DENPASAR - Gubernur Bali Made Mangku Pastika tidak mau perawatan dirinya di Wings Internasional 
RS Sanglah, sejak Rabu (26/9) malam, menjadi misteri, apalagi dijadikan bahan politisasi lewat media massa. Karena itu, Jumat (28/9) siang Gubernur Pastika undang wartawan masuk ke ruang perawatannya di Ruangan VIP Jepun Kamar 14 Wings Internasional. Kondisi Pastika sudah membaik, bahkan dibolehkan pulang dari RS, Sabtu (29/9) ini.
RS Sanglah, sejak Rabu (26/9) malam, menjadi misteri, apalagi dijadikan bahan politisasi lewat media massa. Karena itu, Jumat (28/9) siang Gubernur Pastika undang wartawan masuk ke ruang perawatannya di Ruangan VIP Jepun Kamar 14 Wings Internasional. Kondisi Pastika sudah membaik, bahkan dibolehkan pulang dari RS, Sabtu (29/9) ini.
Pada hari ketiga dirawat di Wings Internasional RS Sanglah, Jumat kemarin, berbagai kalangan lalu-lalang menjenguk Gubernur Pastika, sejak pukul 11.00 Wita. Dari kalangan pejabat yang hadir di ruang tunggu kamar perawatan Gubernur Pastika, antara lain, Kepala Biro Humas Pemprov Bali I Ketut Teneng, Kadis Kesehatan Provinsi Bali I Ketut Suarjaya, Kepala BKD Bali I Ketut Rochineng, hingga beberapa anggota Komisi I DPRD Bali.
Beberapa pensiunan perwira Polri mantan anak buah Pastika saat menjadi Kapolda Bali, juga ikut menjenguk Gubernur. Selain itu, ada pula tetangga Pastika dari Sekar Tunjung Center serta Relawan Bali Mandara seperti Ketut Ngastawa dan Bhagaskara. Demikian pula kalangan media massa yang ingin
mendapatkan informasi, berseliweran untuk memantau kondisi Pastika.
mendapatkan informasi, berseliweran untuk memantau kondisi Pastika.
Kebetulan, siang itu dokter ahli jantung Prof Dr dr I Wayan Wita sedang menjenguk Pastika. “Pak Prof Wita menjadi tim dokter di sini. Selain memang ada dokter dari RS Harapan Kita Jakarta sebagai pihak yang diajak konsultasi, namanya dr Munawar. Dia itu, dr Munawar, juga Dokter Kepresidenan,” ujar salah seorang kolega Pastika.
Saat jam makan siang sekitar pukul 11.30 Wita, Gubernur Pastika yang ditemani istrinya, Ny Ayu Pastika, dan ajudannya, I Made Mahadi, langsung memanggil sejumlah awak media untuk masuk ke ruangan perawatannya. Namun, karena tempatnya terbatas, tidak semua orang bisa masuk.
“Bagaimana berita di Koran, heboh lagi, ya?” seloroh Pastika yang juga ikut masuk ke ruang perawatannya. Pastika kemudian menjelaskan seputar kondisinya yang drop karena flu berat akibat kelelahan pasca menghadiri sejumlah kegiatan kemasyarakatan di luar kota.
“Saya kalau sudah drop memang begini. Kecapekan dengan kegiatan yang padat. Mau bagaimana lagi? Ada yang mengundang, ada masyarakat datang, kan nggak mungkin ditolak,” katanya.
“Kemarin pas banyak perjalanan jauh ke daerah-daerah, jadi agak capek. Saya pilek. Karena kondisi drop, dahak saya meningkat, ya sesak jadinya. Tapi, nggak apa-apa, cuma perlu istiraharat,” lanjut mantan Kapolda Bali dan Kalakhar Badan Narekotika Nasional (BNN) berpangkat Komjen Pol (Purn) ini. Pastika juga sempat menyinggung fenomena sekarang yakni soal adanya undangan masyarakat kepada pejabat datang ke acara karya di pura-pura, lalu menjadi sebuah garapan politik. Menurut Pastika, dirinya yang memenuhi undangan masyarakat di pura-pura karena berkomitmen datang untuk matur sembah, bukan atas kepentingan politik.
“Kalau saya berharap pemimpin nanti datang ke pura bukan untuk urusan politik. Memang saya berkeinginan tangkil ke pura untuk menyembah Ida Batara,” ujar Pastika. Dia menambahkan, datang ke berbagai pura untuk bersembahyang sudah sering dilakukan sejak masih menjadi Kapolda Bali. “Jadi, saya tangkil ke pura tidak saat ada kepentingan politik, seperti yang terus muncul di media.” Lalu, kapan Gubernur Pastika akan pulang dari RS dan melanjutkan tugas-tugas dinasnya? Menurut Pastika, sebenarnya Jumat pagi kemarin dirinya ingin pulang dari RS. Namun, tim dokter memintanya istirahat di rumah sakit dulu. “Kata dokter sih baiknya harus istirahat di rumah. Tapi, paling bagus istirahat di rumah sakit saja, biar terpantau dan nggak repot. Namun, besok (hari ini) saya maunya pulang,” ujar Pastika.
Informasi terkini yang diperoleh Kepala Biro Humas Pemprov Bali, Ketut Teneng, dari pihak tim dokter di RS Sanglah, Gubernur Pastika sudah dibolehkan pulang ke rumah jabatan Gedung Jaya Sabha Denpasar, Sabtu ini. “Informasi terbarunya seperti itu, Pak Gubernur sudah boleh tinggalkan rumah sakit besok (hari ini),” ujar Ketut Teneng melalui SMS kepada NusaBali, Jumat sore. Pantauan NusaBali, Jumat kemarin, tangan kanan Pastika masih dipasangi infuse. Pastika mengenakan baju kaos putih dan celana pendek biru dongker. Namun, Pastika terkadang minta agar infuse dicabut, karena fungsinya dianggap tidak begitu vital, kecuali gawat darurat. “Ini prosedur penanganan. Ketika saya masuk RS di Singapura dulu, ya ini dipasang pertama. Kalau yang di tangan kiri saya ini, alat mengetes tensi,” beber Pastika.
Sementara itu, dalam perawatan di Wings Internasional RS Sanglah, Jumat kemarin, Pastika justru tolak santap menu makan siang yang disiapkan pihak RS. Pastika malah minta menu masakan Padang.
Menu makan siang yang disiapkan pihak RS itu kemarin tampaki dibawakan sang istri, Ny Ayu Pastika. Karena ditolak, Ny Ayu Pastika pun buru-buru mengambil sebungkus masakan Padang yang sudah ada sebelumnya. Konon, masakan Padang langganan Pastika dibeli di Warung Makan ‘Sari Bundo’ yang berlokasi di depan Kantor TVRI Denpasar, kawasan Niti Mandala. Ada beberapa bungkus masaka Padang dari Sari Bundo yang sudah disiapkan di ruang tunggu kamar perawatan Gubernur Pastika di RS kemarin. Nasi bungkus itu kemudian dibagi-bagikan kepada ke awak media dan kalangan pejabat yang sedang menjenguk Gubernur.
Pastika juga ikut makan sambil ngobrol bersama awak media dan penjabat. Menurut Pastika, dirinya lebih senang makan sambil ngobrol. Dia juga tidak ada pantangan, meski dirawat di RS. ”Saya ini nggak ada pantangan. Bahkan, dalam masa perawatan, saya biasa menyantap lawar dan babi guling,” paparnya.
Dre@ming Post______
sumber : NusaBali
