dengan kepergiannya (Donal) meskipun berat, tapi ditambah harus mengeluarkan biaya jadinya tambah bingung,” ucap pria yang saat itu mengenakan pakaian adat.

Ia datang bersama keluarga besar dan teman putranya.

Beberapa anggota keluarga juga terlihat sibuk saat harus mengurus surat ke Polresta Denpasar.

Rencananya setelah diautopsi, keluarga segera membawanya pulang ke rumah dan menggelar upacara.

“Rencananya tanggal 24 Desember akan diadakan upacara,” ucapnya.

Aliansi Mahasiswa Minta Keamanan Bali Dipulihkan

DENPASAR - Terkait ini kalangan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Bali Cinta Damai (ABCD) menggelar aksi damai di kawasan patung Catur Muka Denpasar, Sabtu (19/12). Aksi yang diikuti sekitar 20-an partisipan dari unsur KMHDI Bali, BEM dan Senat Mahasiswa Universitas Warmadewa (Unwar), serta organisasi kemahasiswaan lainnya ini diawali dengan pelaksanaan sembahyang bersama di Pura Agung Jagatnatha, Denpasar.

Koordinator aksi, AA Ngurah Gde Agung Wira Lokanatha mengatakan, dengan spirit persatuan yang berlandaskan nilai-nilai Pancasila, menyatakan prihatin dengan peristiwa kemanusiaan yang terjadi di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Kerobokan dan Jalan Teuku Umar Denpasar, Kamis (17/12) lalu. Dalam pernyataan sikap, aliansi ini menyatakan bahwa perdamaian Bali merupakan hal yang vital dan harus dijaga bersama-sama. "Kami prihatin terhadap peristiwa kemanusiaan yang terjadi di LP Kerobokan dan merembet ke beberapa tempat di Denpasar," ujar Wira.

Untuk itu, aliansi ini mendorong pemerintah daerah dan aparat terkait di Provinsi Bali maupun Kabupaten/Kota untuk mewujudkan keamanan dan memulihkan kembali kenyamanan masyarakat Bali. "Kami mengajak seluruh masyarakat Bali pada umumnya dan desa adat serta desa dinas khususnya untuk menjaga persatuan dan kesatuan tanpa dipengaruhi oknum-oknum tertentu," terangnya.

Aliansi ini juga mendesak supaya pemerintah dan pihak terkait harus segera menyelesaikan permasalahan yang terjadi dan melalukan pembenahan di dalam LP Kerobokan, sehingga fungsi LP bisa terwujud secara optimal. Tampak hadir menyaksikan aksi, mantan Ketua KPU Provinsi Bali, I Ketut Sukawati Lanang Putra Perbawa. Menurut Lanang, masyarakat Bali saat ini dalam kondisi resah karena kehilangan rasa aman. "Kita turut prihatin dan menyayangkan. Mudah-mudahan kejadian ini tidak terulang. Karena jika sampai terjadi bentrok susulan, artinya aparat penegak hukum dan pemerintah telah gagal dalam mengupayakan keamanan di Bali," ungkapnya.









sumber : NusaBali, Tribun
Share this article :

Dunia Bintang School

Visitors Today

Recent Post

Popular Posts

Hot Post

Dua Pemancing Tergulung Ombak Di Tanah Lot Masih Misteri

Dua Orang Hilang di Lautan Tanah Lot, Terungkap Fakta: Istri Melarang dan Pesan Perhatikan Ombak TABANAN - Sekitar sembilan jam lamany...

 
Support : Dre@ming Post | Dre@aming Group | I Wayan Arjawa, ST
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Bali - All Rights Reserved
Template Design by Dre@ming Post Published by Hot News Seventeen