Menyingkap Berita Tanpa Ditutup Tutupi
Home » , , » Bom Paris yang Memilukan, Bali Dapat Pengawasan Ketat

Bom Paris yang Memilukan, Bali Dapat Pengawasan Ketat

Written By Dre@ming Post on Minggu, 15 November 2015 | 8:34:00 AM

Pangdam IX/Udayana, Mayjen M Setyo Sularso (kanan, Gambar Pojok Kiri atas)
Tangapi Tragedi Bom Paris, Pangdam IX/Udayana Sebut Bali dalam Pengawasan Ketat

GIANYAR - Pangdam IX/Udayana, Mayjen M Setyo Sularso menyatakan, teritorial Bali dipastikannya sudah dijaga ketat oleh personil TNI. Namun demikian, orang nomor satu di korps baju loreng Bali itu tidak ingin berbesar kepala. Antisipasi dan pengamanan tetap dilakukannya secara kontinu.

"Kami (TNI Kodam IX/Udayana) menaruh prihatin. Tapi, untuk Bali bisa dipastikan sudah ketat. Sinergitas dengan Polri juga tentu saja dilakukan," kata Jendral dengan dua bintang di pundaknya itu, saat ditemui di tribun VVIP Stadion Kapten I Wayan Dipta, Sabtu (14/11/2015).

Menurut dia, ketatnya penjagaan di Bali ibarat penjagaan di stadion. Sembari melihat isi stadion, dia menyatakan, bahwa hampir seluruh anggotanya menyebar di seluruh penjuru stadion dan sebagai supporter dari salah satu tim.

“Anda coba lihat di seluruh stadion, personil kami menyebar. Coba tafsirkan sendiri bagaimana ketatnya penjagaan yang intensif kami lakukan," tegasnya.

Dari pantauan, di arena stadion Kapten I Wayan Dipta tampak ratusan anggota TNI berpakaian bebas hijau dan coklat.

Terkait Teroris Paris, Polda Bali Awasi Obyek-obyek Vital

DENPASAR - Pasca serangan di Paris yang diduga dilakukan oleh kelompok teroris, Polda Bali meningkatkan pengawasan terhadap sejumlah obyek vital di Pulau Bali.

"Sejak September lalu kami sudah melakukan pengawasan terhadap sejumlah obyek vital di Pulau Bali," ujar Kabid Humas Polda Bali Kombes Pol Herry Wiyanto, Sabtu (14/11/2015).

Kata dia, obyek vital tersebut diantaranya seluruh Kota Denpasar, tempat wisata, dan seluruh pintu masuk ke Pulau Dewata.

"Kami amankan, sebagai sebuah daerah pariwisata kondusivitas menjadi sangat penting," kata dia.

Video Orang Berlarian dan Bergelantung di Jendela saat Penembakan Tragedi Paris

PARIS - Sebuah video yang direkam oleh seorang jurnalis surat kabar Le Monde, Daniel Psenny, memperlihatkan kepanikan di gedung konser musik Bataclan ketika terdengar suara tembakan berkali-kali dalam serangan di Paris, Perancis, Jumat (13/11/2015) malam.

Psenny merekam kejadian itu dari lantai dua apartemennya yang terletak tak jauh dari pintu keluar belakang Bataclan.

Dalam video tersebut, orang-orang tampak lari berhamburan meninggalkan tempat pertunjukan tersebut ketika terdengar suara tembakan berkali-kali.

Dua orang terlihat bergelantungan di dekat jendela di atas pintu keluar tersebut.

Setelah suara tembakan berakhir, tampak dua orang tergeletak tak jauh dari pintu keluar.

Tampak pula seorang pria yang berjalan dengan cara melompat-lompat menggunakan satu kaki dan kaki lainnya diangkat seperti terkena luka.

Video itu juga merekam sejumlah orang yang berusaha menyelamatkan orang lain yang sudah tak berdaya dengan cara menarik kedua tangan orang tersebut.

Pasca Tragedi Paris, Video Ancaman ISIS Beredar

KAIRO - Sebuah video yang mengatasnamakan kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) beredar pasca-serangan serentak terorisme yang mengguncang ibukota Perancis, Paris, Jumat (13/11/2015) malam.

