Menyingkap Berita Tanpa Ditutup Tutupi
Home » , » Pesta Arak, 3 Tewas, 35 Dirawat

Pesta Arak, 3 Tewas, 35 Dirawat

Written By Dre@ming Post on Rabu, 15 Januari 2014 | 7:14:00 AM

Jatuh 3 korban tewas dan 39 korban dilarikan ke rumah sakit untuk dirawat intensif. Korban tewas pesta arak maut di Desa Katung kala itu masing-masing I Wayan Ristana, 27 (bekerja sebagai sopir), I Wayan Mundra, 35 (petani), dan I Wayan Sujana, 35 (petani). Sedangkan dari 39 korban yang rawat inap, sebagian dirawat di RS Sanglah, Denpasar. Beberapa di antara mereka harus menjalani cuci darah. Gbr Ist
SINGARAJA - Tragedi yang mirip pesta arak oplosan di kawasan pegunungan Desa Katung, Kecamatan Kintamani, Bangli, dua tahun silam terjadi lagi di Desa Munduk, Kecamatan Banjar, Buleleng. Tiga (3) warga Desa Munduk tewas akibat tenggak minuman keras arak oplosan, sementara 35 korban lainnya harus dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.

Tiga korban tewas dalam pesta arak oplosan di Desa Munduk, Kecamatan Banjar ini masing-masing I Gede Suta Arjawa, 39, I Made Dwi Adnyana, 45, dan I Komang Rudi Alam, 35. Korban Gede Suta Arjawa dan Komang Rudi Alam meninggal dunia, Selasa (14/1) dinihari. Sedangkan korban Made Dwi Adnyana telah lebih dulu meregang nyawa dua hari sebelumnya, Minggu (12/1). Tidak diketahui pasti, kapan korban Made Dwi Adnyana tenggak arak maut. Tapi, arak maut itu diduga dibeli korban Made Dwi Adnyana di Banjar Dinas Beji, Desa Munduk. Arak maut tersebut belum sempat dihabiskan korban Dwi Adnyana. Belakangan, korban Dwi Adnyana mengalami keracunan, lalu tewas saat dibawa ke UGD RSUD Buleleng di Singaraja, Minggu pagi pukul 10.00 Wita. Karena ada kematian, warga kemudian begadang di rumah duka keluarga Made Dwi Adnyana di Banjar Taman, Desa Pakraman Munduk, Minggu malam.

Menurut Kelian Dinas Banjar Taman, Desa Munduk, I Putu Buda, sebagian warga yang makemit ini diduga minum arak maut di rumah duka, Senin malam. Akibatnya, jatuh dua korban nyawa lagi, yakni Gede Suta Arjawa dan Komang Rudi Alam. Namun, Putu Buda tidak tahu pasti apakan kedua korban susulan tewas karena tenggak arak maut di rumah duka atau sempat minum di warung. Demikian pula 35 korban arak oplosan lainnya yang dilarikan ke rumah sakit. Yang jelas, sebagian besar arak oplosan berasal dari Banjar Taman, Desa Munduk. “Memang, sisa arak di rumah duka (Dwi Adnyana) sempat dikeluarkan dan diminum ramai-ramai. Tapi, saya tak tahu apakah sebelumnya mereka sempat minum di tempat lain? Saya juga tidak tahu asal-usul arak pembawa petaka tersebut,” jelas Putu Buda, Selasa kemarin. Korban Komang Rudi Alam sendiri menghembuskan napas terakhir dalam perawatan di RS Parama Sidhi Singaraja, Selasa dinihari pukul 03.00 Wita. Sedangkan korban Gede Suta Arjawa meregang nyawa di rumah sakit yang sama, Selasa dinihari pukul 04.00 Wita.

Selain 3 orang tewas, ada lagi 35 korban arak oplosan yang harus dilarikan ke RUSD Buleleng di Singaraja. Dua (2) korban di antaranya harus menjalani rawat inap di RSUD Buleleng, sedangkan 33 korban lainnya dibolehkan pulang dan hanya rawat jalan setelahs empat dirawat di ruimah sakit, Selasa dinihari. Dua (2) korban arak oplosan yang duirawat inap di Kamar Flamboyan RSUD Buleleng masing-masing Jona Indrawan, 26, dan I Putu Wiarna, 51. Korban Jona Indrawan mengaku dia dan rekan-rekannya pesta arak di Warung Duta, Desa Munduk, hari Minggu. “Karena keracunan dan penglihatan kabur, say dibawa ke RS oleh keluarga, Senin sore,” ungkap Jona Indrawan  di RSUD Buleleng, Selasa kemarin.