Reuters melaporkan, Sabtu (14/11/2015), dalam video yang tidak disebutkan tanggalnya itu, ISIS mengancam akan menyerang Perancis jika Perancis terus melakukan penyerangan dan pengeboman terhadap pejuangnya yang sedang bertempur.

Video tidak menyatakan lokasi spesifik pejuang yang dimaksud meski kemudian banyak yang meyakini video ini terkait perang di Suriah di mana Perancis ikut mengirimkan pasukannya.

Al Hayat Media Centre yang merupakan sayap media asing milik ISIS melalui video itu juga mengutarakan ancaman serangan akan dilakukan melalui militan, yaitu warga Perancis Muslim yang diminta untuk melaksanakan serangan teror tersebut.

“Sepanjang Anda masih melakukan pengeboman, Anda tidak akan pernah hidup dalam kedamaian. Anda semua bahkan akan ketakutan hanya untuk sekedar bepergian ke pasar,” tutur salah satu pria di video itu ditemani oleh pejuang militan ISIS lainnya.

Sampai sejauh ini, belum ada kelompok mana pun yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan berdarah yang telah menewaskan setidaknya 128 orang dan melukai ratusan lainnya.

ISIS sendiri tidak secara eksplisit mengaku bertanggung jawab dalam video ini.

Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbul menjadi pemimpin dunia pertama yang memberikan pernyataan terbuka bahwa Negara Islam adalah dalang dari serangan maut itu.

“Serangan terkoordinasi yang telah menewaskan setidaknya 120 orang itu kelihatannya memiliki seluruh ciri khas yang biasa dilakukan oleh Daesh, “ tutur Turnbull seperti dikutip The Guardian.

Daesh adalah istilah untuk menyebut ISIS dalam bahasa Arab.

Pasca Tragedi Paris, WNI Sempat Tertahan di Perbatasan

PARIS - Seorang warga negara Indonesia (WNI) menyatakan suara sirene terdengar sepanjang malam sampai dengan pukul tiga pagi waktu setempat, pasca serangan di Paris.

Irene Perelli, WNI tinggal sekitar 300 meter dari lokasi kejadian di La Belle Equipe dan hanya 1,5 km dari gedung konser Bataclan mengatakan, tidak mendengar suara tembakan pada saat kejadian.

"Ketika kejadian saya lagi di rumah menonton televisi, tetapi karena rumah saya tidak menghadap ke jalan jadi tidak terdengar ada tembakan, tetapi sesudah kejadian saya dengar banyak sekali suara sirene polisi dan ambulan," jelas Irene kepada BBC Indonesia.

Irene mengatakan, pemberitaan di media Paris menyebutkan, jalanan di sekitar rumahnya masih ditutup hingga pagi karena masih dalam penyelidikan polisi.

Menurut Irene, lokasi kejadian merupakan pusat keramaian dan banyak tempat makan di sepanjang jalan yang dipenuhi pengunjung terutama pada Jumat dan Sabtu malam.

Tertahan di Perbatasan Pemerintah Paris mengimbau warganya agar tetap tinggal di rumah dan sejumlah tempat publik ditutup termasuk sekolah dan dan universitas pada Sabtu (14/11/2015).

Rita Fitri Desianti, WNI yang tinggal di Paris, mengatakan sekolah anaknya juga diliburkan pada Sabtu ini.

"Kita disuruh tetap tinggal di rumah oleh pemerintah, dan semua tempat publik tutup hari ini, " jelas dia.

Selain menghimbau warga agar tetap di rumah, pemerintah Perancis juga mengumumkan keadaan darurat dan menutup perbatasan.

Sementara itu, Yuliana Sandy, WNI di Paris, mengatakan sempat tertahan di perbatasan ketika dalam perjalanan menuju Prancis dari Belanda.

"Kami sempat tertahan di Rotterdam selama dua jam, karena ada informasi perbatasan Prancis telah ditutup, kemudian supir bis memberitahukan kepada penumpang yang ingin melanjutkan perjalanan silakan tetap di dalam bus, akhirnya kami sampai juga di Paris, entah apakah perbatasan sudah dibuka atau belum, tapi kami dapat masuk Prancis," jelas dia.

Ketika sampai di Paris, Yuliana menyatakan suasananya sepi karena memang Sabtu sebagian besar warga libur.

Lokasi serangan di Paris

- La Belle Equipe, 19 tewas dalam serangan senjata.
- Bar Le Carillon dan restoran Le Petit Cambodge 14 tewas dalam serangan senjata.
- Restoran La Casa Nostra , 5 tewas dalam serangan senjata.
- Stade de France, St Denis, bagian utara Paris - ledakan terdengar diluar arena, tiga penyerang tewas.
- Gedung konser Bataclan - diserang pria bersenjata, 80 tewas.

Cerita Pria yang “Diselamatkan” Smartphone dari Tembakan saat Tragedi Paris

Serangan teroris di kota Paris pada Jumat (13/11/2015) malam menyisakan beberapa kisah menarik. Salah satunya dialami oleh seorang korban bernama Sylvestre.

Kepada media Perancis, iTele, Sylvestre menceritakan peristiwa di salah satu tempat kejadian, tepatnya di luar stadion Stade de France. Ia mengaku terjebak di tengah-tengah penembakan yang dilakukan oleh teroris.

Ajaibnya, Sylvestre berhasil selamat dari kejadian tersebut. Pria ini, sebagaimana KompasTekno rangkum dari Sydney Morning Herald, Sabtu (14/11/2015), diselamatkan oleh smartphone miliknya.

Smartphone Samsung terkena tembakan peluru (iTele)

Sylvestre mengklaim, kepalanya bisa saja "meledak" akibat terkena peluru. Namun, smartphone itu berhasil melindungi kepalanya. Tampaknya, body dari perangkat tersebut mampu meredam kecepatan sebuah peluru.

Tidak dirinci, seri smartphone yang digunakan olehnya. Akan tetapi, berdasarkan foto yang dilansir, tampaknya Sylvestre menggunakan Samsung Galaxy S6 atau Galaxy S6 Plus.

Di perangkat, nama "Samsung" memang tertulis. Sementara itu, peletakan lensa dan lampu flash yang terlihat di foto memang tidak berbeda dari Galaxy S6.

Bagian belakang perangkat tersebut memang terlihat membengkok, tampak seperti terkena peluru. Di bagian depannya, kaca perangkat tampak retak.

"Lihat, ini ponsel yang menyelamatkan nyawa saya. Kalau tidak, kepala saya sudah meledak," katanya.

Meskipun selamat, Sylvestre mengaku mengalami luka tembak di dua bagian tubuh. Ia tertembak di bagian kaki dan juga bagian badan.

Sylvestre menceritakan bahwa ada sebuah peluru yang mengarah langsung ke bagian tulang rusuknya. Untungnya, ia hanya mengalami goresan. Peluru itu tidak bersarang di dalam tubuh.

Sylvestre menduga bahwa jaket tebal yang dipakainya menyelamatkan dirinya dari luka berat. Jaketnya memang cukup tebal sehingga mampu mengurangi kecepatan peluru.

"Saya tidak ingin ini terjadi kepada siapa saja," ujarnya.

Di stadion itu, pertandingan sepak bola persahabatan sebenarnya sedang berlangsung antara Perancis dan Jerman.

Di dalam stadion, Presiden Perancis Francois Hollande hadir bersama 80.000 penonton. Hollande berhasil dievakuasi beberapa saat setelah ledakan bom terdengar dari arah luar stadion.






sumber : tribun
Share this article :

Dunia Bintang School

Visitors Today

Recent Post

Popular Posts

Hot Post

Dua Pemancing Tergulung Ombak Di Tanah Lot Masih Misteri

Dua Orang Hilang di Lautan Tanah Lot, Terungkap Fakta: Istri Melarang dan Pesan Perhatikan Ombak TABANAN - Sekitar sembilan jam lamany...

 
Support : Dre@ming Post | Dre@aming Group | I Wayan Arjawa, ST
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Bali - All Rights Reserved
Template Design by Dre@ming Post Published by Hot News Seventeen