Sedangkan 33 warga Desa Munduk lainnya yang jadi korban arak oplosan dan harus menjalani rawat jalan di RSUD Buleleng masing-masing Ardiono, 25, Ari Sudnyana, 38, Edi Wirawan, 27, Meli Adiawan, 32, Ari Astiawan, 25, I Komang Astina, 34, I Gede Widiantara, 21, Marlianta, 32, I Gede Mudita, 30, Rupadana, 39, I Nyoman Suterman, 52, I Gede Ripawan, 25, Budi Darma, 19, Arika, 42, I Putu Yorman, 30, I Nyoman Budiadnya, 45, I Made Suarca, 38, I Made Sarba, 52, Dwi Arnawa, 38, Rere Suherman, 19, Agus Winaya, 16, I Putu Martina, 36, Mahananda, 26, Toni Sutisna, 27, Edi Hermawan, 26, I Putu Suarnaya, 55, I Nyoman Sutarya, 49, Tri Adnyana, 43, I Putu Suartika, 33, I Putu Rupa, 30, I Gede Mudita, 45, I Ketut Carik, 40, dan I Putu Wayhudi Putra, 23. Sementara, pihak kepolisian telah mengamankan satu orang terkait kasus pesta arak maut di Desa Munduk ini.

Orang yang diamankan itu adalah I Komang Duta Artawan alias Komang Datuk, warga yang menjual minuman keras jenis arak di Banjar Dinas Beji, Desa Munduk. Kapolsek Banjar, Kompol I Made Sanjaya, menyatakan pihaknya masih melakukan penyelidikan kasus pesta arak maut di Desa Munduk yang merenggut 3 nyawa dan 35 korban masuk rumah sakit ini. Termasuk di antaranya menyelidiki asal-usul arak maut. “Kami masih melakukan pengembangan. Asal-usul minuman keras ini juga belum jelas, apakah dari pedagang yang kami amankan ini atau berasal dari mana? Keluarganya juga sedang kami mintai keterangan dan belum bisa memberikan keterangan pasti di mana saja para korban sempat minum-minuman keras,” ungkap Kapolsek Made Sanjaya saat dikonfirmasi, Selasa kemarin. Jajaran Polsek Banjar kemarin sudah terjun ke Desa Munduk untuk melakukan penyisiran terhadap warung-warung penjual arak.

Dari penyisiran tersebut, polisi hanya mendapatkan seorang pemilik warung arak, yakni Komang Duta Artawan alias Komang Datuk. Pemilik warung ini diamankan bersama barang bukti berupa arak 50 liter dalam sebuah gentong plastik. Kepada penyidik, Komang Datuk membantah jual arak oplosan. Menurut Komang Datuk, dirinya menjual arak murni yang dibeli di Desa Bestala, Buleleng. “Ini araknya saya dapat dari Desa Bestala. Katanya arak murni, saya hanya jual araknya saja. Saya tidak ada mencampur apa-apa,” kilah Komang Datuk. Sementara itu, suasana duka terjadi di rumah keluarga korban tewas Gede Suta Arjawa di Banjar Beji, Desa Pakraman Munduk, Kecamatan Banjar, Selasa kemarin. Pantauan kami, krama sebanjar kemarin melayat ke rumah duka dan sekalian Bantu persiapan upacara penguburan almarhum. Jenazah korban arak maut ini rencananya akan dimakamkan melalui upacara Makingsan ring Gni di Setra Desa Pakraman Munduk pada Saniscara Paing Menail, Sabtu (18/1) nanti.

Gede Suta Arjawa yang kesehariannya bekerja sebagai sopir pengantar tamu berpulang buat selamanya dengan meninggalkan seorang istri, Ni Luh Yuriani, 36, serta dua anak yaknu Ni Putu Wahyu Candra, 12, dan I Kadek Ryan Permana, 6. “Saya sudah sering larang suami (Suta Arjawa) tenggak minuman keras, tapi tidak pernah digubris. Suami saya bilang, De larang-larange, hidup bin kejep (Jangan dilarang, hidup lagi sebentar, Red)’,” tutur Luh Yuriani. Sedangkan korban Made Dwi Adnyana berpulang buas selamanya dengan meninggalkan seorang istri, Ni Luh Udayani, 38, serta dua anak yang masih kecil: I Putu Wira Kususm, 10, dan Ni Kadek Risya Elita, 3,5. Ini untuk kesekian kalinya terjadi tragedi pesta arak maut yang merenggut korban nyawa dalam jumlah banyak di Bali dalam kurun dua tahun terakhir. Kasus heboh sebelumnya terjadi di Desa Katung, Kecamatan Kintamani, Bangli, 1 September 2012 silam.

Ketika itu, jatuh 3 korban tewas dan 39 korban dilarikan ke rumah sakit untuk dirawat intensif. Korban tewas pesta arak maut di Desa Katung kala itu masing-masing I Wayan Ristana, 27 (bekerja sebagai sopir), I Wayan Mundra, 35 (petani), dan I Wayan Sujana, 35 (petani). Sedangkan dari 39 korban yang rawat inap, sebagian dirawat di RS Sanglah, Denpasar. Beberapa di antara mereka harus menjalani cuci darah.



sumber : NusaBali
Share this article :

Dunia Bintang School

Visitors Today

Recent Post

Popular Posts

Hot Post

Dua Pemancing Tergulung Ombak Di Tanah Lot Masih Misteri

Dua Orang Hilang di Lautan Tanah Lot, Terungkap Fakta: Istri Melarang dan Pesan Perhatikan Ombak TABANAN - Sekitar sembilan jam lamany...

 
Support : Dre@ming Post | Dre@aming Group | I Wayan Arjawa, ST
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Bali - All Rights Reserved
Template Design by Dre@ming Post Published by Hot News Seventeen